Antara Cinta dan Janji Persahabatan (part 7)
****
Alvin’s bedroom
Alvin sedang asyik main psp di ranjangnya. Cakka yang kebetulan lewat karna dia habis dari kamar ozy, melihat pintu terbuka lebar. Ia teringat sesuatu lalu ia masuk ke dalam kamar alvin lalu duduk disamping alvin
“vin, jadi selama ini lo suka keluar rumah karna mau ngirimin sivia, buket bunga mawar” tanya cakka. Dengan segera alvin menaruh pspnya Dan menatap cakka
“tau darimana lo” tanya alvin
“lo jawab dulu. Baru gw jawab”
Alvin menunduk “iya” lirihnya lalu mendongak menatap cakka
“tapi kka plis jangan kasih tahu obiet” lanjutnya
“iya gw gk bakal ngasih tahu atau yang lain koq. tapi lo gila yah vin, kalau ketahuan teman-temannya sivia kan bisa gawat”
“hehehe… tapi kka lo tau darimana sih”
“gw cuman nebak”
“lah koq semua tentang sivia lo selalu tebak sih. Pertama lo nebak kalau sivia punya peraturan sama kayak kita. Kedua lo nebak lagi kalau gw selalu ngirimin sivia buket bunga mawar. Jangan-jangan lo punya telepati yah”
“alvin cuman kebetulan aja. Gw gk punya telepati koq”
“gk mungkin kan gw bilang, kalau gw deket ama sobatnya sivia” batin cakka
“tapi koq bisa sih tebakan lo itu benar”
“gw kan udah bilang. Kebetulan aja. Vin, saran gw, udah deh, lo gk usah ngirim buket bunga lagi ke rumahnya sivia, ntar sivia kena masalah ama sahabatnya. dan lo juga kena masalah ama yang lain”
“yah maunya gw sih gitu karna sekarang gw udah deket ama via, jadi kalau gw mau ngasih bunga, ntar deh pas ketemuan”
“lo mau ngasih bunga pas ketemuan? Artinya…?”
“waduh! Bicara apa gw barusan” batin alvin yang baru sadar akan ucapannya
“iya deh gw ngaku. Waktu gw pulang telat, yang ngomongnya ke toko buku itu gw habis jalan ama sivia”
“hem… udah ngelanggar nih kodok. Gw punya temen berarti”
“ok! Rahasia lo ditangan gw untuk saat ini aman” kata cakka lalu keluar
“untuk saat ini? Berarti suatu saat nanti bakalan dia bocorin dong” batin alvin
****
2 minggu berlalu…
UN telah selesai. Oik dkk tinggal menunggu pengumuman kelulusan bulan depan
Ting…tong… bel rumah berbunyi sivia segera keluar berharap yang datang adalah alvin. Tapi sayang saat ia membuka pintu rumah. Seorang gadis tinggi, putih dengan topi di kepala kaca mata hitam yang melekat manis dimatanya celana jeans selutut dan baju berwarna biru, Higheels kira-kira setinggi 6 cm Dan satu lagi dua buah koper disampingnya dengan anggunnya berdiri di depan pintu. Gadis itu membuka kaca matanya. Sivia ternganga
“siang! Dek” sapanya
“siang… kak?” balas sivia masih tak menyangka
“kenapa sampai kayak gitu. Ada yang aneh dengan aku”
“gk ada koq kak. Ayo masuk” sivia mempersilahkan gadis itu. Lalu sivia membawa salah satu koper gadis itu
“siang semua” teriak gadis itu. Oik yang melihat gadis itu langsung ternganga
“kakak‼” seru oik
“kak shilla kapan datangnya” tanya ify.
“kesini koq gk bilang ama aku. Kan aku bisa jemput + jaga-jaga” kata oik memaki kakaknya. bukannya berlari memeluk kakaknya ia malah ngomel
“jaga-jaga buat apa ik” tanya kak shilla
“tau ah” balas oik
“jadi kak kapan kakak datang n berapa lama disini” tanya ify lagi
“baru aja kayaknya sampai masalah perusahaan ayah selesai deh. Sengaja kakak gk bilang kalau mau kesini. Soalnya kakak mau ngasih surprise buat kamu. Oh iya kakak bawa oleh-oleh untuk kalian semua” kata shilla lalu berdiri dan mengambil koper yang dibawa oleh sivia. Membuka koper itu lalu mengeluarkan isinya. Tas asli buatan prancis ber merk hermes. Tas yang diburu selebriti dunia
Shilla menyerahkan tas itu pada oik “nih buat kamu”
Oik mendengus kesal “kak ini terlalu mewah untuk aku”
“yaudah yang ini aja” shilla menyerahkan higheels yang setinggi 7 cm kepada oik
Oik kembali menolaknya “aku gk suka higheels yang setinggi ini”
Shilla lalu mengambil kotak jam tangan, lalu membukanya. Sepasang jam tangan (khusus 1 buat cowo 1 buat cewe) yang berwarna putih “ok ini, ini kakak beli di prancis tpi ini buatan swiss”
“one buat cakka” batinnya
Oik tersenyum lebar lalu mengambilnya “ini baru oik suka”
“oh iya kakak kan habis dari prancis sekalian jengukin bunda, nah bunda ngasih ini. Mungkin kalian bisa coba. Ini make up dari bahan alami. Buatan bunda aku” jelas kak shilla sambil memperlihatkan dua buah cream wajah
Acha, dan sivia segera merebutnya dari tangan shilla “waw ini harganya di mall mahal kak. Sekitar 500 ribu” kata acha
“yaudah kalian pilih mana yang kalian suka, satu orang satu barang. Ok!”
“siapa” akhirnya acha, ify, n sivia membongkar barang bawaan shilla. Agni dia hanya geleng-geleng kepala
“dasar cewe” lirihnya.
Shilla menatapnya “kalau mereka cewe kamu apaan”
Agni tersenyum “hehehe sama sih kak, tapi kalau soal barang kayak gitu aku gk terlalu suka”
“nih ik” kata shilla sambil memberikan oik satu cream wajah
“gk pake kak. Aku males pake produk mahal kayak gitu” kata oik. Shilla hanya geleng-geleng melihat adiknya
“oik, itu produk alami gk mahal koq, disini aja harganya mahal, kalau di prancis murah koq”
“cuman 10.000 euro” tebak oik
“seulement € 1000” lanjut shilla
“nolnya doang yang beda, tapi tetap aja mahal kak. Udah ah jangan paksa oik” kata oik lalu beranjak dari tempatnya
“kakak tidur dilantai dua, sebelah kamar ify. Tapi oik juga mau kesana beresin tempat tidurnya soalnya tempat itu udah lama gk kepake” lanjut oik lalu membawa satu salah koper shilla ke lantai dua
“kak shilla lama gk yach disini” batin oik lalu ia duduk di ranjang, menatap kotak jam tangan yang diberikan oleh kakaknya tadi
“besok ajakin cakka jalan ah‼” lirihnya lalu menyimpan kotak itu di meja dan mulai membereskan tempat tidur kamar shilla
“dek!”
“ada apa kak”
“kakak boleh tau gk nama cowo yang lagi deket sama kamu”
“kak mau taro mana goldi sama. Si siapa aku lupa namanya”
“kakak cuman mau tau namanya aja”
“gk sekarang takutnya tuh mulut kakak nyerocos ama yang lain”
“kakak akan bicara dengan teman kamu masalah perjanjian itu”
“kakak gk usah ikut campur deh”
“kakak cuman mau bantuin kamu ik”
“terserah. Tapi kak oik udah gede, oik bisa koq selesain ini sendiri, gk butuh bantuan kakak” oik beranjak dan pergi. Shilla hanya mengangkat bahunya
****
@livingroom
“ni, mending kamu pertimbangkan lagi deh pendapat oik yang kemarin”
“hilangin perjanjian itu?”
“iya. Kita kan udah mau masuk perguruan tinggi. Lagipula cowo gk sejahat itu juga koq”
“aku jadi curiga, jangan-jangan kalian udah pada deket ama cowo”
“yah gk gitu juga ni. Kita sih bukan deket tapi mau. Kalau perjanjian udah di hilangkan, kita bakal cari cowo deh. Biar gk melanggar”
“iya ni. Lagipula oik juga kan udah mau ke prancis, jadi gk seru lah kalau perjanjian itu yang jalanin cuman kita berempat”
“iya, kan kak shilla mau ngajak oik ke prancis kalau masalahnya udah selesai”
“apa kamu bilang cha. Aku ke prancis?? Gk akan” oik yang baru saja ingin duduk mengurungkan niatnya dan berbalik. Oik naik ke lantai dua tempat kamar kakaknya berada. Oik mendapati kakaknya sedang membereskan barang-barangnya
“kak, kalau niat kakak kesini buat ngajak aku ke prancis. Gk usah berharap aku akan ikut” kata oik mengambil kotak jam tangannya yang ketinggalan lalu keluar
“oik!” panggil shilla tapi oik tak memperdulikannya.
Oik pergi ke kamarnya. Mengambil kunci mobil dan segera pergi
“kamu mau kemana ik” tanya sivia yang melihat oik berjalan ke arah pintu. Tak ada jawaban dari oik
“dia lagi marah!” kata agni
“habis berantem dah tuh” sambung acha
“cuman 3 yang sama dari mereka. Sama-sama cantik, sama-sama pinter n sama-sama baik. Kalau urusan fashion mereka kayak bukan saudara”
“kak shilla juga playgirl, beda ama oik yang selalu disakitin ama playboy”
“kalau urusan uang. Lebih boros kak shilla dari oik”
“n lebih matre kak shilla daripada oik”
“waktu bunda oik hamil oik. Bunda oik ngidam apaan yah. Koq bisa sifat anak ama ibu beda banget”
“gk tau”
“udah. Kak shilla denger baru tahu rasa. Sana via masak” kata agni. Sivia lalu beranjak
“iya. Iya” katanya lalu pergi ke dapur. Tak lama shilla datang
“fy, pinjem mobil donk. Kakak mau cari oik” kata shilla. Ify mengangguk, lalu melemparkan kunci mobil ke arah shilla. Shilla menangkapnya dengan baik
“emang kk tahu oik kemana” tanya acha
“iya. Biasanya kalau dia marah dia hanya ke satu tempat” kata shilla
“kakak pergi yah” pamitnya. Yang lain mengangguk
****
Disebuah bukit seorang gadis sedang mengeluh akan sifat keluarganya
“mereka semua itu gk mengerti gimana perasaan aku. Kalau aku gk mau. Yah gk usah di paksa” kesalnya
“aku kan baru aja kenal ama cakka. Masa’ aku harus ninggalin dia”
“kakak, ayah, ama bunda sama aja. Sama-sama NYEBELIN” kesal oik
“dek!” panggil seseorang. Oik berbalik dengan malas ia tahu siapa orang itu
Oik kembali menatap kedepan “masih ingat ama tempat ini” tanya oik. Orang itu duduk disampingnya
“kakak gk akan lupa tempat ini, sampai kapanpun” kata shilla. Oik hanya diam dengan wajah kesal
“kenapa? Kamu masih marah? Bukannya tempat ini bisa membuatmu tenang?”
“aku bad mood lihat kk”
“ik, kamu belum dengar penjelasan kakak kan”
“tapi aku udah denger dari acha”
“bukan dari kk? Harusnya kamu dengar dulu kk. Kan yang lebih real itu dari kakak”
“tau ah”
“ik, yang nyuruh kamu ke prancis bunda kan? dan kakak kesini karna perintah ayah. Bunda memang bilang kalau kamu harus sekolah di prancis. Tapi kakak udah bilang ama bunda, untuk minta pendapatmu dulu. Dan bunda minta kamu untuk ke prancis”
“aku gk akan pergi”
“kakak belum selesai ik”
“yaudah lanjutin. Oik dengerin deh”
“bunda nyuruh kamu ke prancis bukan untuk menetap disana, setidaknya untuk liburan, belajar berinteraksi dengan warga sana, dan kalau kamu suka tinggal disana, kamu boleh kuliah disana, tapi kalau kamu gk suka kamu boleh kembali ke jakarta. Tapi sebenarnya Bunda kangen ama kamu, dia pengen tinggal ama kamu lagi!”
“kalau bunda kangen, kenapa bukan bunda yang kesini”
“kamu harus mengerti pekerjaan bunda disana. Jadi kalau liburan kamu sekali-kali ke prancis. Karna mustahil bunda yang jengukin kamu disini. bunda terlalu sibuk”
“trus kalau bunda sibuk. Kalau aku ke sana bareng siapa aku disana kalau bunda kerja”
“makanya ik, kamu kesana dulu. Belajar berinteraksi dengan warga disana, jadi kalau bunda sibuk kamu bisa jalan dengan teman baru kamu disana. Atau kamu bisa ke salon bunda, melihat bunda bekerja”
“tapi kalau aku kesana, trus bunda ngelarang pulang ke indonesia gimana”
“gk akan deh ik”
“kalau bunda tiba-tiba berubah pikiran trus gk ngasih aku tiket pulang gimana”
“oik, biar bagaimanapun bunda itu ibu kita. Sekeras-kerasnya dia, dia mengerti koq keadaan kita. Dia gk akan maksain kamu, percaya deh sama kakak”
“kakak sih mengerti sifat bunda, aku kan gk. Dari kecil udah pisah ama bunda jadi mana aku tahu gimana bunda itu”
“kalau bunda maksa kamu untuk kuliah di prancis. Telpon kk biar kk yang bicara ama bunda”
Oik terdiam “cakka…” batinnya
“jadi ik gimana, kamu mau pergi ke prancis ama kk”
“kakak perginya masih lama kan”
“iya, mungkin dua minggu lagi”
“masih banyak waktu bareng cakka” batin oik
“mau yah. Jangan kecewain bunda”
Oik mengangguk pelan. Shilla lalu merangkul oik
“gini baru adik kk. Emangnya kamu gk kangen apa ama bunda”
“kangen sih kak, aku jadi penasaran apa bunda masih secantik 3 tahun yang lalu gk yah”
“bunda masih cantik koq. kakak juga waktu mau kesini itu gk berhenti lihat foto kamu waktu masih klz 3 smp. Kakak mikir gimana yah sekarang apa dia udah tambah gede. Ternyata oik gk berubah. Tetap dengan sifat gegabah, kekanak-kanakan, polos, lemot, n gk suka barang yang terlalu mewah. Netral! kakak senang kamu gk berubah”
“hahaha. Kakak bisa aja. Aku juga kangen sama kk. Kakak juga masih sama. Masih baik n gk sombong, masih Playgirl, centil, gk suka basa-basi, selalu pintar nge-gombal, n selalu senang dengan barang mewah. Aku juga senang kakak gk berubah Tapi kak ada pengecualian yah, kakak gk boleh rebut cowo aku”
“iya gk akan koq. emang kamu udah jadian ama cowo itu”
“belum sih. Siapa tau aja kan aku punya cowo. Mengalahkan gantengnya justin bieber, seu eun dan goldi”
“biar mengalahkan gantengnya orang-orang itu kakak juga gk akan rebut kalau itu punya adik kakak”
“awas kalau kakak rebut”
“kalau kakak rebut kamu mau apa”
“aku mau ke prancis cari rumah kak goldi, trus bilang kalau kakak udah tigain dia bukan duain”
“wah kejam. Iya deh kakak gk akan rebut”
“sekalipun nyebelin kak shilla tetap baik” batin oik
****
Keesokan harinya. Shilla ke kantor menggunakan mobil oik karna oik udah gk sekolah. Tepat pukul 5 sore. Oik menerima pesan dari cakka
From : Cakka
Ik, jalan yuk!
Kamu gk sibuk kan??
Oik tersenyum “Pas banget”
To : Cakka
Aku gk sibuk koq!
Emang mau kemana?
From : Cakka
Kemana aja boleh!
Yaudah kamu siap-siap. Aku jemput kamu. 20 menit lagi aku sampai
To : Cakka
Ok! Aku tunggu
Setelah pesan terkirim oik segera ganti pakaian. Setelah selesai ia mengambil kotak jam tangan yang diberikan oleh kakaknya. Ia memasukkan kotak itu ke dalam tasnya lalu keluar dari kamarnya
“mau kemana ik” tanya sivia saat melihat oik di ruang tamu
“ke toko buku sebentar” jawab oik. Alasan yang bagus. Karna ia membawa tas sekolah
Oik menunggu cakka di depan pagar. Tak perlu menunggu lama, mobil cakka sudah ada didepannya. Ia segera masuk ke dalam mobil
“udah lama nunggunya” tanya cakka. Oik menggeleng
“gk koq” lanjutnya
“hari ini kita jalan kemana nich” tanya oik
“gimana kalau ke basecamp aku aja. Aku punya sesuatu buat kamu”
Oik mengangguk. Lalu cakka pun melaju, sekitar 1 jam mengitari kota jakarta, akhirnya caik sampai di sebuah bukit, yah itu basecamp cakka dkk. Cakka mengajak oik turun dan berjalan ke balik bukit. Oik terkesimah melihat pemandangan di depannya. Bahkan lebih indah dari waktu pertama kali ia datang. Jejeran bunga yang membentuk kalimat Oik I ♥ You
“ini?” tanya oik. Cakka meraih satu tangan oik
“ini semua untuk kamu, aku mau kamu jadi kekasih aku”
“kka. Kita baru kenal sekitar 8 bulan” balas oik. Cakka mengelus tangan oik
“ik, aku udah tahu sifat kamu. Kamu itu, udah pas dihatiku. Kamu gk akan terganti. Oik aku sayang sama kamu. Sayang banget, aku gk mau kehilangan kamu. Maukan jadi kekasih aku”
Oik tak bisa berkata apa-apa “cakka nembak aku tepat saat aku ingin ke prancis untuk berlibur”
“ik, kamu kenapa? Kamu gk sayang sama aku”
“c cakka” bulir air mata mengalir dari pelupuk mata oik
“kamu kenapa ik” tanya cakka panik
“aku salah ngomong yah” kali ini cakka menggaruk bagian kepalanya yang tak gatal
“cakka” seru oik lalu memeluk cakka
“aku berat buat bilang” batin oik
Cakka membalas pelukan oik “kamu janji gk akan nyakitin aku. Kamu janji gk akan sia-siain aku” tanya oik. Cakka mengelus rambut oik
“janji” balasnya
“aku juga sayang sama kamu kka. Aku gk mau kehilangan kamu. Untuk selamanya” pengakuan oik secara tidak langsung membalas perasaan cakka
“aku akan jagain kamu ik. Aku gk akan biarin siapapun nyakitin hati kamu”
“aku pegang janji kamu kka”
****
From : Koko Alvin
Besok pagi ke dufan yuk??
To : Koko Alvin
Hm… boleh!
From : Koko Alvin
Ok! Jam 8 aku jemput
To : Koko Alvin
Sip‼
****
Oik duduk disamping cakka yang sedang menikmati pemandangan air terjun yang tak jauh dari tempatnya
“dari sini air terjunnya juga indah yah” kata oik. Cakka memalingkan wajah ke arahnya
Cakka tersenyum “iya, makanya aku bikin rumahnya disini biar kalau ngumpul ama sahabat disini, aku tetap bisa lihat air terjun itu” balas cakka. Oik cuman manggut-manggut. Ia lalu teringat sesuatu
“oh iya aku punya sesuatu buat kamu” kata oik lalu mengambil tasnya
“apaan” tanya cakka
Oik megeluarkan kotak jam tangannya. Membukanya lalu memberi satu apa pada cakka
“nih buat kamu” kata oik. Cakka menerimanya
“buat aku” tanyanya
“iya. Kemarin kakak aku datang dari seoul. Dia bawain ini buat aku. Jamnya kan ada dua, jadi satunya untuk kamu, satu lagi buat aku” jelas oik
“makasih ik”
“sama-sama”
“oh iya ik. Kapan-kapan boleh dong aku ketemu ama kakakmu. Perkenalan gitu, sebagai calon adik ipar”
“ih ngaco deh kamu. Aku masih kecil urusan nikah belakangan”
“iya becanda koq”
“ntar deh kalau kakakku gk sibuk”
“iya. Sekali lagi makasih jam tangannya”
“iya sama-sama”
Cakka lalu memakai jam tangan pemberian oik. Oik juga memakai jam tangannya
“bagus ik. Mirip lagi” kata cakka sambil mendekatkan tangannya dengan tangan oik
“kakakku mungkin sengaja beli yang satu paket. Biar mirip gitu”
“emang kakak kamu tahu kalau kamu udah punya cowo”
“gk. Tapi mungkin dia gk sengaja aja gitu beliin ini untuk aku”
“semoga ini bisa buat kita, selalu bersatu ik”
“amin…”
****
Pagi harinya. 20 menit sebelum pukul delapan sivia sudah bersiap-siap. Setelah selesai, ia dengan santainya berjalan keluar
“via mau kemana” tanya ify yang melihat ify sudah rapi melewati ruang tengah
“aku ada interview hari ini” bohong sivia
“bukannya besok” tanya ify lagi
“besok? Besok juga iya, tapi tadi manager perusahaan itu nelpon aku, katanya hari ini ada interview”
“och gitu. Yaudah hati-hati deh”
“interview apa via? Kamu udah jadi artis yah” tanya shilla yang baru saja duduk di samping ify
“bukan kak. Tapi ada salah satu produser film yang suka sama cerita aku dan ingin mewawancarai aku tentang inti dari cerita remaja aku itu sekaligus minta persetujuan aku untuk menjadinya cerita itu jadi film”
“wah! Hebat kamu yah”
“iya kak sivia juga udah di nobatkan sebagai penulis muda terbaik” kata ify bangga
“ah biasa aja. Aku berangkat yah” pamit sivia
“sukses kamu via” kata shilla
“iya kak” balas sivia. Lalu berjalan ke luar rumah
Sivia menunggu alvin di tempat yang cukup jauh dari rumahnya. Tak perlu menunggu lama, motor alvin sudah ada didepannya. Ia memakai helm yang diberikan alvin lalu naik ke motor alvin
“udah siap” tanya alvin. Sivia melingkarkan tangannya di perut alvin
“siap” balas sivia. Alvin pun mulai menggas motornya
****
Cakka baru bangun. Itu memang budaya cakka kalau gk sekolah bangunnya biasanya pukul 9 baru kali ini pukul 8. Setelah mandi, cakka turun ke lantai satu. Pertama berjalan ke meja makan, setelah selesai sarapan –makan roti ama selai aja udah cukup- cakka pergi ke ruang tengah
“rumah koq sepi amat, gk biasanya semua pada belum bangun jam segini” batin cakka. Saat berada didepan kamar alvin, ia membuka pintunya
“terkunci? Tuh kodok kemana lagi sih?” tanya cakka
“alvin kemana zy” tanya cakka lalu duduk di sofa
“dia udah pergi daritadi” jawab alvin
“itulah gw nanya dia pergi kemana”
“gk tau”
“emang lo gk nanya ama dia apa”
“udah sih. Tapi dia bilangnya ke suatu tempat”
“kenapa lo gk ikut”
“yee kurang kerjaan banget gw harus ngikutin tuh si kodok kemana-mana”
“hahaha becanda zy. Trus rio ama obiet kemana?”
“obiet biasa ngurusin taman. Rio gangguin obiet!”
“tumben lo gk ikutan ngerjain obiet”
“lagi pengen nonton gw”
“liburan gini tinggal di rumah bete juga yah” kata cakka
“jalan-jalan yuk, ketempat liburan gitu. Misalnya ke dufan, ke puncak, atau kemana kek. Mau yah zy” ajak cakka
“selama ada chitato saat perjalanan pulang atau pergi. Ahmad fauzi selalu siap”
“chitato aja dipikiran lo. Kalau makan chitato bisa bikin badan lo gede bakal gw beliin berapa pun. Tapi gw lihat semakin lo makan chitato makin kurus aja tuh badan lo”
“mentang-mentang lo ndut lo udah bilang gw kurus. Badan lo tuh kurusin, postur tubuh gw tuh udah ideal. Rio bahkan lebih cungkrik dari gw”
“dasar! Bandingin ama orang ama rio. Jelaslah rio lebih cungkrik dari lo, tapi obiet gk kan. Postur tubuh gw juga udah ideal. Tinggi besar”
“lo bukan besar tapi ndut”
“yah terserah deh. Yang penting gizi gw tercukupi. Gk kayak lo”
“eh ndut belum tentu sehat yah. Kurus gini juga belum tentu kurang gizi”
“lo jelas kurang gizi zy isinya cuman chitato”
“woy! Gk care lo zy, masa lo gk bantuin gw buat gangguin obiet sih. Malah asyik berantem ama cakka”
“aneh! Mau gangguin orang aja harus bareng. Dasar duo cungkrik yang aneh!” lirih cakka
“apa lo bilang” tanya rio
“kayaknya gw bakal jadi mangsa mereka nih” batin cakka
“gw gk ngomong apa-apa koq” kata cakka lalu segera berlari ke taman belakang
“eh cakdut. Tungguin, gw gk akan ampuni lo‼” teriak ozy n rio lalu mengejar cakka
****
Bersambung....
maaf kalau cerita ini makin lama makin gk nyambung!
keep coment plis ^_^
Komentar
Posting Komentar
Silahkan isi kotak putih di bawah ini