Antara Cinta dan Janji Persahabatan (part 10)
masih ada yang ingat cerbung ini gk??
kalau udah pada lupa, baca aja part sebelumnya!!
yaudah langsung aja, kayaknya kalian udah pada lumutan nungguin lanjutannya *kayak ada yang mau baca aja*
****
Agni’s bedroom
Sejak kemarin agni hanya bisa melamun. Tapi sahabatnya mengerti apa yang sedang dipikirkan agni. Agni bukanlah orang yang mudah mengambil keputusan. Ia sangat hati-hati dan lama untuk memilih. Butuh waktu yang sangat lama untuk memutuskan sesuatu
“Pikir baik-baik, perjanjian ini gk berdampak baik untuk kita. Yah setidaknya perjanjian ini mengajarkan kita menjadi orang yang munafik”
“Kita selalu bilang tanpa cowok kita bakal tetap bisa bahagia. Tapi apa coba hati kita berkata lain kan”
“oik benar. Aku harus putuskan. tapi aku harus ambil keputusan apa?” lirih agni
“obiet… kamu kasih keputusan apa untuk teman-teman kamu. Apa kamu juga udah menghilangkan peraturan itu” tanya agni
“arrgghh!!!!! Pusing” agni mengacak rambutnya
“kalau perjanjian dibatalkan. Aku janji deh gk akan keluar rumah tanpa isin kalian. Aku gk akan pergi jalan ama cowo ini kalau tanpa isin kalian termasuk kamu agni”
“aku gk mau ngelanggar. Yah siapa tahu aja suatu saat nanti aku sama kayak sivia. Secara kebetulan kenal dengan seseorang hingga akhirnya asyik. dan kita berantem gara-gara ini lagi. Aku gk mau agni. Lagipula kalau kita batalkan perjanjian ini, belum tentu kan dari kita udah ada yang punya cowo. dan kalau memang sudah ada, setidaknya kita harus membagi waktu antara sahabat dan cowo, kalau ada yang gk mau kita pindahin aja dari rumah ini, toh ini kan rumahnya oik”
“temen-temen aku semuanya kayaknya lelah dalam perjanjian ini. Tapi sulit mengambil keputusan”
“aku sendiri sebenarnya ingin terbuka pada mereka tentang obiet. Tapi gengsiku lebih tinggi daripada keberanianku”
****
“oh iya cakka. Gimana kalau sebelum pulang, kamu sumbang satu buah lagu spesial untuk oik dunk” saran shilla. Oik hanya diam, dia sudah minta ampun dengan sifat jail kakaknya yang sedari tadi memanas-manasinya
“gimana yah kak” pikir cakka. Tanpa pikir panjang shilla berjalan ke panggung mengobrol dengan salah satu pemain band di atas panggung. Setelah selesai, shilla memanggil cakka.
“semoga aku gk nervous”
“belajar say. Kamu kan mau jadi musisi” kata oik. Cakka tersenyum lalu berjalan ke panggung. Shilla menghampiri oik
“baiklah lagu ini saya persembahkan untuk seseorang yang sangat spesial” kata cakka mulai memetik gitar. Riuh tepuk tangan terdengar dari para pengunjung mengawali nyanyian cakka
“Well you done done me and you bet I felt it
I tried to be chill but you're so hot that I melted
I fell right through the cracks
and now I'm trying to get back
Before the cool done run out
I'll be giving it my bestest
Nothing's going to stop me but divine intervention
I reckon it's again my turn to win some or learn some
I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm yours
Well open up your mind and see like me
Open up your plans and damn you're free
Look into your heart and you'll find love love love love
Listen to the music of the moment people dance and sing
We're just one big family
And It's our God-forsaken right to be loved love loved love loved
So I won't hesitate no more, no more
It cannot wait I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours
Scooch closer dear
and i will nibble your ear
I've been spending way too long checking my tongue in the mirror
And bending over backwards just to try to see it clearer
My breath fogged up the glass
And so I drew a new face and laughed
I guess what i be saying is there ain't no better reason
To rid yourself of vanity and just go with the seasons
It's what we aim to do
Our name is our virtue
I won't hesitate no more, no more
It cannot wait I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
this is our fate, I'm yours
Well no no, well open up your mind and see like me
Open up your plans and damn you're free
Look into your heart and you'll find the sky is yours
Listen to the music of the moment come and dance with me
A lá one big family (2nd time: A lá happy family; 3rd time: A lá peaceful melody)
It's your God-forsaken right to be loved love love love
I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours
No please, don't complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours
No please, don't hesitate
no more, no more
It cannot wait
The sky is your's!
Oohhh
I’m yours… oik
Jrengg… Jrengg…*anggap aja itu petikan senar terakhir
Suara riuh tepuk tangan kembali terdengar mengakhiri nyanyian cakka
“terimah kasih” kata cakka lalu turun dari panggung
“cakka hebat!” puji shilla
“emang kak” jawab oik singkat. Cakka datang dan duduk didepan oik
“makasih lagunya” kata oik. Cakka tersenyum
“sama-sama” balas cakka. Lalu meminum hot chocolate-nya yang masih tersisa
“ecieee lagu I’m yours tadi spesial buat oik. Romantis banget sih kamu kka. Kk aja belum pernah di kasih lagu spesial ama pacar kk” kata shilla. Oik kembali mengeluarkan wajah kesalnya
“kakak mau mulai lagi yah” tanya oik. Shilla tersenyum
“iya deh. Gk, ih kamu, gitu aja ngambek”
“habisnya kakak jail sih”
“sama adik ipar sendiri gpp kan”
“kakak‼” geram oik lalu mengangkat cangkir hot chocolate-nya
“peace dek” kata shilla sambil mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya membentuk V
Setelah selesai. Mereka pun pulang. dan sebelum pulang shilla memberi sesuatu pada CaIk. Cincin yang ia beli kemarin, CaIk senang dengan hadiah itu. dan lagi-lagi shilla menggoda oik bahwa itu sebenarnya cincin tunangan dari cakka, tentu saja hal itu membuat oik kesal. Tapi cakka berusaha meyakinkan oik bahwa itu bohong.
Dalam perjalanan pulang
@oik’s car
“dek” panggil shilla. Oik menoleh
“ada apa kak” tanya oik
“maafin kakak yach” kata shilla tak perlu bertanya maaf untuk apa oik sudah mengerti dari wajah shilla
“udah. Aku ngerti koq gimana sifatnya kakak aku ini kalau ketemu dengan cowo! yang penting sekarang kk udah tahu kan cowo oik siapa n kayak apa”
“iya”
“jadi janji. Jangan pernah embat cowo oik”
“sip!”
“udah jangan sedih lagi. 1 minggu lagi kakak akan ketemu dengan goldi”
“hahaha kamu ini”
Oik dan shilla memang gk pernah berantem. Mereka sangat akur walaupun sifat mereka berbeda. Tapi mereka tetap bisa saling memahami. Shilla mengerti bahwa adiknya gemar membaca dan shilla tak akan mempermasalahkan jika adiknya sedang asyik membaca sehingga lupa dengan janjinya untu menemaninya ke mall. Oik juga mengerti bahwa kakaknya gemar shopping, dan oik tidak mempermasalahkan jika kakaknya asyik memilih baju sehingga lupa bahwa ia pergi bersama oik. Walapun suka menghamburkan uang, shilla bukan berarti boros. Ia sangat cermat menggunakan uangnya, kalau memang ia rasa benda itu bagus, dan bermerk luar negeri, ia pun rela kehilangan uangnya. Begitupun dengan oik, tidak suka membeli yang tak penting seperti dengan hobby kakaknya, oik menghabiskan uangnya hanya untuk membeli komik, novel, dan buku bacaan yang lain. Kalau ada baksos, mereka berdua orang paling pertama yang ikut andil dalam baksos itu. Shilla orangnya terbuka dan senang berbagi. Oik orangnya gk tegaan. So gk salah kan mereka saudara. Sekalipun ada sedikit perbedaan. Tapi lebih banyak lagi kesamaan mereka
****
Ozy sedang bete. Baru saja alvin menyuruhnya untuk mengambilkan novel alvin di kamarnya. Kalau bukan karna di janjiin chitato dia gk bakal pergi. Tapi aneh bagi ozy baru kali ini alvin menyuruh ozy, padahal biasanya kalau mau ambil sendiri. Diantara mereka, alvin lah yang palingnya baik, karna tidak pernah marah atau ngomel. Tidak pernah menyuruh atau meminta tolong
Sampai di kamar alvin. Ozy dengan malasnya mengambil novel itu di meja. Saat menarik novel tersebut, ia juga tak sengaja menjatuhkan buku alvin. . Ia lalu menunduk untuk mengambil buku itu. Saat mengambil buku itu ada sesuatu yang terjatuh dari dalam buku. Ia meletakkan buku itu di meja. Lalu kembali menunduk untuk mengambil benda itu. sepertinya ada yang aneh. Itu bukan lembaran biasa, tapi kertas foto. Ia lalu membalik dan benar saja itu adalah foto alvin dengan seorang gadis
“cewenya cantik? Ini siapa yah?” tanya ozy dengan santainya. Ia mengamati foto gadis tersebut 20 detik kemudian ia tersadar
“gw kayak pernah lihat? Tapi dimana yah?” pikir ozy
“kayaknya waktu itu di tv deh. Pas interview film yang di sutradarai sama sutradara terkenal itu tau namanya sapa. yang katanya ceritanya di angkat dari sebuah novel yang berjudul Perjalanan 5 sahabat”
Ozy terus berpikir
“sivia! Yah sivia asizah! Penulis termuda yg berbakat! Penulis dari novel kesukaan kodok!”
Di ruang tengah alvin sudah kesal menunggu ozy
“ozy lama amat sih. kalau tahu gini. Mending gw ambil sendiri” kesal alvin. Lalu beranjak
“zy ngapain” tanya alvin yang melihat ozy yang sangat serius menatap benda didepannya. Oik menoleh
“suka sama ceritanya bukan berarti suka sama orangnya kan?” tanya ozy
Alvin memiringkan kepalanya “kesambet apa lo?” tanya alvin. Ozy bukan tipe orang yang suka basa-basi. Kalau mau ngomong pasti to the point.
“kesambet setannya sivia asizah” jawab ozy. Lalu ia memperlihatkan foto alvin dengan sivia. Alvin terperanjat. Kenapa tidak? Setahu dia, dia sudah menyimpan dengan baik foto itu
“siapa yang suruh lo obrak-abrik kamar gw?”
“gw gk obrak-abrik kamar lo koq. Cuma tadi buku lo jatuh dan foto ini juga jatuh”
“jadi lo gk suka kan sama sivia. Sampai-sampai lo mau nyimpen foto dia” lanjut ozy
“gk. Itu cuman kenang-kenangan. Yah kapan lagi bisa foto sama orang terkenal”
“alasan yang tidak masuk di otak gw”
“yaiyalah lo mana pernah ngerti kalau ngomong sama gw”
“baiklah kita selesaikan bersama obiet” kata ozy. Dengan segera alvin menahan ozy di ambang pintu
“zy, damai yah? Plis jangan lihatin foto itu ke obiet! Bisa mati gw kalau obiet tahu gw habis foto ama cewe!”
“itu sih derita lo” kata ozy lalu menerobos alvin. Alvin menahan lengan ozy
“chitato? Berapapun yang lo mau! Kalau lo lihatin foto itu ke obiet, chitato yang tadi batal” ancam alvin. Ozy nampak berpikir. Ini memang tujuan dia
Ozy tersenyum puas “bisa di atur. Nih novel ama foto lo” kata ozy sambil menyerahkan kedua benda tersebut pada alvin
“jadi mana uang chitatonya” pinta ozy sambil menadahkan tangannya didepan alvin. Alvin memukul tangan ozy
“gk boleh gitu. Nih” kata alvin lalu menyerahkan dua lembar uang 50 rb pada ozy
“iya.iya maaf”
“awas yah kalau obiet tahu. Lo harus ganti rugi 2x lipat dari uang itu” kata alvin
“sip‼. Tapi kalau chitatonya habis mulutku pasti mau ngadu lagi”
“iya! bawel” kata alvin lalu masuk kamarnya.
“hehehe” ozy tertawa puas
“ah gw ceroboh!” kesal alvin lalu membanting tubuhnya ke ranjang
****
1 minggu kemudian. Syuting film sudah di lakukan. Sivia segera berangkat ke lokasi syuting. Sebenarnya tanpa dia syuting juga akan berjalan dengan lancar. Tapi dia ingin melihat secara langsung pembuatan film dari ceritanya, apalagi dia adalah penulis scenario.
Dan peraturan di persahabatan oik udah hilang. Sedangkan cakka belum. Tapi belum ada yang tahu hubungan oik dan cakka. Sahabat oik hanya tahu hubungan sivia dengan alvin sebagai sahabat
“kak!” panggil oik. Shilla menoleh ke arahnya
“ada apa?”
“besok… oik…”
“kamu gk mau pergi?”
“oik bingung”
“bingung atau takut kehilangan cakka”
“hikz… kakak”
“terus kenapa? Bukannya kamu kangen sama bunda?”
“tapi kak”
“kakak udah beli dua tiket. Kalau satunya bukan buat kamu terus buat siapa?”
Oik terdiam “kenapa sih kamu gk mau ke prancis bukannya waktu smp kamu tinggal disana?” tanya shilla
“iya. Tapi aku tuh gk suka tinggal disana”
“udah deh. Prancis 3 tahun lalu udah bukan prancis tahun ini. Kapan lagi kamu ketemu ama bunda. Mau nunggu sampai kk nikah? Masih lama dek!”
“kakak aku tuh gk suka sama orang-orang disana. Semuanya pada aneh”
“cari aja teman smp kamu”
“pasti dia udah lupa sama oik”
“udah! Kakak yakin kamu gk bakal nyesel pergi. Sana packing barang-barang kamu”
“yakin!”
“iya, lagipula kamu pergi gk lama kan”
“iya”
“sana”
“kak”
“udah ik sana packing”
Oik dengan malasnya melangkah ke kamarnya.
****
“aku berangkat dulu yach!” pamit ify
“hati-hati. Kasih tahu sama cowo kamu supaya gk ngebut” saran agni.
“hei dia bukan cowo aku. Udah ah ntar aku telat ngajarnya” balas ify Lalu segera keluar. Di luar sudah ada rio menunggunya. Ify sudah terbuka bahwa ada seseorang yang suka padanya. Dan orang itu adalah rio. ify juga sudah bilang pada sahabatnya bahwa rio juga punya peraturan kayak mereka
“lama nunggunya?” tanya ify lalu mengambil helm dari tangan rio
“gk terlalu koq. yuk berangkat” kata rio. ify mengangguk. Lalu naik ke motor rio
“hm… fy di universitas kamu pilih jurusan apa?” tanya rio
“musik! Selain pengen jadi pemain piano terkenal. Aku juga mau coba untuk menyanyi. Kamu sendiri?”
“sama! Aku juga ambil jurusan musik!”
“semoga di masa depan band kalian sukses”
“amin… dan semoga mimpimu juga tercapai fy”
“amin…”
****
Oik’s bedroom
Oik tengah melamun. Setelah mendengar pengakuan ify ia berpikir “ternyata jakarta itu sempit yah” secara tidak sengaja. 2 orang sahabatnya dekat dengan 2 orang sahabat kekasihnya
“aku benar-benar tidak menyangka. Akan sedekat ini. Sivia dengan alvin, sivia sahabatku dan alvin sahabat cakka. Ify dengan rio. ify sahabatku dan rio sahabat cakka. Sepertinya takdir mempersatukan kita semua. Para remaja yang berusaha menghindari anugrah dari tuhan, diberi pelajaran untuk belajar menghargai anugrah dari tuhan tersebut”
“belajar dari pengalaman pahitku yang selalu disakitin oleh cowo, emang bisa sih membuat aku buat benci cinta dan cowo. Tapi mau gimana lagi. Perasaan dan pasangan udah tuhan ciptain buat aku. Menghindarinya pasti sulit”
“dan melihat kakak aku yang selalu mainin cowo. Membuat aku sadar. Orang tuh cuman menganggap cinta itu permainan. Tapi kenapa aku jadi korban. Semoga kali ini cakka gk mainin aku”
“oh iya cakka tahu gk yah kalau rio itu dekat dengan ify. Sahabat aku.” Batin oik
“gimana kalau aku sms aja. Sekalian pamitan. Besok aku kan udah pergi”
****
“alvin” panggil ozy manja. Alvin menutup buku didepannya lalu bergidik ngeri ke arahnya
“kenapa lo?” tanya alvin
“udah lupa?” tanya ozy balik
“lupa? Lupa Ama apaan zy?”
“chitato gw udah habis. Gimana yach? Mulut gw udah gk ada penutupnya. Jadi udah mau ngomong terus nih”
“bilang aja lo mau minta uang untuk beli chitato!” tebak alvin. Ozy tersenyum lebar
“hehehe tau rupanya”
“dalam seminggu lo bisa menghabiskan uang 100 hanya untuk beli chitato?”
“iyalah”
“ckckckck”
“jadi mana”
“apa?”
“uang tutup mulut!”
“gk ada”
“yaudah gw ke kamar obiet ah”
“lo gk punya bukti” balas alvin lalu kembali membuka novelnya dan mulai membaca
“iya juga yah” kata ozy lalu duduk disamping alvin
“tapi apa ini gk bisa jadi bukti” lanjut ozy lalu memutar audio playernya
“gw lagi mau baca bukan mau dengar rekaman suara lo yang cempreng itu” komentar alvin. Ozy hanya manggut-manggut
“zy ngapain”
“suka sama ceritanya bukan berarti suka sama orangnya kan?”
“kesambet apa lo?”
“kesambet setannya sivia asizah”
“siapa yang suruh lo obrak-abrik kamar gw?”
“gw gk obrak-abrik kamar lo koq. Cuma tadi buku lo jatuh dan foto ini juga jatuh”
“jadi lo gk suka kan sama sivia. Sampai-sampai lo mau nyimpen foto dia”
“gk. Itu cuman kenang-kenangan. Yah kapan lagi bisa foto sama orang terkenal”
“alasan yang tidak masuk di otak gw”
“yaiyalah lo mana pernah ngerti kalau ngomong sama gw”
“baiklah kita selesaikan bersama obiet”
“zy, damai yah? Plis jangan lihatin foto itu ke obiet! Bisa mati gw kalau obiet tahu gw habis foto ama cewe!”
“itu sih derita lo”
“chitato? Berapapun yang lo mau! Kalau lo lihatin foto itu ke obiet, chitato yang tadi batal”
“bisa di atur. Nih novel ama foto lo”
“jadi mana uang chitatonya”
merasa bukti cukup ozy segera mematikan remakan itu.
Alvin sendiri ternganga dibalik bukunya mendengar rekaman itu.
“ternyata ozy kalau soal chitato otaknya encer juga. Dalam waktu sesingkat itu ia udah mikirin untuk merekam percakapan gw ama dia” kagum alvin. Lalu kembali menutup bukunya. Menatap ozy tajam. Ozy sendiri hanya mengeluarkan senyum mautnya
“gimana? Berubah pikiran?” tanya ozy. Alvin menghelas napas. Lalu mengeluarkan dompetnya, mengambil selembar uang lima puluh ribu
“nih!! Udah sana pergi. Gw mau baca” kata alvin
“makasih. Baik deh!” balas ozy lalu pergi.
“kalau gini terus bisa bangkrut gw. Kayaknya gw harus ngomong ama cakka”
****
From : My Princess
Anak ilang. Bzk ak berangkat. Bye…bye…
Jgn kangen ma ak yach :P
To : My Princess
Bye…bye… peri kecil
Ak gk bisa anter kmu ke airport. Coz aku lgi sibuk untuk masuk universitas :(
Iy. Ak gk akan kangen :P
From : My Princess
Oh yah. Kka,
Dah tau blom. Klau rio tuh dkt ma ify. Salah satu shbtq
To : My Princess
Rio ama ify?
Sahabt kmu?
From : My Princess
Iya, ify sahabat ak.
Kta ify sih, mrka ktemu di High School Musical Anayaka
Kbtlan ify gru les sekaligus murid dsna!
To : My Princess
Bisa jdi ik. Coz rio itu juga les di High School Musical Anayaka
Ntar deh aku introgasi‼
From : My Princess
Introgasi?? Kyk polis aja!
Hmm… gimana dgn obiet??
To : My Princess
Hehehe
Huft gk tau. Klau ditanya pasti dia bilang ‘msh mikr’
Jdi bingung maunya dia apa
From : My Princess
Aku bntu doa aja yach‼
^_^
****
@airport
“bye…bye… oik hati-hati yah disana. Sms klau udah sampai” pesan sivia
“iya via”
“jangan lupa untuk balik kesini yach” kata ify
“gk akan lupa”
“oik!” panggil shilla
“yoo semua! Aku pergi dulu… dah” oik berlari ke arah shilla sambil melambai ke arah sahabat-sahabatnya. Ponselnya berdering, ia lupa me-non-aktiv-kannya. Ia segera mengeluarkan ponselnya
From : My Prince
Selamat jln. Syng :)
Hti-hti yah dsana!
Ingat kmu udah punya aku, jgn sampai nyari lgi‼
Kabari ak klau dah sampai di paris
Oh iya satu lgi. Jgn telat makan‼
Oik tersenyum membacanya. Namun tak ada waktu untuk membalas pesan cakka. Ia me-non-aktiv-kan ponselnya lalu memasukkan kedalam saku celananya
“koq gk semangat gitu sih” tanya shilla yang melihat adiknya sangat lesuh
“pasti paris gk berubah”
“udah berubah koq”
“gk”
“emang menurutmu berubah itu kayak gimana sih. Orang sekarang paris udah bagus banget”
“emangnya menara eifel udah pindah ke samping rumah bunda”
Shilla menahan tawanya “itu emang gk akan pernah berubah”
“berarti paris belum berubah”
Shilla mengacak rambut adiknya “dasar kamu yah”
****
“hari ini tes wawancara. Semoga kita bisa melewatinya yach” kata cakka pada teman-temannya
“amin…”
“oh iya biet. Gimana? Lo masih betah untuk munafiki semua perasaan lo?”
“maksud lo kka?”
“apa lo masih betah dalam peraturan ini?”
“obiet panggrahito!” teriak salah satu profesor lewat mic dari dalam ruang wawancara
“eh nama gw udah dipanggil tuh gw duluan yah” kata obiet lalu masuk. Rio menoleh ke arah cakka
“kayaknya dia masih betah!”
“oh iya io. Lo kenal ify?” tanya cakka. Wajah rio tampak kaget
“ify? Dia guru les gw. Koq lo tau dia sih?” tanya rio
“kebetulan temen gw berteman ama dia”
“hm.. gitu. Ify koq gk pernah cerita yah”
“emang ify siapa lo? Harus cerita semua sama lo?”
“iya juga yah… hehehe”
“kayaknya oik bener deh. Tapi koq bisa kebetulan gini yah” batin cakka lalu menoleh ke arah alvin. Alvin menatapnya
“kenapa?” tanya alvin
“gpp, gimana hubungan lo ama via?”
“biasa aja!”
“och” cakka hanya meng-o- kan jawaban alvin
“ozy lo sendiri. Gimana dengan acha” tanya cakka
“ama cewe rese itu lagi? Gk akan! Dalam kamus sejarah gw. Benci tuh gk pernah jadi cinta” jawab ozy. Cakka menahan tawanya
“gitu yah” tanya cakka polos. Ozy mengangguk
“ozy ama obiet suatu saat nanti akan menarik kembali kata-katanya”
****
“hm… gk ada oik. Rumah sepi yah” kata sivia
“bener!” balas acha
“ify belum pulang dari tes wawancara” tanya agni
“belum” jawab acha
“trus ni. Kapan kamu mendaftar universitas” tanya sivia
“aku bingung mau ambil jurusan apa?”
“nah lho koq bingung sih” tanya sivia
“kemampuan aku tuh cuman main basket. Cita-cita aku kan jadi seorang pemain basket putri”
“yaudah ikut aja tim basket nasional” saran sivia
“kalau gitu gk usah masuk universitas dunk” tanya acha
“iya, padahal orang tua aku mau kalau aku masuk universitas”
“trus gimana” tanya acha. Yang lain angkat bahu. Lalu ponsel agni berdering. Ia mengambil ponselnya yang diletakkan dimeja. Pesan masuk. Ia segera membacanya
From : Obiet
Horee!!!! Ak lulus tes wawancara........
Mksh doa’a yah friend
To : Obiet
Selamat yach!!
:D
From : Obiet
Makasih…
Oh iya gimana kmu?
Udah nentuin masuk universitas mana?
“siapa nih yang sms? Oik?” tanya acha
“bukan. Tapi dari mama aku! Dia nanya aku mau masuk jurusan apa” jawab agni
“och”
To : Obiet
Masih bingung ambil jurusan apa!!
From : Obiet
Emang cita-cita kmu ap?
To : Obiet
Olahragawati :D
From : Obiet
Wah! Itusih gk usah masuk universitas
To : Obiet
Ak jga tahu.
Tpi orang tuaku mau aku mzk universitas
From : Obiet
Gmna klau kmu ambil jurusan musik.
Suaramu kan bgz. Trus pintar main gitar!
To : Obiet
Iya.yah koq gk kepikiran!
Kmu memang genius
From : Obiet
Gk usah terlalu memuji. Cumn kebetulan kq
To : Obiet
Kmu jga jgn t’lalu merendah dri
Setelah mekan tombol send. Agni menatap ketiga sahabatnya
“aku udah milih jurusan yang akan aku ikuti di universitas” kata agni memberitahu sahabatnya
“apa” tanya ify
“musik!” jawab agni
“wah bagus tuh ni. Kan kamu bisa duet gitu ama ify kalau udah lulus nanti” kata sivia
“bener juga yah. Aku main piano, agni nyanyi”
“wah jadi musisi nih kita”
“gpp lah. Biar terkenal”
“terus aku gk bakal terkenal gitu” tanya acha
“emang ambil jurusan apa sih kamu?” tanya agni
“keperawatan” jawab acha
“cari aja pacar yang artis. Pasti kamu bakal ikutan terkenal” saran sivia. Acha tersenyum
“koq sivia pinter” tanya acha polos. Agni menoyor kepala acha. Acha mengelus kepalanya
“emang dari dulu sivia pinter kale. Kamu aja gk pernah nyadar” kesal agni
“iya. Tapi gk usah pake noyor kepala aku kan”
“hei udah kalau diterusin berantem deh jadinya” lerai ify
“tuh agni yang mulai” tuduh acha
“ACHA‼ udah” geram sivia. Acha menunduk
“iya.iya”
****
maaf kalau lanjutannya udah ngaret terus pendek...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan isi kotak putih di bawah ini