Antara Cinta dan Janji Persahabatan (part 15)
****
Acha dan oik sudah sampai di rumah, sedangkan agni tidak tau kemana dengan obiet
“assalamualaikum” acha dan oik memberi salam
“walaikum salam” balas sivia. Oik Dan acha lalu duduk di sofa
“lho agni mana?” tanya sivia
“lagi pacaran” jawab acha
“ah! Pacaran?” kaget sivia
“belum tentu juga sih. Tapi dia baliknya ama teman cowonya” jawab oik
“kesambet apa si agni, koq bisa ada cowo yang mampu luluhin hatinya”
“bukan agni yang kesambet tapi cowo itu yang hebat bisa cairin hati agni yang super keras kayak batu itu” kata acha
“emang cowo itu kayak apa sih?” tanya sivia
“menurut aku sih cowo itu imuet yah hampir mirip lah kayak ozy. Cuman cowo itu baik, gk narsis. Intinya siapa aja yang dengar dia ngomong pasti semua akan luluh” jelas oik. Sivia menatapnya
“jangan bilang kalau cakka yang ngasih tau kamu” kata sivia
“emang cakka”
“ik, sebenarnya ada hubungan apa sih antara kamu dengan cakka?” tanya acha
“cakka itu hanya sahabat aku, sama seperti kalian” jawab oik
“yakin hanya sahabat gk lebih?” tanya sivia
“iya, sahabat. Cakka tuh mau kalau aku kenal dengan semua sahabat dan begitupun sebaliknya”
“jadi, maksud kamu, kamu udah ngasih tau cakka siapa aja sahabat kamu” tanya sivia
“iya”
“jadi ik cakka juga udah tau aku, gimana sifat aku, hobby aku, body aku, wajahku, dan gimana prestasi aku” tanya acha.
“iya”
“Dan cakka suka?” tanya acha
“suka? Maksud kamu?” tanya oik balik
“yah apa cakka suka dengan semua tentang aku?”
“oh.. hm... dia gk pernah bilang cha, kalau suka dengan semua tentang kamu” jawab oik
“yah koq gitu sih ik”
“yah harus gimana lagi”
“kayaknya acha suka ama cakka deh” batin oik
“kamu bilang sama dia, dia tuh suka cewe kayak gimana. dan apa kriterianya itu ada sama aku”
“ bener kan?” lanjut oik
“oh iya nanti aku kasih tau dia” kata oik lalu beranjak
“mau kemana ik?” tanya sivia
“ke kamar, mau mandi” jawab oik lalu pergi
Sesampai dikamar, oik merebahkan tubuhnya di atas ranjang. menatap langit-langit kamarnya
“gk kak shilla, gk acha, semuanya suka sama cakka”
“huh susah yah punya pacar yang keren, pasti harus tahan emosi, lihat tingkah cewe lain”
“terlebih lagi dengan cita-cita cakka menjadi seorang musisi. Pasti akan berat untuk aku kalau cakka sudah menjadi bintang yang populer”
“sudahlah ik, kalau jodoh gk akan kemana koq” lanjutnya lalu mengambil handuk dan masuk kekamar mandi
****
3 minggu kemudian, sudah 3 hari para remaja tersebut resmi menjadi seorang mahasiswa/mahasiswi. Karna universitas agni dan keempat sahabatnya berbeda. Agni selalu diantar-jemput oleh obiet. Sama seperti pagi ini
“lihat tuh orang yang dulunya sangat konsisten dengan ucapannya” kata acha
“aku curiga, jangan-jangan agni batalkan janji itu bukan karna sivia dekat dengan alvin, tapi karna agni sudah mulai dekat dengan seseorang” tambah ify
“sifat agni dan obiet gk jauh beda koq. sama-sama tegas, dan kata-katanya paling didengarkan diantara sahabatnya” tambah oik
“yaudah yuk berangkat” aja sivia
“via, masih jam 7 aku kuliahnya jam 8” kata acha
“lebih cepat lebih baik. Kalau dijalan macet gimana”
“yaudah deh” mereka pun berjalan ke arah mobil
Tittt!.!!!!! Lalu terdengar suara kelakson mobil dari depan. Keempatnya pun berhenti Dan turunlah seorang pria
“pagi semua” sapa pria tersebut
“pagi” balas keempatnya acha pun mendekat ke pria tersebut
“koq kamu tahu rumahku sih” tanya acha
“sorry kamu acha kan?” tanya pria tersebut. Oik terlihat sedih
“iya, masih ingat rupanya”
“itu siapa ik? Koq kenal ama acha” bisik sivia pada oik
“Cakka” balas oik. Ify yang tahu perasaan oik segera menghampiri acha
“cha katanya mau berangkat sekarang gimana sih” kata ify sambil menarik acha.
“oh iya kka. Kamu kesini mau ngapain” tanya acha. Oik semakin kesal saja Dan melipat kedua tangannya didepan dada
“aku kesini…” belum selesai cakka bicara. Oik sudah memotongya
“acha mungkin mau berangkat bareng cakka fy. Yuk kita berangkat” kata oik
“tunggu bentar dulu ik” bisik sivia. Acha lalu memegang tangan cakka.
“jadi kamu kesini mau jemput aku” tanya acha. Cakka diam. Melihat reaksi cakka yang tak berusaha melepaskan tangan acha oik pun mulai kesal. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi
“ik gk mau naik mobil” teriak sivia, oik berhenti Dan berbalik
“aku naik taksi aja, soalnya kalian lama sih. Pasti mau nunggu sampai acha ngambil keputusan” jawab oik lalu kembali berjalan
“konflik lagi deh” lirih sivia
“bener kka kamu mau berangkat ama aku?” tanya acha pada cakka. Cakkapun tersadar lalu melepas tangan acha
“ah! Hm… sorry yah tapi” kata cakka menggantungkan kalimatnya lalu mengejar oik
“ik tunggu” panggil cakka tapi oik tak mendengarnya cakka pun memutuskan untuk mengejar oik menggunakan mobilnya
“lho itu cakka koq ngejar oik” tanya acha
“cha” panggil ify. Acha menoleh, ify menatapnya tajam
“aku salah lagi” tanyanya
“tau ah. Ayo cepet berangkat” kata sivia lalu masuk ke dalam mobil. Ify pun menarik paksa tangan acha
Cakka berhenti didepan oik lalu turun. Sedangkan oik melipat kedua tangannya didepan dada sambil mendengus kesal
“koq ngambek sih?” tanya cakka yang sekarang sudah berada didepan oik
“siapa yang ngambek? Aku cuman mau berangkat kuliah secepat mungkin. Dan tau gk ini masih pagi jadi tolong jangan pamer pagi-pagi” kesal oik lalu berjalan. Cakka menahan lengannya
“maaf deh ik” mohon cakka tapi senyum belum terukir di bibir oik. Ia melepas tangan cakka dengan kasar
“emang itu cukup. Apa maaf bisa mengulang semuanya. Kamu gk tau gimana rasanya jadi aku kka”
“oik aku minta maaf”
“kenapa tadi waktu acha megang tangan kamu, kamu gk ngelepasinnya? Dan kenapa tadi kamu ngomong sama acha pake aku-kamu. Bukan lo-gw. Och aku tau kamu sengaja kan memperlihatkan sifat simpatik kamu kepada semua cewe didepan pacar kamu sendiri”
“kamu cemburu?” tanya cakka sedikit menggoda. Oik jadi semakin kesal
“gk” balas lalu kembali berjalan, kali ini cakka tak menahannya tapi mencoba berjalan disampingnya
“kamu berhak cemburu koq. aku juga akan seperti kamu kalau aku ada diposisimu”
“baguslah kalau kamu mengerti”
“tapi ik apa kamu gk butuh jawaban aku” tanya cakka. Oik pun berhenti, begitupun dengan cakka
“apa jawaban kamu?” tanya oik. Cakka tersenyum lalu memeluknya. Oik jadi bingung, ia kesal dengan cakka tapi ia tak ingin melepas pelukan cakka, emosinya mulainya menurun ketika berada dalam pelukan cakka
“maafkan aku dulu, baru aku jawab”
Oik menghela napas.
“baiklah”
“sebenarnya dari awal aku ingin memanggilmu tapi saat aku melihat kalau kau sedang kesal aku teringat oleh perkataan kak shilla. Kak shilla bilang, kau itu gk bisa kesal kalau sedang cemburu tapi menangis. dan aku mau lihat apa kamu sudah dewasa, akhirnya kuputuskan untuk berbicara lembut dengan acha. Dan sekarang lihatlah. Kau sudah tak menangis saat cemburu, artinya aku berhasil” kata cakka. Oik pun melepas pelukan cakka
“kau berhasil mengerjaiku” sambung oik lalu memukuli cakka
“eh ik,,, ampun… aw… ik… udah” rintih cakka. Oik pun berhenti
“cakka, acha itu suka sama kamu. Jadi kalau kamu baik sama dia, dia akan mengira kamu ngasih harapan sama dia” tutur oik
“apa??”
“acha suka sama kamu”
“kita bicarain di mobil” kata cakka lalu menarik oik ke mobilnya
Didalam mobil cakka.
“jadi ik maksud kamu acha itu suka sama aku?”
“iya. Dia suka sama kamu”
“kamu tau darimana? Dia bilang sama kamu”
“gk, kalau aku lihat dari caranya dia sebut namamu, dia itu suka sama kamu, Dan tadi kamu lihat kan bagaimana tingkahnya dia dengan kamu”
“iya sih, tadi aku lihat sendiri”
“makanya aku takut kalau kamu baik sama acha, acha akan mengira kamu suka sama dia”
“tapi ik koq acha belum tau hubungan kita?” tanya cakka
“dia selalu memikirkanmu dan tak ingin mendengar curhatku” jawab oik
“aku akan bantu kamu bicara dengan acha, karna aku gk mau kalau sahabatmu sampai nyakitin perasaanmu”
“yah aku juga ingin seperti itu”
“kamu yang sabar yah. Itulah hubungan selalu ada sepak terjangnya” kata cakka oik mengangguk. cakka pun menggenggam tangan oik dan menatapnya dalam. Oik jadi salting Dan segera memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah. Perlahan oik melepas tangan cakka. Hingga akhirnya cakka tersadar lalu melepas tangannya
“maaf” kata nya lalu menstater mobilnya
“iya” balas oik
“pertama kalinya cakka bikin aku deg-deg-an” batin oik lalu memegangi dadanya. Cakka menoleh sebentar ke arah oik lalu kembali fokus ke jalan
“kamu kenapa? Sakit?” tanya cakka
“gk koq gpp”
“kalau kamu sakit bilang yah. Biar kita ke rumah sakit”
“iya”
“wajar saja banyak yang suka pada cakka, selain dia tampan, dia juga orang yang care” batin oik terus menatap cakka. Cakka yang sadar kalau sedari tadi gadis disampingnya sedari tadi mempehatikannya, lalu menoleh
“kenapa ik, lihatin aku kayak gitu banget” tanya cakka. Tapi tak ada respon dari oik. Cakka pun melambaikan tangannya didepan wajah oik
“ah iya ada apa kak” tanya oik yang baru tersadar dari lamunannya
“kamu kenapa. Koq lihatin aku kayak gitu banget? Hari ini aku aneh yah”
“gk koq”
“terus”
“aku baru nyadar ternyata selama ini kamu kena penyakit THTK”
“THTK? Itu penyakit apa ik? Penyakit baru yah”
“iya Dan itu hanya ada sama kamu”
“mematikan ik”
“penyakit itu gk bisa disembuhin. Tapi gk menular”
“emang THTK itu apaan ik”
“Tambah Hari Tambah Keren” jawab oik
Blusshhh…. Wajah cakka pun memerah. Sedangkan oik santai saja, lalu terdiam
“tadi aku ngomong apa” tanyanya dalam hati
“ah oik bisa aja kamu, kamu juga kena penyakit THTM”
“tambah hari tambah manis” lanjut cakka. Sekarang gantian wajah oik yang memerah
“tambah hari tambah manis? Gula kale”
“bahkan ik, kamu lebih manis dari gula”
“madu dunk”
“gk ada yang bisa nyamain manisnya kamu”
“ah masa’ sih”
“iya”
“kalau aku manis, koq gk semut yang berani gigit aku”
“kan semutnya takut sama aku ik”
Dan jadilah mereka saling gombal dalam perjalanan menuju kampus
****
“cha aku mau bicara sama kamu” kata oik lalu duduk disamping acha
“mau bicara apa ik” tanya acha
“tentang cakka” jawab oik
Seketika wajah acha terlihat sangat ceria
“cakka bilang apa sama kamu ik. Apa cakka suka sama aku”
“huft itu lagi” batin oik
“bukan, bukan cha tapi…”
“tapi apa ik. Cakka mau ketemuan sama aku”
“acha stop deh nyerocosnya, aku mau cerita nih”
“cakka bilang dia mau ngomongin sesuatu sama kamu”
“sesuatu? Pasti cakka mau nembak aku? Kapan ik, dimana”
“sekarang, didepan! Cakka lagi ada diluar”
“yang benar ik” tanya acha, oik mengangguk
Acha segera berlari keluar rumah, dan memeluk cakka ketika mendapatinya. Oik berusaha sabar melihatnya, cakka pun melepas pelukannya
“apa-apain sih cha main peluk-peluk aja” kesal cakka yang sepertinya risih digituin ama acha
“eh maaf. Kenapa kamu kesini? Nyariin aku lagi! Mau ngajakin aku jalan?”
“aku cuman mau bilang. Tolong jangan ganggu aku, jangan pernah suruh oik untuk deketin kita, karna aku gk suka sama aku. Aku udah punya cewe, Dan itu adalah…” belum selesai cakka bicara acha lalu memotongnya
“stop deh cakka. Gk usah munafik. Aku ngerti koq, kamu pasti kaget pas tau aku suka sama kamu. Udah santai aja”
“benar kata oik. Yang ada dipikirannya acha cuman aku. Terus gimana ngomongnya” batin cakka
“cha, ify manggil kamu tuh” kata oik
“tunggu bentar deh ik, emang mau ngapain sih”
“aku juga gk tau. Intinya ify lagi manggil kamu. Lagian juga, cakka sibuk, dia mau pergi. Iya kan kka”
“iya. Aku kesini sebenarnya mau jemput oik, kamu sibuk gk ik”
“iya nih, kayaknya lain kali aja yah kka”
“oh gpp deh. Yaudah aku balik dulu, bye”
Saat cakka pergi, oik segera berlalu sedangkan acha masih terdiam di tempatnya
“cakka pasti ngeles” batin acha lalu masuk kedalam
****
Siang ini, cakka dan oik sudah ada janji untuk jalan-jalan
“via, aku pergi dulu yah. Gk lama koq” pamit oik. Sivia mengangguk
“mau kemana ik” tanya acha
“jalan ama cakka” jawab oik
“ama cakka?”
“iya”
“koq ama kamu sih”
“gk tau. Tadi dia sms aku, mau ngajakin jalan, karna aku gk sibuk, jadi aku terima aja”
“oik, harusnya kamu ngasih tau aku”
“ng… ngasih tau kamu”
“iya”
“untuk”
“oik, kau ini sahabat macam apa. Kau kan tau aku suka dengan cakka, jadi kau bisa berbohong bahwa kau sedang sibuk, Dan meminta cakka untuk mengajak aku”
“aku lupa cha”
“bilang saja kalau kau ingin berdua cakka”
Tiitt…. tiittt…. Terdengar suara klakson mobil
“kamu duduk disini yah ik, biar aku yang keluar” kata acha lalu mendorong oik ke sofa, oik tak bisa berbuat apa-apa
“sabar yah ik”
“tapi via, acha itu udah keterlaluan banget”
“aku akan coba bicara ama dia”
“huuh” oik mendengus
****
Sudah seminggu ini. Oik selalu diantar jemput cakka, dan itu membuat acha bingung. Ada hubungan apa sih diantara mereka berdua
Sore hari pulang dari kuliah acha memutuskan untuk bicara dengan oik. Ia pun menghampiri oik yang sedang duduk di taman belakang sambil membaca novel
“ik” panggil acha lalu mendekat
“apa” tanya oik. Acha duduk disampingnya
“sebenarnya cakka itu siapanya kamu sih” tanya acha
“cakka itu pacar aku” jawab oik. Acha pun tertawa. Oik menutup novelnya lalu memperhatikan acha
“kenapa ketawa?” tanya oik. Acha pun berhenti tertawa
“dulu kan kamu bilang cakka itu sahabat kamu. Bukan pacar kamu. Eh sekarang koq ganti sih. Konsisten donk ik” kata acha yang sepertinya mulai kesal
“aku ama cakka baru jadian”
“och jadi seperti ini kamu ik. Kamu kan tau aku itu suka sama cakka. Tapi kenapa kamu ambil dia”
“acha dengerin aku. Cakka nembak aku, Dan jujur aku juga suka padanya bahkan aku sangat sayang sama cakka. Jadi aku menerimanya”
“jadi karna kamu sayang sama cakka. Kamu selalu lupa menceritakan semua kebaikanku kepada cakka”
“tidak acha. Aku selalu menceritakan tentangmu kepada cakka”
“halah ik, gk usah munafik deh. Kamu itu TMT yah. Udah tau aku suka sama cakka. Eh kamu malah jadian ama dia”
“cha maafin aku. Tapi…”
“udah deh ik, gk usah ngeles lagi, aku tau koq kamu gk pernah cerita ama cakka tentang aku. Kamu pasti cuman ceritain segala sifat baikmu Dan segala sifat burukku di depannya”
“gk cha. Aku gk pernah ceritain yang buruk tentangmu terhadap cakka”
“kalau gk pernaha lalu kenapa dia lebih memilihmu daripada aku”
“kalau soal itu aku gk tau”
“kamu memang egois ik. Kamu gk pernah ngerti perasaan aku”
“apa menurut kamu aku itu egois. Apa menurut kamu orang tidak egois itu harus mengobarkan orang yang ia sayangi”
“iya, bukankah itu adalah sahabat dan kamu egois, disaat cakka menyatakan perasaannya padamu kau tidak memberitahu aku”
“aku mau ngasih tau kamu. Tapi apa, coba kamu ingat setiap aku ingin bicara sama kamu. Apa yang kamu katakan, ik cakka juga suka kan sama aku. Ik cakka itu mencari wanita yang baik seperti aku kan pernah gk cha, kamu dengar aku bicara. Dan pernah gk kamu kasih aku kesempatan untuk bicara. Ify, sivia, dan agni sudah tau kalau aku pacaran dengan cakka”
“halah! itu hanya alasanmu saja kan, aku gk percaya kalau semuanya udah tau. Semuanya tuh belum tau, kalau semuanya sudah tau. Kenapa tadi pagi tak ada yang melarangku bersifat seperti itu pada cakka”
“karna kami tau. Kamu orang yang paling susah percaya. Bahkan sivia sudah berulang kali bicara padamu tapi kamu gk mau percaya kan” kata ify
“fy, gk usah ikut campur”
“aku berhak ikut campur. Aku sahabat kalian. Dan aku yang paling tua disini. jadi kalau kalian berantem aku harus tau masalahnya”
“lagipula kamu gk berhak meminta oik untuk memberitahu kamu saat ia jadian dengan cakka. Harusnya kamu sadar kalau yang egois itu kamu bukan oik” tambah agni
“kenapa sih kalian selalu memihak oik”
“kita memihak yang benar, bukan memihak oik”
“och jadi menurut kalian. Aku itu salah”
“yah kamu salah. Untuk apa coba kamu tanya oik. Kenapa cakka lebih memilih dia daripada kamu. Harusnya kamu sadar, oik memang lebih cocok untuk cakka”
“oik gk cocok sama cakka, oik juga gk pantes buat cakka. Aku yakin oik gk pernah cerita ke cakka tentang aku. Aku yakin saat ia tau kalau aku suka sama cakka, dia gk pernah berusaha untuk mendekatkan cakka dengan aku, tapi dia hanya berusaha untuk membuat namanya baik didepan cakka. Oik emang gitu, dia selalu merebut orang yang aku sayangi. Waktu itu rizky juga pernah bilang kalau dia lebih memilih oik daripada aku. Dan aku yakin waktu itu oik yang nyuruh rizky duain aku, karna dia cemburu kalau aku ama rizky”
Oik menarik napasnya kupingnya sudah panas mendengar omongan acha, emosinya pun mulai tinggi
“kalau emang aku kenapa? Kamu marah? Kamu marah karna keberuntungan tak berpihak pada mu? Kamu gk suka kalau aku jadi sahabatmu, ok fine!!!! Kamu ambil tuh cakka, kalau menurutmu orang yang tidak egois itu harus mengobarkan orang yang ia sayangi. Aku akan ikhlaskan cakka untuk kamu, agar kamu mengerti kalau bagi aku persahatan itu lebih berarti” kata oik agak membentak acha. Acha pun terperangah, baru kali ini ia melihat oik marah
“ik” lirih acha
“oik” kata sivia berusaha menenangkan oik
“itu kan yang kamu mau??” bentak oik lalu pergi
“oik tunggu” sivia pun mengejar oik
“kamu mau lihat orang yang egois cha. Lihat dirimu. Orang egois itu, selalu menyakiti hati seseorang” kata agni lalu pergi
“kalian memang selalu seperti itu. Hanya oik yang baik” teriak acha. Ify mengelus punggungnya
“kamu juga baik koq. mungkin cakkanya aja yang buta gk bisa bedahin yang baik dan tidak” kata ify mencoba menghibur acha
Sedangkan dikamar oik
“ik mau kemana sih kamu?” tanya sivia yang bingung melihat oik sedang mengemasi barang-barangnya
“aku mau ke rumah nenek!” jawab oik masih dengan nada yang kesal
“di jogja ik?” tanya sivia lagi
“iya” jawab oik
“trus kuliah kamu”
“oik bisa nunggu sampai tahun depan, trus kuliah di UGM” jawab oik lalu mulai berjalan keluar. Sivia menahannya di ambang pintu
“kamu yakin mau pergi”
“yah oik udah yakin 100%” jawab oik lalu pergi, sivia tau sahabatnya yang satu ini sangat keras kepala, jika keputusannya sudah bulat. Maka sudah tidak ada yang bisa menahannya bahkan orang tuanya sekalipun. Sivia terus mengejar oik
“kalau kamu pergi berarti kamu tinggalin cakka! Kamu mau ik pisah sama cakka” tanya sivia lagi. Oik pun berhenti lalu berbalik menatap sivia dengan kesal
“ngerti gk sih. Aku mau ke jogja, titik... Dan siapapun gk bisa halangin aku. Lagipula cakka kan ada acha” bentak oik lalu memakai sepatunya, agni pun datang
“oik mau kemana koq bawa koper” tanya agni
“ke jogja” jawab sivia. Agni pun menahan lengan oik
“gk mau berubah pikiran” tanya agni. Oik melepaskan tangan agni dengan kasar
“gk akan” kata oik lalu keluar. Sivia dan agni hanya pasrah
“telpon cakka” perintah agni. Sivia pun mengeluarkan ponselnya.
“aku gk tau nomernya cakka”
“nomernya alvin yang kamu hubungi trus kasih tau alvin kamu mau bicara ama dia”
“oh ok”
On The Phone…
Alvin → halo, assalamu alaikum
Sivia → walaikum salam
Alvin → ada apa via?
Sivia → ada masalah! Cakka mana?
Alvin → cakka? Kamu ada masalah sama cakka
Sivia → iya vin, udah deh jangan banyak nanya, aku mau bicara ama dia
Alvin → yaudah tunggu bentar aku panggilin
Sivia → jangan lama
Alvin → cakka… terdengar alvin sedang memanggil cakka. Lalu ponselpun beralih ke cakka
Cakka → halo, assamualaikum
Sivia → kka, gawat oik pergi ke jogja… tutur sivia tanpa menjawab salam cakka
Cakka → apa???
Sivia → oik habis berantem ama acha. Dan oik memutuskan untuk pergi ke rumah neneknya di jogja, gk ada yang bisa halangin oik, dia orang yang paling keras kepala, orang tuanya pun tak bisa mengubah keputusannya
Cakka → jadi sekarang oik menuju bandara??
Sivia → iya…
Cakka → vin, nih hp lo gw mau pergi. Kata cakka pada alvin, alvin pun mengambil ponselnya
Alvin → halo via, ada masalah apa sih??
Sivia pun mulai menceritakan semuanya
****
@airport
“mbak, ada tiket keberangkatan menuju jogja” tanya seorang gadis pada seorang penjaga loket
“kalau untuk hari ini sudah habis. Tapi kalau untuk keberangkatan besok masih ada dek” balas penjaga loket tersebut
“berangkat jam berapa mbak”
“jam 10 pagi”
“oh, kalau gitu saya pesan 1 mbak”
“atas nama siapa dek”
“Oik Cahya” jawab oik, pegawai tersebut mulai mencatat.
“ini dek” oik menerimanya
“terima kasih yah mbak”
“sama-sama”
Oik pun mulai berjalan
“aku gk mau pulang kerumah. Malam ini aku menginap di hotel saja” lirihnya, ia terus berjalan sambil menunduk. Tanpa ia sadar ia menabrak seseorang yang sedang berdiri terpaku. Oik pun mendongak
“maaf” kata oik memohon
“gk usah minta maaf” balas orang itu.
“ngapain kamu kesini” tanya oik.
“duduk dulu yuk” ajak orang tersebut. Mereka pun duduk di salah satu bangku
“aku kesini karna aku mau nyari kamu”
“ngapain?”
“kenapa sih kamu mau ke jogja? Mau belajar ngelupain aku? Kalau kamu mau ke jogja, aku mau ikut, orang tuaku juga tinggal disana” tutur cakka
“kalau kamu kesini buat melarang aku pergi, percuma, aku gk akan berubah pikiran”
Cakka pun merangkul oik.
“ada masalah? Cerita aja, aku sebagai pacar kamu gk keberatan koq kalau kamu cerita”
Oik menunduk.
“aku gk suka perkataan acha, dia udah gk percaya sama aku. Dia itu suka sama kamu cakka, dan aku gk suka dibilang ngerebut kebahagiaan orang. Udah hampir seminggu aku dan acha selalu berantem. dan kamu lihat kan setiap kita mau jalan berdua, pasti selalu acha yang keluar menghampirimu”
“Dan menurut kamu, lari itu menyelesaikan masalah”
“yah seenggaknya aku bisa tenang. jogja bisa membuat emosiku meredah. Dan acha juga bilang aku gk cocok buat kamu, aku gk pantes buat kamu. Dia juga gk mau anggap aku sebagai sahabatnya lagi karna udah dibutakan oleh perasaannya terhadapmu”
Cakka pun memeluk oik, oik balas memeluk cakka dan akhirnya oik pun menangis sejadi-jadinya didalam pelukan cakka
“aku gk suka dibilang perebut kebahagiaan orang kka” lirih oik. Cakka mengelus punggung oik
“kamu yang sabar, dan kamu harus kembali ke rumah”
Oik menggeleng
“aku gk mau kerumah itu. Aku gk mau satu rumah dengan orang yang membenciku”
“tapi itu kan rumahmu, seharusnya acha yang pergi bukan kamu”
“lebih baik aku daripada acha, aku gk mau nyusahin orang”
“ng… gk mau nyusahin orang? Lalu ini namanya apa?” tanya cakka.
Oik pun melepas pelukannya. Cakka menghapus sisa air mata oik
“emang aku nyusahin kamu?”
“bukan aku tapi sahabat-sahabatmu”
“justru karna itu aku ingin pergi ke jogja, kalau aku kesana, mereka gk usah repot mengatur anak manja sepertiku”
Cakka lalu memperhatikan tiket yang dipegang oik. Lalu merebutnya
“kamu berangkat jam berapa” tanya cakka lalu membaca tiket oik
“besok jam 10 pagi?” lanjut cakka
“iya”
“jadi malam ini kamu mau kembali ke rumahmu”
“gk”
“lalu kamu mau tidur dimana? Gk mungkin donk disini”
“aku mau tidur di hotel”
“oik boros deh. Kan cuman sehari, kamu pasti ketularan borosnya kak shilla”
“lalu aku harus kemana? Kembali ke rumah itu mustahil”
“ke rumahku aja”
“kamu udah gila yah kka. Dirumahmu ada 5 cowo, aku sendirian cewe, ntar apa kata tetanggamu”
“iya yah. Tapi kalau kamu nginap di hotel, tanggung kan cuman sehari”
“gpp lah”
“yaudah kita makan malam dulu yuk”
“boleh”
Caik pun berjalan keluar dari airport
****
Sivia Dan yang lain sudah khawatir dengan oik. Acha juga, ia sedikit merasa bersalah, tapi tetap seutuhnya menyalahkan oik
Tak lama kemudian ponsel sivia pun berdering, ia segera membaca pesan yang masuk
From : Alvin
Cakka bilang dia lagi makan malam ama oik di restaurant dekat dari rumah kalian
Katanya oiknya berangkat besok pagi. Dan malam ini oik akan nginep di hotel
To : Alvin
Makasih yah vin :)
“oik lagi di restaurant. Alvin bilang gk jauh dari sini”
“terus kapan oik berangkat”
“besok pagi”
“kita susul oik” kata agni, beranjak dari tempatnya, tapi ify menahan lengannya
“jangan sekarang. Percaya deh cakka pasti berusaha bujuk oik, agar tetap disini” kata ify. Agni pun kembali duduk. Ify lalu menoleh ke acha yang duduk disampingnya
“cha besok minta maaf ama oik yah” bujuk ify
“hm…”
“seriusan cha”
“iya bawel amat sih” kesal acha, ia pun berjalan ke kamarnya
“ampun deh. Egois ama keras kepala. Kalian pilih mana” tanya agni
“dua-duanya gk ada yang bagus, aku lebih milih atau kalau gitu”
“aku setuju ama ify”
****
@restaurant
“ik, gimana kalau ke jogjanya pas liburan aja, kita bareng kesana”
“gk ah kka. Aku udah mutusin”
Cakka menggenggam tangan oik
“jadi ik, kamu kan berangkatnya besok. Gimana kalau jam 8 pagi kita jalan-jalan aja dulu”
“bukannya kamu bilang mau ikut ke jogja”
“iya, tapi kalau mendadak gini aku gk bisa ik. Aku harus prepare dulu. Lagian kamu juga belum minta maaf ama acha kan. Masa’ kamu mau pergi ke jogja dengan rasa benci sih”
“cakka aku tuh gk benci ama acha, aku cuman sebel aja sama dia. Dan juga kenapa harus aku yang minta maaf, kan yang salah dia, bukan aku”
“tapi yang ngambek siapa”
Oik melepas genggaman cakka lalu memalingkan wajahnya
“ih cakka. Apa deh”
Cakka mengelus pipi oik
“hei jangan ngambek. Kalau ngambek manisnya hilang lho”
“biarin”
“jadi yang egois itu siapa?” tanya cakka
“maksud kamu”
“kamu gk egois kan”
“iya deh. Aku ngalah” ucap oik pasrah
“senyum donk”
“nih …i… “ kata oik sambil memberikan senyum paksanya
“gitu donk baru peri kecilku” balas cakka sambil mengacak rambut oik
“cakka jangan diberantakin”
“berantakan gitu kamu tetap manis koq”
“ih. Jangan gombal, aku lagi kesel tau”
“kalau lagi kesel terus digombal semuanya melayang yah?”
“cakka”
“eh iya,,, iya... becanda koq”
“huh”
“jangan ngambek oik-ku”
“iya deh. Tadi itu aku gk ngambek tapi lagi kesel dan pengen pergi”
“udah kamu gk boleh ke jogja sebelum mendengar kata maaf dari acha”
“acha orangnya gengsian, mana mungkin dia mau minta maaf”
“yaudah kamu yah minta maaf”
“aku kan gk salah”
“kamu emang gk salah, tapi apa salahnya kamu mengalah”
“tapi aku gk mau ketemu ama acha”
“trus minta maafnya gimana”
“lewat telpon aja”
“itu gk sah sayang”
“terus”
“besok sebelum berangkat kamu harus mau ketemuan ama acha”
“males”
“oik”
“tau ah gelap”
“yaudah deh ik, aku ikut kamu aja”
“eh balik yuk”
“mau balik kemana”
“kerumahku”
“cakka udah dibilangin, dirumahmu kan ada 5 cowo”
“yaudah ke hotel”
“yuk”
Mereka pun berjalan keluar restaurant menuju ke hotel
****
“assalamu alaikum” cakka memberi salam lalu masuk kerumahnya
“walaikum salam” balas ozy
Cakka menghempaskan tubuhnya ke sofa
“gimana cewe lo?” tanya obiet
“gk berhasil, dia terlalu keras kepala”
“jadi dia dimana sekarang”
“dia nginap di hotel”
“terus apa rencana lo selanjutnya”
“yang gw tau dia orangnya gk tegaan, yah rencana gw sih agak gila”
“emang apa?”
“sini gw bisikin”
Cakka pun membisikkan sesuatu pada keempat sahabatnya
“bisa aja. Tante gw kebetulan bekerja di salah satu rumah sakit besar dijakarta” balas rio
“yaudah biar gw yang nelpon via tentang ide gilanya sih cakka ini” kata alvin
“kalian emang sahabatku yang paling baik”
****
Tok…tok… terdengar suara ketukan dari pintu kamar oik, oik pun menarik kopernya ke arah pintu lalu membuka pintunya
“siapa yah” tanya oik
“ik, cakka kecelakaan” kata orang tersebut
“acha? Ngapain kamu kesini?” tanya oik
“aku mau minta maaf sekaligus bilang kalau cakka kecelakaan, dia masuk rumah sakit” jelas acha. Oik pun kaget
“ah! Kecelakaan? Masuk rumah sakit?” tanya oik. Acha mengangguk.
Tanpa basa basi oik segera pergi ke parkiran dan meningalkan acha. Acha pun mengejar oik
“ik, tunggu. Pake mobil aku aja” tawar acha
“gk aku bawa mobil koq. kamu pergi aja sendiri. Lagian aku mau ke airport bukan ke rumah sakit” balas oik
“ah ke airport? Kayaknya gk berhasil deh” batin acha.
Oik pun masuk ke mobilnya Dan melaju ke airport
“oik beneran mau ke airport” batin acha. Ia lalu mengeluarkan ponselnya. Mencari nomer ify lalu menelponnya
On The Phone Acha-Ify
Ify → halo, asamualaikum
Acha → walaikum salam
Ify → gimana?
Acha → gk mempan, oik tetap ke airport
Ify → kejar cha, usahakan deh, oik mau ke rumah sakit
Acha → iya deh aku coba.
Acha lalu menutup telponnya. dan terus mengikuti oik
Dalam mobil, oik terus berdzikir
“rumah sakit, airport, rumah sakit, airport, rumah sakit, airport, rumah sakit, airport. Arg pusing!” kesal oik lalu memukul stir mobilnya. Dan mengerem mendadak, karna sedang lampu merah
Didepan ada perempatan, anggap aja kalau terus itu ke airport, kalau belok kanan itu ke rumah sakit
“terus, belok, terus, belok, terus, belok, terus, belok”
“cakka atau kehendakku” batinnya.
Tittt… suara klakson membuyarkan lamunannya, ia lalu mendongak
“udah hijau” lirihnya lalu menatap jam tangannya
“20 menit lagi pesawat yang aku tumpangi take off” lanjutnya lalu segera menggas mobilnya menuju airport
“wah oik gk berubah pikiran nih” batin acha terus mengikuti mobil oik
****
“kayaknya batal deh” kata sivia
“ah gw udah lebam kayak gini, masa’ gk jadi sih. Harus jadi ah” protes cakka
“lebam lo juga kan cuman bohongan” kata rio
“tapi oik gk boleh pergi ke jogja” balas cakka
“repot amat sih kka. Bonyok lo kan disana, lo tinggal nyusul oik” saran rio
“gk mau. Gw kan mau sekolah”
“udah deh berantemnya” lerai ify
“kayaknya gw harus nyusul mereka deh” celetuk agni
“bareng aku ni” tawar obiet
“biet lo tinggal disini aja. Agni gpp pergi sendiri. Iya kan agni?” tanya ozy. Agni mengangguk
“aku pergi dulu” pamit agni lalu pergi
“aku ikut ni” kata ify lalu mengejar agni
****
Oik duduk di bangku ruang tunggu. Ia masih menimbang-nimbang keputusannya, lalu kembali melirik jam tangannya
“4 menit lagi pesawatnya akan berangkat”
Oik menunduk
“cakka, jogja, cakka”
“jogja aja deh. Aku kan cuman sebentar, cuman mau nenangin diri aja” lanjutnya lalu berdiri dan segera pergi
“OIK, CAKKA KRITIS!!!!!!” teriak agni yang baru saja tiba di airport
Kaki oik terasa berat untuk melangkah. Bahkan digerakkan sekalipun tidak mau, ia lalu berbalik menatap agni yang berlari ke arahnya
“cakka butuh kamu disaat-saat terakhirnya hhh” kata agni berusaha mengatur napasnya
“tapi ni, sebentar lagi aku berangkat”
“kamu bisa tunda keberangkatanmu. Ini untuk yang terakhir kalinya kamu lihat cakka”
“cakka” lirih oik, air matanya menetes. Lalu sebuah pesawat pun terbang. Ia menoleh ke arah lapangan lepas landas, sepertinya pesawat yang akan ia tumpangin sudah pergi. Ia pun mengangguk. Agni bernapas legah
“berhasil” batinnya. Acha pun meraih koper oik
Lalu mereka berjalan ke mobil oik
****
“ganti rencana” kata sivia
“maksudnya?” tanya cakka
“agni baru aja sms gw. Dia bilang, dia ngasih tau oik kalau lo kritis” kata sivia
“so’ gw harus masuk ke ruang ICU?” tanya cakka. Sivia dan yang lain mengangguk
“kita syuting sinetron apaan sih” tanya cakka
“kreatifnya siapa sih?”
“yah ide gw. Tapi kan gk ada kata kritis. Yang nulis skenario siapa sih? Tragis amat”
“tuh penulis handal kita” kata rio sambil nunjuk sivia. Sivia hanya tersenyum jail
“udah sabar aja. Cinta emang susah” kata alvin
****
Setibanya dirumah sakit. Oik terus berlari ke ruang ICU, tak peduli berpasang-pasang mata mempehatikannya. Ia takut kehilangan cakka
“gimana keadaan cakka” tanya oik pada sivia saat sampai di depan ruang ICU. Sivia hanya menatap senduh ke dalam. Oik pun melihat ke dalam, disana tidurlah sosok yang selama ini selalu berada disampingnya
“kalau oik tau bahwa dia dibohongi bisa lebih gawat nih” batin sivia
“via. aku boleh masuk?” tanya oik
“boleh ik. Cakka pasti nungguin lo” celetuk alvin. Oik pun segera masuk ke dalam
“diatanya siapa yang jawab siapa” sindir obiet. Alvin lalu menoleh ke arahnya
“koq lo yang sewot sih” tanya alvin
“udah deh” lerai ify
“cha, kamu masuk gih” perintah agni. Acha menurut lalu masuk kedalam. Acha berdiri disamping oik yang sedang duduk sambil memegangi tangan cakka
“oik, aku minta maaf soal yang kemarin” mohon acha. Tapi tak oik hanya diam, menatap wajah lesuh cakka, air matanya pun menetes
“aku sadar ik aku salah. Aku egois, aku gk pernah mikirin perasaan kamu. Kamu cocok koq sama cakka. Dan kamu lebih pantas untuk cakka” lanjut acha
“aku maafin koq cha. Sebelum kamu minta maaf aku udah maafin, Aku gk pernah marah koq ama kamu. Kamu adalah sahabat terbaikku. Mungkin aku yang egois, karna tak pernah berani bercerita padamu tentang aku Dan cakka”
“gk ik, aku yang salah, selama ini aku gk pernah biarin kamu bercerita”
Oik menatap acha sambil tersenyum
“kita sama-sama salah” kata oik. Acha pun memeluknya, oik balas memeluk acha
“kamu emang baik ik, aku salah bilangin kamu TMT”
“kamu juga baik koq cha”
“hm.. gini baru aku suka” celetuk seseorang. Oik melepas pelukannya, menatap cakka
“k.. kamu?” tanya oik sambil menunjuk cakka. Ia bingung, melihat cakka yang sudah duduk, bagai orang yang sehat
“aduh!” kata cakka lalu memukul jidatnya dan kembali tidur
Oik menarik selimut cakka, dan memaksa agar cakka bangun
“kka, bangun” rengek oik. Cakka pun mengalah dan bangun
“ini apa?” tanya oik. Cakka hanya tersenyum
“cara agar kamu gk ke jogja” jawab cakka
“cakka, kalau aku tau kamu cuman bohongan, mending aku langsung aja ke jogja, gk usah batalin penerbanganku. Tau gk aku udah khawatir setengah mati lihat keadaan kam kayak gini, apalagi kritis. Argh kamu jahat” kesal oik lalu pergi. Cakka pun melepas semua infusenya dan berlari mengejar oik. Acha juga keluar mencoba mengejar cakka tapi lengannya ditahan oleh agni
“mau kemana?” tanya agni
“cakka?”
“acha, kamu baru aja minta maaf ama oik. Plis kamu harus ngerti, oik udah jadi milik cakka, biarin cakka jelasin semuanya sama oik”
“tau ah ribet ngomong ama kalian” kesal acha lalu berjalan menuju taman rumah sakit
Obiet menyenggol lengan ozy
“apa?” tanya ozy
“tuh” kata obiet sambil menatap kepergian acha
“apaan?” tanya ozy masih tidak mengerti
“kejar acha, tenangin dia”
“hello. Emang gw pacarnya. Asal lo tau acha tuh musuh gw” kata ozy
“ah seterah lo deh, tapi gw udah nyuruh yah”
“pusing dengerin lo biet” kesal ozy lalu pergi
****
Di parkiran, cakka berhasil mendapatkan oik (?). cakka pun memeluk oik dari belakang
“maafin aku yang” mohon cakka. Oik berusaha melepas pelukan cakka tapi cakka mempererat pelukannya
“cakka lepasin” pinta oik
“aku gk akan lepasin sebelum kamu maafin aku dan janji gk akan pergi”
“cakka keputusanku udah bulat. Udah gk bisa diganggu gugat. Aku harus ke jogja sekarang juga”
Cakka menyadarkan kepalanya ke punggung oik
“kamu yakin ingin meninggalkan aku”
“kamu kan bisa kesana”
“ik, aku tuh gk bisa hidup tanpa kamu. Apa kamu gk ngerasain itu”
“ca..cakka”
“aku pura-pura kayak gini, karna aku udah gk tau harus ngapain supaya kamu tetap berada di jakarta. Aku gk mau kamu jauh dari aku ik, aku mau kau selalu ada disampingku” ucap cakka tulus membuat hati oik sedikit luluh
“apa kamu udah gk sayang sama aku?. Dan kamu ke jogja untuk melupakan aku?” tanya cakka. Oik hanya diam
Cakka pun melepas pelukannya, lalu memutar badan oik menghadap kepadanya
Cakka tersenyum, tulus.. tapi oik hanya menunduk
Cakka memegang kedua pipi oik lalu mengangkat wajahnya, mata oik berkaca-kaca.
“aku gk akan maksa kamu untuk disini kalau kamu memang gk mau” kata cakka lalu mengecup kening oik. Oik menangis lalu memeluk cakka, cakka balas memeluk oik
“cakka tau gk. Aku khawatir banget, aku udah mengira kamu akan pergi ninggalin aku untuk selamanya. Aku gk suka kamu pura-pura kayak gitu. Aku gk bisa bayangin kalau itu beneran. Aku gk bisa banyangin, kalau kamu benar-benar harus pergi dari hidup aku. Aku gk mau itu terjadi. Huhuhu” jelas oik
Cakka melepas pelukannya, lalu menatap oik. Oik terlihat kesal dengan sisa air matanya, oik lalu memukuli cakka
“ih cakka jahat.” Kesalnya
“aw… aduh… ik… ampun…aw..” cakka meringis. Oik pun berhenti
“kalau kamu kayak tadi lagi. Kita putus” ancam oik
“iya deh janji gk akan aku ulangi lagi. Tapi kamu juga harus janji, tetap disini, disamping aku”
“gimana yah” oik berpikir
“iya deh aku tetap disini” lanjut oik. Cakka lalu memeluk oik
“makasih peri kecilku”
Mereka akhirnya berpelukan.
****
Ozy berjalan dengan kesalnya di sekitar taman rumah sakit. Lalu ia menemukan seseorang yang sedang menangis, ia tau orang itu siapa, ia pun mencoba mendekatinya
“butuh sebuah pundak untuk menjadi penampungan air mata lo” tanya ozy. Gadis itu menatapnya lalu menghapus air matanya
“lo ngapain disini?” tanya gadis itu. Ozy pun duduk disampingnya
“tadi gw lewat terus lihat cewe nangis. Gw gk tega aja kalau ada cewe yang buang air matanya dengan sia-sia”
“maksud lo”
“yah lo nangis karna gk terima cakka ama oik”
Acha lalu memalingkan wajahnya
“selama ini memang oik yg selalu terbaik dimata mereka. Disekolah juga, oik selalu jadi yang populer”
“lalu lo cemburu dengan kepopuleran oik”
“mungkin”
“dia itu sahabat lo. Dan lo harus terima segala kebaikan dan keburukan dia. Dan lo gk boleh cemburu sama segala kelebihannya. Kalau lo cemburu artinya lo nyadar kalau lo lebih rendah dari dia”
“bener kata agni, sivia, ify, dan oik. Kalau ozy itu tak seburuk yang aku kira” batin acha
“gw emang egois”
“semua orang egois koq. tapi kadang melebihi batas. Tapi yang harus lo lakuin itu adalah terima apa yang ada didiri lo. Karna setiap orang tuh punya sisi menarik tersendiri, dan lo itu spesial dengan sifat egois lo, Dan kenapa cakka gk suka sama lo, karna dari dulu emang cari cewe polos kayak oik”
Acha lalu memeluk ozy. Ozy jelas kaget
“makasih lo udah mau ngerti gw” kata acha, ia menangis dalam pelukan ozy, ozy mengelus pundaknya
“ng… sama-sama” kata ozy, yang udah mulai salting.
Gk tau kenapa semua ide jail ozy menghilang. Tapi ia berusaha mencari ide jailnya untuk mencairkan suasana
“gk nyangka acha yang gw kenal selama ini ternyata cengeng” cibir ozy. Acha mendongak lalu melepaskan pelukannya
“zy, lo emang rese yah. Gw nangis bukan karna cengeng yah” ralat acha. Ozy pn tersenyum, manis banget, kayak madu asli gitu #apadehsaya. hehehe
Acha terpaku melihat senyum ozy
“gila senyumnya ternyata beneran kayak malaikat” batin acha
Ozy mengacak rambut acha
“jujur aja yah cha, gw lebih suka lihat lo marah-marah daripada nangis kayak gini” kata ozy. Tapi acha tak mendengarnya, karna sedang melamun
Ozy melambaikan tangannya didepan wajah acha
“cha” panggilnya
Acha pun tersadar
“eh ada apa zy?”
“lo ngelamun?”
“gk”
“terus kenapa bengong”
“heran aja koq bisa sih gw seakrab ini sama lo”
“gk usah dipikirin, gw emang gitu orangnya selalu bikin orang bingung dan salting oleh senyum gw ini” narsis ozy yg memang benar adanya
“narsis lo”
“biarin, narsis gini kan calon musisi”
“huh PD lo”
And then, Ocha pun Bercanda di taman rumah sakit tanpa menyadari beberapa pasang mata tersenyum jail ke arah mereka
****
bersambung,,,,,,
habis baca jangan lupa tinggalin uneg-uneg kalian di kotak komentar dibawahnya
thank's buat yang udah mau baca n like cerita ini
Komentar
Posting Komentar
Silahkan isi kotak putih di bawah ini