Dari Benci Tumbuh Benih Cinta (part 13)

lanjutannya
maaf lama
****
esok paginya aku berangkat sekolah bersama oik. kali ini ku antar dia sampai di depan gerbang SMA CROz

“jangan lupa kutunggu di tempat biasa” kataku pada oik. Oik mengangguk lalu masuk ke sekolah. Baru saja ingin pergi. Tiba-tiba seseorang memanggilku. Siapa lagi kalau bukan anak donatur terbesar di SMA CROz. Ashilla Zahrantiara. Dengan malas aku berbalik
“kenapa”
“kamu tadi nganterin oik”
“iya? Apa masalahnya sama lo kalau gw nganter oik”
“oik kq bareng kamu. Bukan ama dayat”
“dayat lagi sakit. Dan bunda oik minta tolong ama gw biar gw yang nganter oik ke sekolah”
“cakka apa benar, kalau kamu lagi PDKT ama oik”
“udah baca kan semua coment yang ada di stat dan post wall gw”
“so semua itu benar”
“pikir aja ndiri. Gw udah telat nih. Gk ada waktu lagi buat ngomong lo. Gw pergi” pamitku lalu segera meninggalkan area SMA CROz

****

“oik” panggil seseorang saat aku berjalan di koridor sekolah
“apa di sekolah ini ada yang namanya oik” batinku lalu berbalik.
“kiki” tanyaku
“iya ini gw. Kenapa?”
“lo tadi yang manggil oik”
“iya”
“di sma ini ada yang namanya oik”
“ada”
“gw boleh lihat orangnya”
“nih di depan gw”
“gw dong”
“iya”
“nama gw cakka”
“tapi nama cewe lo oik kan”
“kiki dia itu cuman tetangga gw”
“tetangga, gw gk yakin”
“yaudah kalau gk percaya. Lo cari facebook Alvin jonathan. Lo tanya ama dia oik itu siapa gw”
“dia bakal jawab kalau oik itu tetangga lo”
“gk”
“trus”
“yaiyalah kiki dia bakal jawab kayak gitu. Lo pake nanya”
“udah ah gw mau ke kelas” lanjutku lalu berlalu dari hadapan kiki. Lalu kiki mengejarku Dan mensejajarkan langkahnya denganku
“gw boleh minta nomernya oik”  tanya kiki. Aku berhenti Dan menatapnya
“lo suka ama dia” tanyaku tajam. Kiki hanya tersenyum. Aku sudah bisa mengartikan senyuman itu
“so’ nomer apanya oik yang mau lo minta? Nomer baju? Nomer rumah? Nomer sepatu? Atau nomer absen” tanyaku. Seketika kiki mengubah senyumnya menjadi wajah murung
“nomer hp nya cakka”
“makanya kalau ngomong ama gw harus lengkap soalnya gw punya banyak nomer oik. Dari nomer rumah. Nomer absen”
“stop!  Cakka nuraga. Gw boleh minta nomer hpnya oik”
“maaf tapi gw gk punya nomer hpnya dia”
“mana mungkin lo kan tetangganya dia. Masa’ lo gk punya nomer hpnya”
“emang wajib yah. Tetangga tau nomer tetangganya”
“yah gk sih. Tapi dia kan satu sekolah ama lo dulu. Mana mungkin dia gk minta nomer hp pujaan sekolah. Dan pastinya lo punya nomernya dia”
“RIZKY! Dengar yah, dulunya itu oik musuh gw. Jadi jelas banget kalau gw gk punya nomernya dia sampai sekarang”
“yaudah alamat rumah lo dimana”
“ngapain”
“gw kerumah lo sekalian mampir dirumah cewe itu”
“lo beneran suka ama dia”
“hehehe”
“dia udah punya cowo”
“tapi statusnya dia di FB masih single”
“bisa aja kan dia gk mau ngasih tau statusnya ke semua orang”
“iya juga sih” balas kiki. Aku segera berjalan ke kelasku
“gk kak obiet? Gk kiki? Semuanya pada suka ama oik. Emang sih oik itu imut. Tapi cukup gw aja kali yang suka ama dia” omelku dalam hati

****

4 hari kemudian. Inilah hari ulang tahunku. Ntar malam ada party perayaan ultahku di rumah. Dan siang ini aku harus mentraktir temanku (kiki n bastian) dan sahabatku (ozy n ray) di café roses. Setelah itu pukul 3 sore. Aku sudah janjian dengan oik bertemu di taman kompleks rumah kami. Oik bilang disini dia akan memberi kado

“aduh‼ pasti oik bakal ngamuk. Aku koq pake acara telat” rutukku dalam hati lalu segera berjalan ke arah taman yg tidak terlalu jauh dari rumahku. Sesampai disana oik sedang duduk di bawah pohon rindang. Aku lalu menghampirinya Dan duduk disampingnya
“hai cepat banget nyampainya”
“kamu kali yang lama”
“marah”
“kamu sih lama amat”
“emang kamu dari tadi nunggu disini”
“iya”
“cuman telat 20 menit juga”
“biarin yang penting judulnya tetap telat”
“iya…iya… so buat apa kita ketemuan disini”
“gk jadi aku udah males. Aku mau balik” kata oik lalu berdiri. Tapi ku tahan. Dan akhirnya oik kembali duduk
“oik ngambek deh. Janji deh ik, aku gk bakal telat lagi”
“awas kalau ngelanggar”
“iya” balasku. Lalu oik mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ia bawa
“nih” ucapnya sambil mengulurkan benda itu kepadaku
“ini apa” tanya ku
“kado ultah dariku. Buka deh” pinta oik. Aku lalu membukanya
“ah‼”pekikku lalu melemparkan benda itu ke tanah. Dan aku ngacir kemana aja, yang penting jauh dari benda itu
Oik yang bingung melihat tingkahku lalu berdiri sambil menatapku penuh tanya “cakka kamu kenapa” tanya oik
“ik, emang itu bukan tikus putih. Tapi itu lebih menakutkan dari tikus putih” jawabku
“emang  isinya apaan”
“lihat aja sendiri”
“oh ini”
“lagian ik, kamu gk jijik apa pegang kayak gituan”
“bukan aku lagi yang nangkep. Aku tuh cuman di kasih ama ozy. Tahu sendirilah gimana temanmu itu”
“buang ik”
“kenapa takut sih. Ini di dalam toples yakin deh gk bakal keluar”
“kalau dia lompat”
“dia lompat lewat mana, penutup toplesnya rapet koq”
“yakin”
“yakin deh. Ayo cepetan sini” panggil oik. Perlahan aku mendekat
“buang dulu ik” pintaku
“iya nih aku udah buang” balas oik lalu melempar benda itu. Aku segera menghampiri oik yang sudah duduk di bawah pohon
“ih  semua badanku jadi dingin” kataku lalu duduk disamping oik
“segitu takutnya kamu sama katak” tanya oik. Aku mengangguk
“emang kamu gk” tanyaku
“yah kalau ketutup gitu aku sih gk takut”
“jadi itu kado kamu”
“bukan itu tadi surprise yang pertama. Ini yang kedua sekaligus yang terakhir” kata oik lalu mengeluarkan kotak dari dalam tasnya.
“aku harap kamu suka” ucapnya sambil memberikanku kotak itu
“boleh buka sekarang” izinku
“tentu” jawab oik. Aku lalu membuka kado oik
“waw” ucapku tak percaya
“kamu suka” tanya oik. Aku mengangguk
“kebetulan banget ik jam tanganku rusak”
“ah koq bisa sih. Padahal aku cuman asal ngasih lho”
“artinya kita udah sehati dong”
“sejak kapan kamu pinter nge-gombal”
“sejak jadian ama kamu”
“ternyata semua bisa berubah yah” ucap oik lalu menyandarkan kepalanya di bahuku
“iya. Padahal dulu kita itu musuh bebuyutan. Yang tiada hari tanpa berantem” balasku lalu mengelus rambut oik
“semoga ini bukan akhir dari hubungan kita kka” ucap oik lalu memejamkan matanya

****

Sekarang udah pukul 20.00 WIB. Artinya pesta udah dimulai. Pestanya gk terlalu meriah sih. Yang datang cuman teman dekatku di SMA CROz dulu. dan kedua temanku dari SMA Nusa. Oik tak datang yah karna memang setiap aku ultah dia gk pernah datang. Dia kan musuh aku walaupun sekarang udah status sebagai pacar aku, tapi tetap aja dimata semua orang yang belum tau. Dia itu musuh aku. Aku berdiri disisi kolam renang bersama kak alvin. Menyalami teman-temanku yang datang.
“happy bhirtday cakka. Semoga bisa kurusan dikit” kata ozy
“ngeledek atau ngedoain lo” tanyaku kesal
“hehehe bercanda bro”
“happy bhirtday kka. Makin tua makin gede aja lo” ucap ray
“emangnya lo makin tua. Makin kecil” balasku
“hahaha. Bercanda lo gk lucu” ucap ray
“selamat ulang tahun. Semoga cepet dapet cewe” kata kak sivia. Kak zahra yang ada disampingnya menahan tawa
“amin‼ kak” balasku
“via, mau minum apa biar aku ambilin” tawar kak alvin
“kak via bisa ambil sendiri koq kak. Iya kan kak via” tanyaku. Kak sivia mengangguk. Kak alvin manyun
“yaudah sana temenin kak via” kataku sambil mendorong kak alvin. Kak alvin pun pergi bersama kak sivia
“kka koq oik gk dateng” tanya kak zahra sambil berbisik dan hanya aku yang bisa mendengar
“kalau oik datang semuanya pada heran kak. Oik kan gk pernah datang kalau aku ultah” jawabku berbisik pada kak zahra
“oh. Semoga kalian langgeng yah” ucap kak zahra
“amin…”
Pesta pun dimulai. Aku merasa sedih. Seharusnya oik hadir disini. Disampingku. Biar semua orang tahu kalau oik itu pacar aku. Tapi itu gk mungkin. Oh iya di pesta ku tadi kak obiet tidak hadir. Ini pertama kalinya kak obiet tak datang ke acaraku
Sekarang pukul 23.00. jelas pesta sudah selesai besok semuanya pada sekolah. Kalau pada terlambat hampir semua siswa bakal di hukum. Yang tinggal hanya beberapa orang yang baik hati yang ingin membersihkan sisa pesta. Tapi mereka bukan temanku. Mereka adalah OB di kantor ayahku
“gimana kamu senang” tanya bunda
“of course mother” jawabku
“yasudah kamu istirahat. Besok kamu sekolah” pinta bunda. Kak alvin sudah tidur
“iya bunda” balasku lalu naik ke kamarku. Sebelum aku tidur aku berjalan ke arah balkon kamarku. Aku ingin melihat apa oik sudah tidur. Ternyata belum dia tidak ada di dalam kamarnya. Aku lalu melihat ke arah gerbang. Seseorang baru saja dari rumah oik. Aku tahu itu motor siapa
“kak obiet. Ngapain di rumah oik” tanyaku
“semua harus tahu kalau aku dan oik udah jadian. Kalau gk kak obiet bakal deketin oik terus” lirihku lalu masuk kekamar

****

“pagi oik” sapaku pada oik yang sudah stand by di depan gerbang rumahnya
“pagi cakka” balas oik
“berangkat sekarang”
“yuk” balas oik lalu naik ke jok belakang motorku. Aku lalu menggas motorku
Di perjalan aku ingin bertanya pada oik tentang semalam
“ik” panggilku
“apa” tanya oik setengah teriak
“semalam kak obiet ke rumahmu” tanyaku sambil berteriak mengalahkan deru motorku
“kamu ngomong apa aku gk dengar” jawab oik
“percuma” lirihku. Aku menggeleng
5 menit kemudian kami sampai di SMA CROz. Oik kuturunkan tepat di depan gerbang masuk SMA CROz. Oik lalu turun dari motorku
“ik” panggilku
“apa” tanya oik
“semalam siapa yang kerumahmu”
“kamu gk boleh bohong ik. Sekarang kamu bukan musuh aku lagi melainkan pacarku” batinku
“kak obiet”
“ngapain”
“cuman mau jengukin kak dayat”
“koq sampai tengah malam gitu. Yang nganter sampai gerbang juga kamu”
“cemburu?”
“jelaslah. Ingat aku ini siapa kamu?”
“tenang cakka. Semalam kak obiet cuman ngobrol masalah sekolah koq”
“ama kamu”
“iya”
“bener cuman masalah sekolah”
“udah deh kka. Disini banyak orang”
“ok aku pergi dulu. Pulang sekolah aku jemput kamu disini” balasku lalu pergi. Oik pun masuk ke sekolah. Lalu kulihat dari kaca spion motorku kak obiet menghampiri oik Dan masuk bersama oik
“kenapa disaat aku gk di SMA CROz aku baikan ama oik” lirihku
“hidup emang membingungkan”

****

“bye”
“udah ngobrolnya”
“kamu dari tadi”
“udah dari 45 menit yang lalu”
“maaf kka. Tadi kak obiet…”
“udah kamu gk usah jelasin. Yuk balik”
“gk marah”
“ngapain harus marah”
“gk cemburu”
“mau mulai yah ik”
“hehehe”
“udah cepet”
“siap pak”

****

“oik”
“tunggu”
“aku udah siap”
“ayo berangkat”
50 menit kemudian kami sampai di tempat tujuan
“huah pantai” teriak oik lebay
“lebay banget sih. Kayak gk pernah lihat pantai aja”
“hehehe”
“duduk sana yuk ik”kataku sambil menunjuk pohon kelapa yg tak jauh dari tempatku Dan oik sekarang
“ayuu” Oik berjalan mendahului aku
aku memilih duduk di bawah pohon kelapa yang cukup rindang, karna cahaya matahari masih terasa panas

Oik duduk di depan ku dengan kepala tersandar didada ku aku pun melingkarkan tanganku di leher oik.
Semilir angin berhembus membawa kedamaian dihati kami
Setelah aku dan oik menemukan posisi wuenak. Aku membuka percakapan
“tembem” panggilku sambil mengelus rambut oik
“ada apa ndut”
“gk enak ah. Kalau itu nama panggilan  sayang kita”
“trus maunya”
“gimana kalau peri kecil n anak ilang”
“peri kecilnya bagus. Tapi anak ilangnya jelek. Emang kamu orang yang hilang gitu. Enw dapet darimana tuh nama”
“yah nama itu seru ik. And nama anak ilang cocok lagi ama aku. Yang suka pergi gk izin ama kak alvin”
“ternyata kamu nyadar juga ama sifatmu” kata oik.
“kka”
“yah”
“apa benar kamu menyayangi aku”tanya oik. Aku lalu membalikkan badan oik ke arahku
“why you ask such that” tanyaku balik
“aku kayak mimpi kka. Ingat dulu kita itu musuh bebuyutan. Aku jadi gk percaya kamu sungguh-sungguh sayang sama aku, setiap malam aku selalu berpikir bahwa ini adalah permainan dari kamu. Ini adalah salah satu cara kamu mengerjai aku”
“oik aku tulus sayang sama kamu, kalau kamu gk percaya, belahlah dadaku” kataku lebay
“yakin”
“gk”
“kka aku serius nanya ama kamu”
“aku tulus ik. Dari lubuk hatiku yang paling dalam. Ejekan mu selama ini udah buat aku sayang sama kamu. Apa kamu gk ngerti arti tatapan mata aku. Itu tulus ik. Aku gk akan mainin perasaan kamu” jelasku. Oik lalu memelukku
“makasih kka. Udah mau sayang sama aku. Aku janji akan selalu jaga hati ini. Akan ku jadikan kau cinta yang pertama dan terakhir dalam hatiku” kata oik.
“oh no‼ wajahku memerah” batinku. Aku lalu melepas pelukan oik
“ik kamu nangis” tanyaku yang melihat mata oik merah
“gk koq”
“jangan bohong deh”
“aku nangis karna aku senang”
“baguslah” balasku. Oik lalu berdiri
“mau kemana” tanyaku
“bosan duduk disitu aku mau jalan-jalan” jawabnya lalu berjalan ke arah pantai. Aku lalu berdiri dan mengejarnya
Oik berdiri di depan ombak yang tak lelah berkejaran
“kka”
“yah”
“laut itu indah yah”
“tentu”
“kalau misalnya ada kehidupan kedua di bumi kamu ingin jadi apa”
“kalau ada aku ingin jadi laut”
“laut??”
“ng, laut! Asalkan melihat laut, hatiku berubah jadi tenang. Kau tahu sendiri kan ik dari dulu aku senang melihat laut. Apalagi laut ini. Laut yang indah dan bersih”
“bukankah laut selalu ada disini? Tidak akan berubah menjadi padang pasir di pagi hari, juga tidak akan menyisakan setetes air lalu pergi. Jika benar ada kehidupan kedua di bumi. Aku berharap seperti laut” lanjutku
“jadi, kalau ada kehidupan kedua, aku akan menjadi pasir putih, yang selalu melengkapi keindahan laut disini”
“kamu yakin itu” tanyaku sambil merangkul pundak oik. Oik lalu memandangku
“aku yakin. Aku sayang sama kamu. Dan aku gk akan mau berpisah denganmu” balasnya lalu merangkul pinggangku dan menyandarkan kepalanya di bahuku. Sekarang sudah pukul 17.52. sunset pun sudah terlihat. So beautiful

****

maaf kalau pendek, hancur, and gk nyambung
thank's yang udah coment di part sebelumnya
semoga kalian suka
keep coment please

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Preman Kepentok Anak Pesantren (Cast & Sinopsis)

Utuh (cerpen)

Pengorbanan (Cerpen)