Antara Cinta dan Janji Persahabatan (part 8)
****
Setelah selesai sarapan, Oik berjalan ke ruang tengah. Duduk disofa tepat disamping ify. Ify, acha, n agni sedang asyik nonton tv. Merasa ada yang kurang, oik mendongak ke lantai dua
“kayaknya di atas kosong” batinnya
“eh sivia kemana” tanya oik akhirnya
“interview” jawab ify
“bukannya besok” tanya oik lagi
“dia bilang sih. Besok juga dia interview”
“aneh koq dua kali”
“tau. Udah deh nanyanya aku lagi serius nih”
“hehehe” oik hanya nyengir kuda
“alvin” batin oik
“trus kak shilla kemana” tanya oik lagi. ify diam ia nampak kesal
“ke kantor” kali ini agni yang menjawab. oik hanya mengangguk
Oik lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya
To : My Prince
Anak ilang… alvin ada dirumah gk??
Setelah menekan tombol send oik kembali menyimpan ponselnya dan ikut menonton dengan sahabatnya
****
Dikamar cakka. Ponselnya sudah sedari tadi mengalunkan lagu never say never sebagai nada dering pengingat pesan. Tapi cakka juga tak mendengarnya. Yah jarak taman belakang dengan kamar cakka memang cukup jauh
“cakka‼” pekik obiet. Yang melihat cakka sudah hampis merusak bunga kesayangannya
“kenapa” tanya cakka santai tanpa rasa berdosa
“itu bunga kesayangan gw” kata obiet. Obiet memang senang berkebun n senang merawat bunga. Misal bunga kaktus, bunga melati, bunga mawar, bunga terompet n bunga Daffodil. Obiet merasa tenang jika melihat bunga-bunganya itu berbunga. Cantik dan wangi. Kecuali kaktus tapi
“jiah lo biet, kaktus doang disayangin”
“bener tuh kata cakka. Udah nyakitin karna durinya gk berbunga lagi” tambah rio. Obiet lalu merebut pot bunga kaktus yang di pegang cakka
“eh kalian jangan salah yah. Kaktus tuh berbunga”
“ah‼” cakka, ozy, n rio hanya bisa melongo
“mustahil” kata cakka. Ozy n rio mengangguk membenarkan
“mana mungkin ada bunga yang tumbuh di antara duri” kata rio
“emang gk bisa yah io” tanya ozy polos. Rio menarik napas. dan cakka menjitak ozy. Ozy meringis sambil memegangi bagian belakang kepalanya. Obiet hanya geleng-geleng kepala
“sakit!” rintihnya
“ozy. Dimana-mana bunga itu tumbuh diantara ranting yang berdaun. Lihat coba kaktus. Daun? gk punya! Ranting? juga gk punya! gimana mau berbunga?”
“aduh! Gk usah bawel deh, makanya kalian jangan rusakin tuh bunga. Kalau kalian pengen lihat bunga kaktus berbunga”
“bunga kaktus berbunga? Gw masih gk percaya deh! Lo habis dari negeri dongeng bagian mana sih biet?” tanya cakka
“tau ah! Kalian gk percaya? Yaudah sana pergi. Jangan gangguin gw. Sana sana hush” usir obiet
“huh‼” ozy bersorak. Lalu mencabut salah satu bunga kaktus obiet dari potnya dan meletakkannya di rumput
“yah! Ozy” geram obiet lesuh. Lalu mengambil kaktus itu, dan mencoba menanamnya
“hehehe kabur” kata ozy lalu berlari masuk ke dalam rumah
“sabar!” kata cakka juga masuk kedalam rumah
“sini gw bantuin” kata rio lalu merebut kaktus itu dari tangan obiet dan mengubur kaktus itu di pot
“eh lo gk bantuin gw malah tambah nyusahin” kesal obiet
“oh salah yah” tanya rio polos
“udah sana pergi hush hush” usir obiet lagi.
“yaudah gw niat bantuin juga” kata rio lalu masuk ke dalam rumah
“lo gk bantuin tapi nyusahin dasar!”
****
Sudah hampir 20 kali oik mengeluarkan ponselnya lalu mengantonginya kembali (?). Ia menunggu balasan dari cakka. Oik jadi bingung sepertinya sudah dari 30 menit yang lalu dia mengirim pesan kepada cakka. Tapi kenapa cakka belum membalas pesannya. Dia jadi khawatir, tumben banget cakka gk on time bales pesannya. Tapi dia juga berpikir apa cakka masih tidur, tapi ini udah siang banget. Ia kembali mengeluarkan ponselnya, melirik layar ponselnya
“belum di bales” batinnya
“nungguin telpon dari siapa sih ik” tanya ify. Yang sedari tadi memperhatikan oik seperti sedang gelisah
“ah! Gk nunggu telpon dari siapa-siapa koq” jawab oik
“trus kenapa dari tadi kamu lihatin hp kamu” tanya ify lagi
“yah aneh aja. Biasanya kan kalau kak sivia mau interview dia sms aku. Minta doa atau apa gitu, biar interview-nya lancar” bohong oik. Ia berusaha menyembunyikan raut ke bohongin diwajahnya. Ia tahu betul sekarang ify tengah memperhatikannya dalam, berusaha mencari bahwa wajah oik sedang tidak berbohong. Setelah memastikan, ify kembali fokus pada tv di depannya
“sivia lupa kali ik ngabarin kamu” jawab agni. Oik hanya mengangkat kedua bahunya
“huft berhasil bohongin ify” batin oik. Lalu beranjak
“mau kemana ik” tanya acha
“ke kamar! bete aku nonton mulu” balas oik lalu berjalan ke kamarnya
****
“huh palaku jadi pusing vin” keluh sivia. Ia dan alvin baru saja selesai bermain hysteria
“so’ kita istirahat dulu”
“main aja lagi”
“lah bukannya kepalamu pusing!”
“naik aja dulu ke tornado habis itu kita istirahat”
“dasar kamu!”
“hehehe”
“yaudah yuk”
“ayuk”
Alvia pun pergi ke wahana permainan tornado
****
Cakka’s bedroom
Cakka heran melihat ponselnya yang lampunya daritadi kerlap-kerlip (?). ia lalu berjalan ke arah meja belajarnya. Mengambil ponselnya lalu men-cek. Apa ada panggil tak terjawab atau pesan. Ia mendapat satu pesan. Ia lalu membuka pesan tersebut
From : My Princess
Anak ilang… alvin ada dirumah gk??
Pesan itu ada di inbox cakka (?) pukul 10.00. Ia lalu melirik jam tangannya. Pukul 10.50
“dari lima puluh menit yang lalu. Oik pasti khawatir nih karna aku telat bales” batin cakka lalu me-replay pesan oik
To : My Princess
Sbb Peci Kecil… -aq habis dari bantuin obiet ngerusak taman-
Si kodok gk ad. Emangnya knp?
Setelah menekan send. Cakka lalu duduk di kursi dan meraih salah satu komiknya yang berjudul narnia. Ia senang membaca komik itu. Mungkin sudah beribu kali ia mengulang-ulang untuk membaca komik tersebut. Membuka lembar demi lembar. Tak lama ponselnya kembali berdering. Dengan sigap ia membaca pesannya
From : My Princess
Kirain kamu knpa koq blz psnQ lama bgt.
Maksud’a bantuin obiet ngerusak taman itu apa??
Gini yach, sivia gk ada dirumah. Trus isinnya mau interview
Padahal interviewnya bzk. Yah aku berpikir aja, jgn2 dia jalan ama alvin
“benar dugaanku. Nge-date lagi dah tuh si kodok. Kalau pulang gw introgasi lo” batin cakka
To : My Princess
Hehehe biasa klau pgi gni. Obiet seneng berkebun di taman
Nah! Aku, rio, n ozy. Pergi ngerusak taman bunga obiet
Kyk’a mereka pergi bareng deh ik
Soal’a alvin juga pergi, trus alasn’a mau pergi ke suatu tmpt
From : My Princess
Ckckck. Dasar kamu yach! Obiet udah capek2 menata tamannya. Kalian malah ngerusak
TEGA euy‼
Kira” mrka kmna yach??
To : My Princess
Hahaha i2 mang dah kebiasaan kmi ik!
Udah gk usah urusin mreka.
Yg pntngkn skrg kta dah tahu. Klau 1 lagi tman kta yg melanggar
From : My Princess
Betul‼. Oh iya gmna tman kmu?
Mrka dah mau menghapus perjanjian itu
“masih butuh waktu untuk nge-gombal obiet” batin cakka
To : My Princess
Ak msh usaha say
Kmu ndri??
From : My Princess
Mungkin secepat’a.
soal’s tmn ak bilang klau ak dah gk dsini. Perjanjian itu dah gk berlaku
“oik mau kemana nih” tanya cakka pada dirinya sendiri
To : My Princess
Gk disini? mang kmu mau kmana?
From : My Princess
Ak gk p’nah crita yach!
Klau urusan kk ku dh slesai.
Ak kan ikut dgn’a ke prancis. Melepas rindu dgn bunda!
“yah oik mau pergi” lirih cakka
To : My Princess
Lama gk ik disana?
From : My Princess
Gk koq. paling cmn 1 mgg
To : My Princess
Ak bkln kangen nich :’(
From : My Princess
Ak pergi 2 mgg lgi koq. msh lama! Don’t sad anak ilang :D
Kta msh bisa jln2 koq. klau pergi jga ak gk akan lpa ma kmu
You are the best for me. Nothing more
“oik polos, tapi pinter juga ternyata nge-gombal”
****
“huft… capek! Hm... sebelum pulang kita ke restaurant dulu yuk” ajak alvin
“boleh! Tau aja aku lagi laper”
“jelaslah! Udah hampir 6 jam kita disini n kamu belum pernah makan. Pasti lagi laper!”
“yaudah yuk”
Alvia lalu pergi ke salah satu restaurant. Sesampai disana mereka duduk disalah satu meja yang tak terlalu jauh dari pintu masuk. Sambil menunggu pesanan, mereka bercerita, yah sekedar basa-basi
“oh iya aku dengar kabar. Katanya ada produser yang suka ama novel kamu trus mau mengangkatnya menjadi kisah nyata dalam sebuah film”
“tau darimana”
“yah alvin gituloh. Apa sih yang gk aku tahu all about you” bangga alvin. Sivia hanya tersenyum, lalu pesanan datang. Mereka pun menikmati makanan masing-masing
“oh iya siv, trus kapan kamu interview. Siapa tahu kamu butuh aku”
“besok! Butuh? Buat jadi tukang ojek aku bisa kali yah” balas sivia. Alvin manyun
“hehehe becanda. Kalau pergi sih aku bisa bawa mobil. Kamu cukup bantu doa aja. Soalnya kalau lagi interview aku lupa apa yang harus aku ucapin”
“gugup yah”
“begitulah”
“doaku menyertaimu”
“emangnya kamu ibu aku apa”
“yah kalau gk menyertai apa donk”
“tau! Karna gk mungkin kalau mengiringi”
“hahaha kamu ada-ada aja via”
Makan sambil bercanda. Itulah yang di kerjakan alvia selama mereka makan
****
“biet lo capek gk?” tanya cakka
“gk emang kenapa”
“jalan-jalan yuk, bete nih dirumah mulu”
“kayak anak cewe aja lo”
“kita ke basecamp biet. Udah lama nih gw gk kesana”
“gw ikut!” seru ozy
“woy! Mr. lebay gk usah segitunya kale” kata cakka
“maaf mr. mangap”
“apa? Mr. mangap? Eh atas dasar apa lo ngasih gw nama mr. mangap”
“soalnya kalau lo berfoto. Kebanyakan gaya lo mangap dari pada gk”
“dasar! Mr. lebay!”
“mau pergi. Atau mau berantem”
“pergi lah. Bentar gw ambil jaket dulu” kata cakka lalu berjalan naik ke lantai dua. Ozy juga pergi ke kamarnya. Sedangkan obiet, menunggu kedua sahabatnya itu. Tak lama rio turun dari kamarnya
“pada mau kemana nih” tanya rio yang melihat semua temannya sudah rapi. Cakka yang sudah menenteng sebuah gitar hitam bercorak putih di salah satu pundaknya dan tas di pundak yang lain (?)
“basecamp! Mau ikut?” tanya obiet
“boleh. Yuk” ajak rio.
“ayuk. Gw udah bawa orange jus. Ama chitato”
“juga sandwich”
“come on”
Mereka berempat lalu pergi ke basecamp. Sesampai di basecamp, cakka membawa persediaan makanan ke rumah yang sering ditempatinya dengan oik. Setelah itu kembali ke bukit, bersama teman-temannya
“hhh gw kangen banget ama tempat ini. Udah lama gk kesini” kata rio sambil merentangkan kedua tangannya, berusaha menikmati keindahan air terjun di depannya
“sayangnya ini masih siang. Masih panas, kita gk bisa main basket” kata cakka
“betul, jadi kita sampai kapan disini”
“gw mau refreshing. Kita pulangnya setelah lihat bintang aja gimana. Kan sekalian tuh kalau sore kita lihat sunset”
“hm… gw setuju ama obiet. Kalau udah agak sore kan kita bisa main basket”
“zy main air yuk” ajak rio kayak anak kecil. Ozy tersenyum lalu mengangguk. Akhirnya ozy n rio berjalan ke arah air terjun dan bermain air layaknya anak kecil yang gk pernah lihat air
“mereka itu aneh yah. Bentar-bentar akur. Bentar-bentar berantem” kata cakka yang duduk bersama obiet di bawah pohon rindang
“mungkin gitulah. Kalau orang tua ama anak muda ketemu”
“hahaha. Lo biet. Bilangin rio orang tua”
“iya padahal kalau dilihat dari muka. Masih tuaan lo yah daripada rio” obiet bersiap untuk berlari
“kurang asem lo biet” kata cakka lalu mengejar obiet, yang sudah berlari ke dalam hutan
“kejar kalau bisa” tantang obiet yang sudah semakin jauh. Cakka mempercepat larinya
“kalau lo gw tangkep. Gw akan minta bantuan rio n ozy untuk kelitikin lo” balas cakka. Obiet tampak khawatir
“kenapa sih. Kalau ama gw senjatanya di kelitik mulu. Gk ada yang lain apa?” tanya obiet setengah teriak
“karna disitulah kelemahan lo. Paling gk bisa di kelitikin” balas cakka juga teriak. Obiet mempercepat larinya (?)
“kayaknya gw harus mempersiapkan mental nih” batin obiet terus berlari. dan cakka belum lelah untuk mengejar obiet
Kebersamaan. Itulah alasan mereka untuk tidak jatuh cinta, karna menurut mereka sahabat lebih berharga dari apapun. Bermain bersama. Hidup bersama. Damai, dan Indah itulah yang mereka cari. Berkumpul di basecamp. Bermain bersama, bercanda dan tertawa bersama. Dan obiet tak ingin itu hilang, maka di buatlah perjanjian yang berat, dan sangat sulit tuk di hindari. Semua tahu, cinta itu anugrah dan jatuh cinta adalah hal yang tak dapat di hindari. Tapi mau bagaimana lagi, demi kebersamaan. Sulit atau tidak, mereka harus menghadapi, sampai peraturan itu di hilangkan
****
Alvin sampai di depan rumahnya, mendapati gerbang yang tertutup rapat
“lah koq gerbang ditutup. Tumben amat” batin alvin. Lalu turun dari motornya, dan membuka gerbang, tapi
“ah kekunci? Pada kemana mereka?” tanya alvin, lalu melirik ke dalam rumah
“rumah kayaknya emang sepi. Tapi tumben amat obiet mau keluar rumah”
“telpon dekka aja deh” lirihnya lalu mengeluarkan ponselnya. Mencari kontak cakka. Lalu menekan tombol hijau. Tak ada jawaban dari cakka. Setelah beberapa kali menelpon kontak cakka tapi tak ada jawaban. Ia akhirnya mencari kontak ozy. Sama saja dengan cakka, tak ada balasan juga dari ozy. Ia akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan kepada cakka
To : Cakka
Lo dmna? Rmah kq spi?
Setelah menekan send. Ia memasukkan ponselnya kembali kedalam saku celananya. Lalu naik ke motornya. Tujuannya saat ini adalah toko buku
****
“assalamualaikum” sivia baru saja pulang. Ia langsung saja merebakan diri di sofa ruang tengah
“walaikum salam” balas agni, ify, acha, n oik
“huft… capek banget” keluh sivia. Oik lalu beranjak dan berjalan ke dapur
“gimaan interview kamu? Lancar?” tanya agni. Sivia sudah sangat lelah ia hanya mampu menjawab dengan dengan anggukan
“trus kamu masuk juga dalam film itu”
“gk, aku cuman sebagai penulis scenario dari film itu”
“trus interview kamu besok ngebahas apa”
“besok penentuan tanggal syutingnya”
“jadi kalau syuting kamu harus pergi dong”
“yup. Soalnya aku harus menjelaskan semua alur dari cerita tersebut”
“nih!” oik mengangsurkan segelas air putih kepada sivia. Sivia menerimanya
“tumbem”
“tadikan kamu bilang lagi capek, yaudah dimana-mana orang capek itu pasti haus dan butuh minum”
“cha. Contoh adik yang baik hati, dan berbakti”
“plis deh jangan banding-bandingkan aku ama oik”
“kenapa ngiri kalau dibandingkan dengan oik”
“bukan ngiri. Kalau dibandingkan dengan oik jelaslah menurut kalian oik itu lebih baik. Cha oik itu sopan. Gk boros. Sekalipun agak manja tapi dia rajin trus oik itu bukan tukang ngambek gk kayak kamu. Hobbynya shopping mulu kalau gk mau ditemenin ke mall pasti ngambek. Lihat oik hobbynya baca buku, kalau gk ada yang mau nemenin ke toko buku dia bisa pergi sendiri gk harus ngambek. Coba deh contohin sikapnya dia. Ah panas kuping aku dengar pujian itu”
“itu namanya ngiri cha”
Oik hanya tersenyum “udah ntar acha ngambek lagi” kata oik. acha beneran udah manyun. Ify, sivia, agni, dan oik tertawa
“ih pada senang yah kalian” kesal acha. Yang lain hanya tertawa
****
Cakka berhasil menangkap obiet, dan segera mengirim sinyal kepada ozy n rio. dan obiet harus bersiap mengeluarkan tawanya karna akan di kelitik. Tanpa menunggu lama ozy n rio sudah sampai di dalam hutan. Tepatnya di lapangan basket yang mereka buat sendiri
“woy udah. Hahaha Gw minta ampun” teriak obiet di sela-sela tawanya
“yakin?” tanya ozy
“iya”
“janji jangan bilang muka gw lebih tua dari rio” kata cakka. Rio dan ozy seketika berhenti mengelitiki obiet. Obiet bernapas lega. Karna cakka juga berhenti dan menatap rio dan ozy yang juga sedang menatapnya
Cakka memiringkan kepalanya “kenapa pada lihatin gw kayak gitu?”
Rio n ozy saling pandang lalu “hahahahaha” tawa mereka pecah
“kenapa ketawa? Ada yang lucu?”
“emang sih kka. Kalau dilihat dari muka. Lo lebih tua dari rio. hahaha” kata ozy masih tertawa. Cakka manyun
“au ah gelap‼” kata cakka ngambek. Lalu berjalan keluar dari hutan
“woy! Jangan ngambek” teriak. Rio lalu mengejar cakka. Lalu disusul oleh obiet dan ozy
Saat cakka sampai dirumah tempat mereka istrihat. Ia mengambil ponselnya yang ada disaku jaketnya. Ada 5 panggilan tak terjawab dan satu pesan belum dibaca. Ia lalu melihat panggilan tak terjawab
“alvin” tanya cakka lalu ia membuka pesan masuk
From : Alvin
Lo dmna? Rmah kq spi?
“si kodok udah balik” kata cakka pada ketiga sahabatnya yang sedang asyik meneguk orange jus
“tau darimana lo” tanya rio
“nih dia barusan sms gw. Nanyain kalau sekarang kita dimana” jawab cakka
“iya dia juga tadi telpon gw” kata ozy yang sekarang asyik dengan ponselnya
“yaudah bilang aja kalau kita di basecamp. Kita pulangnya malam. Kalau gk mau nunggu kesini aja”
“sip”
Cakka segera membalas pesan alvin
To : Alvin
Gw ma yg lain’a ad di basecamp!
Kta plng’s agak mlm!
Klau gk mau nunggu ksini aja!
Send
Setelah itu cakka kembali memasukkan ponselnya kedalam jaketnya. Lalu meneguk satu gelas orange jus.
“eh main basket yuk. Udah agak sore nih” ajak cakka. Yang lain mengangguk. Cakka segera ke mobilnya untuk mengambil bola basket yang selalu ikut di mobilnya. Lalu Mereka kembali masuk ke dalam hutan.
****
“kak, ada masalah apa sih di perusahaan ayah”
“biasa dek. Praduga penyelewengan dana anggaran”
“trus kenapa kakak yang menyelesaikannya. Kan bisa pemimpin di perusahaan itu”
“itu dia masalahnya dek. Karna pemimpinnya yang korup. Jadi kakak kesini untuk menstabilkan kembali perusahaan itu sekaligus mencari pemimpin yang baru”
Oik hanya manggut-manggut mendengar penjelasan kakaknya
“oh iya kak. Kata cowonya oik, kapan-kapan dia mau ketemu ama kakak”
Shilla yang tadi serius dengan laptopnya sekarang menatap adiknya
“udah jadian” tanyanya. Oik mengangguk malu-malu
“selamat yah dek semoga langgeng”
“ih kakak apaan sih”
“iya iya. Jadi kapan dia mau ketemu ama kakak”
“aku bilang ama dia kalau kakak udah gk sibuk kita bisa ketemuan”
“kapan yah Masalah kakak selesai?” shilla nampak berpikir
“hm… gimana kalau hari sabtu aja. Kakak gk terlalu sibuk hari itu”
“berarti lusa donk kak”
“yup”
“yaudah ntar deh. Aku kabarin dia. Dia pasti seneng”
“kenapa dia senang”
“soalnya dia penasaran gimana sih kakak itu”
“ah kamu pasti bohong. Pasti dia gk sabar pengen ketemu calon kk iparnya”
“ih kakak apaan sih. Aku tuh masih kecil. Calon kakak ipar? Ih gk deh. Nikah urusan belakang”
“apa kamu bilang? Anak kecil?”
“iya. Oik kan emang masih kecil”
“kamu bukan anak kecil. Tapi bayi besar. Mana ada anak kecil kayak kamu”
“ih kakak mah gitu! Bilang aku bayi besar” kata oik manyun
“hei jangan gitu. Jelek tau”
“habisnya kakak sih. Harusnya kan kk yang nyari kakak ipar buat aku. Bukan aku yang nyari adik ipar buat kakak”
“iya deh kakak salah. Senyum lagi donk”
“i…” oik pun tersenyum
****
Alvin sampai di bukit. Ia mendapati mobil mercedes cakka sedang terparkir rapi di dekat bukit. Ia lalu memarkirkan motornya di samping mobil cakka. dan berjalan menyusuri bukit
“mereka dimana sih” tanya alvin yang sudah sampai di rumah panggung tempat mereka berkumpul. Ia mendapati tas n jaket cakka. juga kotak bekal. Ia tahu kemana anak-anak itu pergi. Ia lalu berjalan masuk ke hutan. Tak perlu lama berjalan, alvin tiba di sebuah lapangan basket. Ozy yang melihatnya baru datang dan kebetulan sedang memegang bola. Lalu melempar alvin dengan bola. Alvin menangkap bola itu dengan tepat
“woy! Darimana aja lo, sore gini baru pulang” tanya cakka. alvin lalu bergabung dengan teman-temannya
“gw udah balik dari tadi siang. Kan jarak rumah kesini jauh. Kalian udah daritadi mainnya”
“gk juga koq. yuk lanjut” dengan malas alvin mengangguk. Ia nampak lelah
“kelihatannya alvin capek deh. Mana mungkin gara-gara naik motor kesini dia secapek itu” batin cakka sambil menatap alvin. Alvin kebetulan melihat cakka menatapnya. Cakka segera memalingkan pandangannya
“ada yang aneh dengan dekka” batin alvin.
“vin bolanya woy” teriak ozy yang sudah mulai greget melihat alvin yang sedari tadi hanya memegang bola tak mengopernya.
“hah! Oh iya” alvin akhirnya tersadar lalu mengoper bola tersebut kepada obiet n Mereka kembali bermain basket
****
Sehabis dari kamar shilla. Oik memutuskan untuk pergi ke kamar sivia. Iya yakin sivia bohong bahwa dia habis dari interview
“via-chan” panggil oik sambil mengetuk pintu kamar sivia
“masuk” kata sivia. Oik lalu membuka pintu Dan masuk ke kamar sivia. Sivia sedang asyik tiduran di depan laptopnya oik menghampirinya Dan duduk disampingnya
“via. Tadi kamu bohong kan?” tanya oik
Sivia menatap oik “bohong gimana maksud kamu?”
“kamu gk dari interview kan. Interview kamu kan besok?”
“ah oik tahu darimana?” batin sivia
“oik percaya deh ama aku. Aku gk bohong”
“bener? Kamu gk habis dari jalan ama alvin?”
Pertanyaan oik kali ini membuat sivia bungkam.
“via kenapa diam?”
“atas alasan apa kamu nuduh aku habis jalan ama alvin”
“gk atas alasan apa sih. Cuman ada yang aneh aja. Koq bisa sih interview dilakukan selama dua hari. Dan alasan satu-satunya kamu keluar rumah yah jalan bareng alvin” sivia merubah posisinya yang tadinya tengkurap menjadi duduk menghadap ke oik. Sivia memengang kedua pundak oik
“janji! Yah ik jangan kasih tahu agni ama yang lain” tanya sivia
“bener kamu habis jalan ama alvin?” tanya oik lagi. Sivia menganggung dengan ragu
“iya deh aku janji gk akan bilang siapa-siapa” balas oik. Sivia lalu memeluk oik
“makasih oik. Makasih banget. Kamu memang adek yang paling baik” kata sivia. Oik melepas pelukan sivia
“lebay deh. Udah ah! Aku udah tahu masalahnya. Aku mau balik ke kamar” kata oik lalu keluar dari kamar sivia
“sivia benar-benar udah ngelanggar. Brarti udah dua orang”
****
Selesai bermain basket. Cakka, alvin, rio, ozy, dan obiet kembali ke basecamp.
“kka gitar lo mana” tanya rio. cakka lalu mengambil gitar yang dia letakkan dibelakangnya
“nih” balas cakka lalu menyerahkannya ke rio
“udah mau sore nih io. Daripada lo ngerusak suasana sunset dengan suara lo itu. Mendingan cakka aja yang nyanyi”
“apa lo bilang zy. suara gw ngerusak sunset. Ngiri aja lo karna gk bisa punya suara selembut suara gw”
“mulai deh berantem”
“tuh ozy yang mulai”
“io karna udah tua maklum aja”
“hei daripada berantem. Biar alvin yang main gitar. Trus cakka nyanyi. Nah kita dengar musik sambil lihatin sunset”
“ide bagus tuh biet. Nih vin” kata rio sambil menyerahkan gitar cakka kepada alvin. Alvin menerimanya. dan mulai memetik senarnya
“one to tri”
“ooooooh, oooohhh
If you ever find yourself stuck in the middle of the sea
I'll sail the world to find you
If you ever find yourself lost in the dark and you can't see
I'll be the light to guide you
Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh yeah yeah
If you're tossin' and you're turnin
and you just can't fall a sleep
I'll sing a song beside you
And if you ever forget how much you really mean to me
Every day I will remind you
Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh yeah yeah
You'll always have my shoulder when you cry
I'll never let go
Never say goodbye
Oh, You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh
spadam…padam… I can count on you”
cakka mengakhiri lagunya. Alvin pun berhenti memetik senar gitarnya
“ah tapi kka. Gw gk bisa ngandelin ozy buat bantuin gw, yang ada malah tambah ribet pekerjaan gw” kata rio
“sama aja. Gw juga gk bisa ngandelin lo buat jagain chitato gw yang ada lo habisin dah”
“gw jga gk bisa ngandelin kalian bertiga buat bersihin taman bunga gw yang ada kalian malah rusakin” kata obiet pada cakka, ozy, dan rio.
“udah biar bagaimana pun kita sahabat pastilah ada saat kita itu saling membutuhkan. dan saling mengandalkan” kata cakka bijak. Yang lain mengangguk. Ia lalu tersenyum jail ke arah seolah berbisik
“lo bisakan mengandalkan gw buat jaga rahasia lo”
Alvin tersenyum “tentu”
****
Malam harinya, cakka belum bisa tidur tenang sebelum mengetahui kebenaran dari alvin. Akhirnya ia memutuskan untuk turun dari lantai dua dan pergi ke kamar alvin
Cakka mengetuk pintu kamar alvin “vin. Lo udah tidur belum” tanya cakka. Lalu terdengar langkah kaki mendekat ke pintu
“kenapa?” tanya alvin cuek
“gw mau bicara sesuatu ama lo” kata cakka. Alvin mempersilahkan cakka masuk. Cakka duduk diranjang alvin
“tadi habis darimana”
“bukan urusan lo”
“jadi kalau lo jalan ama sivia itu bukan urusan gw”
“kka. Jangan bilang kalau lo nebak lagi”
“gw gk nebak, tapi kebetulan ada teman sekelas gw yang ngelihat lo lagi bonceng cewe. Cewe itu siapa lagi kalau bukan sivia”
“mampus! Siapa lagi teman cakka yang lihat gw ama sivia” batin alvin
“jadi masih mau ngelak” tanya cakka
“ok! Gw angkat tangan deh. Gw emang habis dari jalan ama sivia ke dufan”
“pantes waktu main basket tadi lo kelihatan capek banget. Padahal biasanya kalau cuman main sebentar lo gk capek”
“kka plis banget jangan kasih tahu obiet atau yang lain yah”
“gimana yah” pikir cakka sambil mengetok-ngetok kepalanya dengan jari telunjuknya. Ia tersenyum jail
“plis” pinta alvin dengan tampang polosnya .unyu banget
“yah cakka”
“lo boleh baca semua koleksi buku gw”
Cakka tersenyum puas “ok!” kata cakka lalu beranjak
“rahasia lo aman di tangan gw” lanjutnya lalu keluar
“ih sialan banget sih tuh orang. Padahal novel karya sivia kan semuanya udah ada corat-coret rasa kagum gw ke sivia. Mana gw bilang dia boleh baca semua koleksi buku gw. huh tambah banyak deh rahasia gw yang cakka tahu” kesal alvin
****
bersambung....
maaf kalau gaje
keep coment....
Komentar
Posting Komentar
Silahkan isi kotak putih di bawah ini