Cinta Preman Kepentok Anak Pesantren (Part 2)
****
Cakka dan oik duduk di bangku taman. Mereka duduk berjauhan kira-kira 2 jengkal lah
“ik, koq lo duduknya jauh gitu, kayak kita musuhan aja”
“karna orang yang buka muhrim tuh gk boleh duduk berdekatan”
Cakka manggut-manggut mengerti
“kenapa sih lo lebih milih masuk pesantren daripada sekolah lainnya” tanya cakka, menatap oik
“karna masuk pesantren aku lebih bisa menghargai hidup”
“menghargai hidup?”
“iya, sebelum masuk disini. aku itu malas banget sholatnya. Sholat kalau lagi mood aja. Aku gk pernah yang namanya bersyukur dikasih kehidupan yang normal. Aku selalu aja marah-marah kalau keluargaku ada masalah keuangan, memarahi takdir yang begitu kejam kepadaku. Padahal seharusnya aku bersyukur dikasih kehidupan sama allah. Allah ngasih aku semua ini karna ia tau aku bisa melewati semua ini. Allah ngasih aku keluarga yang sederhana, karna allah tau aku akan lupa padanya jika aku termasuk golongan atas” jelas oik
“diceramahin lagi nih gw” batin cakka. sebenarnya ia sedikit tersentuh oleh penjelasan oik
“lo mirip kayak kak shilla”
“mirip? Gk deh, kak shilla lebih baik dari aku”
“iya kalian mirip, suka banget ceramahin orang”
“Ih aku gk bilang yah itu kamu. Itu cerita hidup aku”
“yah gw ngena aja gitu”
“bingung aku. Kenapa yah orang yang udah dikasih segalanya sama allah. Masih aja lupa sama allah. Kan di dunia ini tuh gk ada yang abadi. Manusia aja makhluk yang dimuliakan oleh allah akan meninggalkan dunia ini, apalagi harta benda yang mereka miliki” kata oik
“mungkin karna mereka gk takut meninggal”
“aku juga gk takut. Kapan aja ajal menjemputku aku siap”
Cakka garuk-garuk kepala. Berpikir alasan apa lagi yang harus diberikan kepada oik
“mungkin juga karna mereka terlalu asyik oleh harta dan kehidupan yang mereka miliki jadi mereka lupa pada allah”
Oik mengangguk. Cakka terus menatap oik. Sedangkan oik menatap pemandangan didepannya
“cewe ini kayak ada yang spesial tapi apa?” tanya cakka dalam hati
****
malam ini cakka sudah ada janji dengan angel untuk menemani angel shopping
“kka, kamu udah shalat belum?” tanya ayah cakka. ketika cakka lewat diruang tengah
“cakka udah lupa gimana caranya shalat. Lagian males amat cakka shalat. Mending jalan ama angel” balas cakka sambil memainkan kunci mobilnya
“lho koq males. Kalau kamu shalat gk buang tenaga lagi. Daripada jalan ama cewe kamu itu”
“udah ah. Cakka gk mau debat sama ayah. Bye…” cakka berlalu
Ayah cakka geleng-geleng melihat tingkah putranya
****
Sepulang dari jalan-jalan bersama angel, cakka main dulu ke rumah angel.
Cakka masuk ke kamar angel menyimpan belanjaan angel dan duduk disamping angel yang sudah duduk di ranjangnya
“hm… coba aja bukan karna kakak kamu. Pasti kita bisa bareng terus” gumam angel.
Cakka merangkul angel
“kak shilla emang gitu. Suka iri, makanya dia gk suka kalau kita itu nyatuh” balas cakka
Angel menatapnya
“ingat sebelum aku pergi LA” tanya angel
“tentu. Aku gk akan pernah lupain itu” kata cakka.
Cakka menatap angel dalam. Tangan kanannya memengang pinggang angel sedangkan tangan kirinya meraih tangan angel. Cakka menarik tangan angel meletakkannya di pinggangnya. Lalu mensejajarkan wajahnya dengan angel. Terus menunduk hingga angel terbaring. Dan dia berada di atas angel tangan yang tadi dipinggang angel sekarang berada di bawah angel sebagai bantal angel sedang tangan kirinya masih memegangi tangan angel yang ada di pinggang cakka dan cakka pun mengecup bibir angel
40 menit berlalu
Cakka mengangkat wajahnya. Angel tersenyum, cakka balas tersenyum
“kamu masih tulus sayang sama aku. Kecupanmu gk berubah. Masih penuh perasaan” kata angel. Mengangkat kepalanya dan mengecup bibir cakka
Cakka menjatuhkan tubuhnya ke sebelah kiri angel. Membalik badan angel ke arahnya, melepas pegangannya dari tangan angel, membelai pipi angel dan kembali tersenyum
“tentu saja aku masih tulus sayang sama kamu. Kamu itu first love aku. Sekalipun kamu jauh di LA aku akan tetap setia”
Cakka mengecup kening angel. Angel memeluk cakka. cakka balas memeluk angel. Mereka pun larut dalam suasana malam yang tiba-tiba dingin. Mungkin karna AC didalam kamar angel
****
Sore ini oik dan sivia jalan-jalan di taman. Mereka duduk dibangku taman
“hm… ik kemarin bicara apa aja sama cakka” tanya sivia. Baru saat ini ia sempat bertanya. Karna kemarin setelah oik kembali dari taman. Ia langsung tidur
“biasa” jawab oik. Sivia tak mengerti
“biasa? Maksudnya”
“dia cuman nanya, kenapa aku lebih milih sekolah di pesantren dari pada sekolah elit yang lain”
“itu aja”
“iya”
“cakka itu orangnya asyik gk”
“gk cakka itu terlalu serius. Aku gk suka orang kalau terlalu serius”
“gk suka? Artinya kalau cakka bias becanda kamu bisa suka sama dia”
Oik menyenggol lengan sivia
“apa sih! Aku kesini bukan cari pacar yah”
“iya aku tau koq”
“hai oik” sapa cakka lalu duduk diantara oik dan sivia
“hai” balas oik
Cakka menoleh ke arah sivia
“hai sivia” sapanya sivia tersenyum
“hai”
“berdua aja nih” tanya cakka
“tadinya sih gitu tapi sekarang bertiga sama kamu” balas oik
Sivia menepuk dahinya
“aduh ik aku lupa ada janji ama ify. Aku duluan yah ik” pamit sivia. Beranjak. Lalu pergi
“sivia” panggil oik tapi sivia tak menghiraukannya
“ik, gw mau nanya sesuatu” kata cakka
“apa?” tanya oik
“boleh gk sih orang itu pacaran”
“why not? Gk ada yang ngelarang koq. ngapain coba allah ciptain kaum adam dan hawa kalau allah gk mau nyatuin mereka”
“och gitu”
“tapi gk boleh berlebihan”
Cakka memiringkan kepalanya
“maksudnya?”
“orang pacaran tuh ada batasnya. Gk boleh pegangan tangan, dan pelukan. Kalau naik motor gk ada lingkaran penuh”
“lingkaran penuh?”
“iya, coba deh lihat orang yang pacaran lagi boncengan. Pasti yang cewe meluk erat cowonya. Itu gk boleh. Bukan muhrim. Yah kan bisa pacaran yang lebih sopan, jalan bersama tapi gk pegangan tangan. Itu bukan masalah kan. Terus kalau manggil gk usah lah ganti nama orang pake kata ‘sayang’ cukup manggil nama aslinya aja”
“tapi ik, kalau mencium pacar itu boleh gk”
“itu sama sekali gk boleh. Di pipi, di kening. Lebih lagi dimulut. Itu sangat tidak boleh. takutnya nanti kelepasan terus terjadi yang aneh-aneh”
Cakka manggut-manggut mengerti
“emang kamu udah gitu yah sama pacar kamu” tanya oik hati-hati
Cakka kaget. Ia terdiam
“aku udah tahu jawabannya. Kalau mau bebas cium pacar kamu lebih baik nikahi dia. Maka kamu gk akan berbuat dosa dan perbuatan yang keji kalau dia sudah sah menjadi istrimu”
“aku, umur 18 tahun nikah ama angel. Gila aja ini waktunya buat hepi-hepi kale” batin cakka
****
Sudah 1 minggu ini cakka selalu mengunjungi oik. Bercerita banyak dengan gadis tersebut. Semua kehidupan di kota Dan kehidupannya bersama sahabatnya
“ik, boleh gk aku duduk didekat kamu” tanya cakka. sekarang cakka ganti bahasa ke oik. Biasanya pakai lo-gw. Sekarang aku-kamu
“ini udah paling dekat” kata oik
“jauh gini dibilang dekat. Tau gk ik, kita tuh kayak musuh bebuyutan, padahal kan kita udah teman”
Oik beranjak
“mau dekat kan. Kamu duduk aku berdiri didepan kamu” kata oik. Sekarang ia sudah ada didepan cakka
“yee oik. Sama aja bohong. Gk enak tau ngelihatin kamu berdiri. Yaudah gini aja gpp” pasrah cakka oik kembali duduk
“jadi mau minta saran apa hari ini” tanya oik
“salah gk ik, kalau misalnya aku tuh ngelakuin sesuatu itu tapi harus di kasih iming-iming”
“maksudnya”
“kalau misalnya nih yah, aku tuh disuruh puasa tapi harus ada bayarannya”
“kalau niatnya untuk puasa gpp. Tapi kalau niatnya puasa untuk dapat sesuatu. Sama aja bohong. Itu namanya terpaksa. Semua kan harus dilakuin dengan ikhlas dari hati”
“oh iya kka. Bener gk sih kamu itu suka bandel sama orang tuamu” tanya oik
Cakka terdiam. Oik menghela napas
“kamu pasti mikir aku taunya dari siapa? Kak dayat pernah bilang kalau adiknya kak shilla itu bandel, dan dia tuh cuman mau dengerin kak shilla. Kasihan tau kka. Kak shilla harus bolak-balik ke rumah hanya untuk ngomel ama kamu. Jarang lho ada kakak yang mau bela-belain kayak gitu. Aku yakin orang tuamu juga sedih lihat kebiasaanmu”
“aku sih mau aja berhenti, tapi gk bisa. Sehari aja gk minum alcohol kayak ada yang kurang”
“aku bisa buat kebiasaan burukmu itu berhenti”
Cakka menatap oik
“caranya”
“besok datang aja lagi kesini”
****
“oik” panggil shilla. Oik berbalik
“ada apa kak” tanya oik
“kamu darimana”
“habis dari taman”
“tumben sendirian. Biasanya kalau gk bareng ify pasti bareng sivia”
“sivianya lagi bantuin ify kak”
“hm… ditaman kamu ketemuan ama siapa” tanya shilla
“ama adeknya kakak. Cakka”
“kakak mau bicara tentang cakka sama kamu”
“silahkan kak”
“gk disini. kita ke kamar kamu. Di sana gk ada sivia kan” tanya shilla. Oik mengangguk.
Mereka lalu berjalan ke kamar oik. Sesampai disana oik duduk di kursi sedangkan shilla duduk diranjang oik
“kalian udah lama kenalnya” tanya shilla
“baru seminggu ini kak”
“emang kalian bicara apa aja sih”
“cakka suka nanya. Kakak itu kayak apa disini. dia juga sering nanya-nanya salah gk sih kalau dia membantah kakak sama orang tua kakak. dia juga pernah nanya apa setiap ia keluar rumah ia harus meminta izin”
Shilla tersenyum
“cuman oik yang bisa bikin cakka kayak gitu” batin shill
“tau gk ik, cakka itu orangnya paling malas ke pesantren ini, tapi setelah kenal sama kamu lihat. Dia setiap hari kan ke pesantren ini”
Oik mengangguk
“kamu hebat ik. Adik kakak itu preman lho”
“ah!”
“iya, pasti dayat pernah cerita sama kamu”
“tapi kak dayat cuman bilang kalau cakka itu hobby mabuk”
“dia juga sering gk pulang ke rumah ik. Gk pinter shalat. Gk pinter puasa. Gk tau ngaji lagi *semogayangasligkgitu.amin..”
“kamu mau berteman sama orang kayak dia” tanya shilla kemudian
“selagi adik kk gk meminta aku untuk ikut dia seperti itu. Aku sih fine aja berteman sama dia”
“ik kamu kan bisa tuh, ngobatin orang yang kecanduan minum alcohol. Maukan kasih obat itu ke cakka”
“iya kak, tadi aku juga udah janji besok mau ngasih cakka obatnya”
Shilla menepuk bahu oik pelan
“kakak titip cakka. kakak percaya kamu bisa buat dia berubah”
“insya allah kak” balas oik. Shilla keluar dari kamar oik
****
Malam hari shilla berjalan keluar dari kamarnya. Menjauh dari asramanya lalu mengeluarkan ponselnya. Menghubungi kontak cakka
“halo, assalamu alaikum”
“ada apa kak?”
“bales dulu salam kakak”
“walaikum salam”
“gini, kakak mau tanya. Akhir-akhir ini kamu dekat yah sama oik”
“iya”
“ngapain aja ama dia”
“cuman cerita hal biasa. Dia anaknya asyik kak”
“hm… udah ngasih komentar yang baik buat anak pesantren nih”
“yah cuman dia aja yang asyik gk bawel kayak kakak”
“kayaknya ada yang bisa gantiin angel nih”
“hadeh! Gk bakalan kak”
“oh iya masa’ sih. Disakitin angel, makan hati kamu”
“biarin yang sakit kan aku. Bukan kakak. lagian aku kan setia. Coba lihat udah 4 tahun berlalu tapi hubunganku ama angel baik-baik aja kan. Angel gk pernah selingkuh, aku juga”
“jdi kalian balikan lagi”
“iya”
“ingat yah kata kakak, awas kalau terjadi apa-apa antara kalian”
“kakak tuh yah buruk sangka mulu”
“eh tapi kamu suka gk sih sama oik”
“suka! Tapi cuman sebagai teman ngobrol. Cakka kan udah bilang dia orangnya asyik”
“asyik diajakin pacaran gk?”
“kakak!!”
“iya kakak becanda. Kalau gitu udah yah. Wassalam”
“hm…”
****
Cakka sudah dapat obat dari oik. dan cakka bingung waktu dikasih obatnya karna obatnya itu cuman air botol aqua, yang harus ia minum setiap kali haus, gk boleh minum yang lain harus itu sampai air itu habis
“oik aneh deh. Masa’ aku disuruh minum air ginian. Dirumah aku banyak kali” batinnya
Sekalipun dia masa bodo sama air itu. Dia gk bisa buang air itu karna dia udah janji sama oik, kalau oik tau dia gk berubah, oik udah gk mau lagi bicara sama dia. Dan cakka merasa aneh. Kenapa dia harus khawatir kalau gk diomongin ama oik. emang oik siapanya dia
Malam ini, cakka dapat telpon dari sahabatnya untuk kumpul bersama, dengan langkah yang pelan ia kabur dari rumahnya pergi ke diskotik. Tapi saat ia berada di ambang pintu
“kalau kita mau pergi terus gk pamit, pasti orang tua kita nyariin, panik, dan khawatir. Jadi kemanapun kita pergi ada baiknya kalau pamit dulu”
“ah bodo amat” gumam cakka ia menarik napas
“AYAH BUNDA AKU PERGI AMA SAHABATKU YAH. PULANGNYA MUNGKIN AGAK MALAM ATAU GK SUBUH” teriak cakka lalu segera pergi mengambil mobilnya dan melaju ke diskotik
“lihat, dia udah pinter izin sekalipun caranya salah” kata bunda cakka
“yah seenggaknya ada perubahan” balas ayah cakka. bunda mengangguk
****
“hai bro” sapa cakka lalu tos ala anak gaul kepada tiga sahabatnya
Cakka duduk disamping angel
“hm… hari ini kamu seksi banget say” komentar cakka yang melihat angel dengan busananya. Rok mini yang mungkin hanya sejengkal dan baju yang bertali Satu
“ah. Ini udah paling tertutup beb” balas anegel.
“mau minum beb?” tanya angel. Cakka menggeleng
“aku lagi gk pengen minum say” balas cakka
“tumben. Biasanya juga lo yang paling duluan nyamber tuh minuman” tanya gabriel
“tau nih iel. Dari tadi sore, gw kayak males lihat minuman kayak gituan” balas cakka
“terus lo kesini cuman mau lihat kita minum” tanya alvin
“yah mau mainlah. Mana nih kartunya” kata cakka. rio pun mulai membagikan kartu
“nih kka, lo coba deh, masa lo udah gk suka nih minuman”
Gabriel menyodorkan alcohol tersebut. Sebenarnya mulut cakka kepengen tapi gk tau kenapa hatinya kayak ada yang aneh dengan minuman tersebut
Cakka pun menolak gelas yang diberikan gabriel
“gk deh. mending kita main aja. Gw gk usah minum hari ini”
“yaudah deh. Kita main aja”
Mereka pun mulai bermain kartu
“cakka aneh. Baru kali ini ada orang yang gk kecanduan ama nih minuman” batin gabriel
“air yang dikasih oik air apa yah” batin cakka
****
2 jam berlalu, semua sahabat cakka sudah mabuk. Mereka pun pulang ke rumah rio. itu sudah seperti rumah mereka karna orang tua rio jarang dirumah. Dea membawa alvin kekamarnya lalu gabriel, setelah itu rio. setelah dea memastikan bahwa rio sudah tertidur pelan-pelan ia melepas tangan rio yang sedari tadi mengenggamnya. Baru selangkah ia berjalan rio meraih lengannya
“mau kabur? Aku belum tidur tau” kata rio dengan mata yang terpejam. Dea menghela napas lalu kembali duduk disampin rio
“kebiasaan deh kamu io” kesal dea. Rio hanya nyengir. Dea kembali menidurkan rio, tentu dengan mengelus rambutnya
“tau gk aku tuh kayak nidurin anak kecil” cibir dea
“disamping kamu kan aku emang kayak anak kecil” balas rio
“tidur” kata dea dengan nada tertahan
“iya iya”
Dirumah angel...
Cakka sedang tiduran dipangkuan angel, sedangkan angel mengelus rambut cakka
“beb, koq tumben kamu gk mau minum” tanya angel. Menatap cakka.
“aku juga gk tau say, aku gk mood” balas cakka. angel menunduk, berusaha mendekati wajah cakka
“cobain satu teguk yah” bujuk angel. Cakka menggeleng
“gk ah” tolak cakka. angel memencet hidung cakka
“kalau kamu cobain aku kasih sesuatu” bujuk angel lagi
“apa?”
Angel meraih botol minuman yang ada di meja
“minum dulu ini” kata angel. Membuka botol minuman tersebut.
“kamu duluan” pinta cakka. angel meneguknya
“udah”
Cakka berpikir. Duduk lalu mengangguk. Angel pun menuangkan botol minuman itu ke mulut cakka. cakka berusaha menelan minuman tersebut. Menyipitkan matanya
“pahit” keluhnya.
“sekali lagi yah”
“gk. Sekarang mana yang mau kamu kasih ke aku” tagih cakka
“sekali lagi baru aku kasih”
“pahit angel”
“coba sekali pasti udah gk pahit”
Cakka menggeleng. Meraih tangan angel
“pahit… ntar tenggorokan aku sakit. Kamu tau sendiri aku alergi sama sesuatu yang pahit”
Angel mengalah, sepertinya dia tidak berhasil
“ok deh kalau itu mau kamu” balas angel. Mendekati wajah cakka. bibir mereka bersentuhan. Cakka merasakan bau yang aneh dari mulut angel. Alcohol. Tapi tenggorokan cakka bisa menetralkan bau tersebut dan rasa pahit yang ia rasakan
“apa ini karna air yang dikasih sama oik. Dulu sedikit aja rasa pahit yang dirasain tenggorokanku, pasti tenggorokanku udah sakit” batin cakka. ia menjauhkan wajah angel dari wajahnya.
“kenapa?” tanya angel. Cakka menggeleng
“gpp” balas cakka
“hari cakka koq aneh” batin angel, berusaha mendekati cakka, memegangi kedua pipi cakka. menatapnya dalam lalu memeluk cakka
“kamu kenapa sih beb. Koq gk mood gitu” tanya angel manja. Cakka sendiri bingung dengan sikapnya malam ini. Ia balas memeluk angel
“aku gk tau say” balas cakka. ia merasakan tubuh angel sangat dingin, apalagi dengan bajunya yang sangat terbuka. Cakka memperat pelukannya
“kamu dingin pasti karna bajumu”
“mungkin”
Angel melepas pelukannya. Cakka menatapnya bingung
“kenapa?”
“tau gk apa hal yang paling bikin aku bahagia”
“apa?”
“ada disamping kamu tanpa kak shilla diantara kita” tutur angel. Cakka menundukkan kepalanya mensejajarkan dengan wajah angel menatap mata angel lalu tersenyum jail.
“mau apa?” tanya angel. Cakka mengangkat kedua alisnya. angel mengerti. ia menutup matanya. tapi tiba-tiba terbayang wajah oik di hadapan cakka seolah yang ada di hadapannya adalah oik bukan angel
“angel” panggil cakka. angel membuka matanya
“iya. kenapa?” tanya angel. Cakka menggeleng
“aku kenapa sih. Koq mikirin cewe itu” batin cakka
“kamu lagi ada masalahnya” tanya angel. Cakka menggeleng lagi
“udah lupain aja, mungkin cuman perasaan aku. Mending kita ke kamar, kamu pasti ngantuk. Aku juga mau balik” kata cakka. angel mengangguk. cakka Mengantarkan angel ke kamarnya. lalu pulang ke rumahnya
****
Ibunda cakka menarik selimut cakka
“kebiasaan deh kamu cakka. selalu mabuk” omel bunda cakka
Cakka bangun, menatap ibunya
“bunda, semalam aku tuh cuman main kartu ama temanku gk ada acara mabuk-mabukan” kata cakka. bundanya melongo
“gk percaya? Lihat nih mata cakka gk sayu” kata cakka memperlihatkan matanya
“benar” batin bunda cakka
“udah ah bunda pergi. cakka masih ngantuk”
Cakka menarik selimutnya dan kembali tertidur. Sedangkan ibunya masih terdiam di tempat
“ada yang aneh dengan anak ini. Biasanya kalau pulangnya tengah malam dia habis mabuk-mabukan” gumam bunda cakka
****
Siang harinya. Cakka merasa haus, ia meraih botol minuman yang diberikan oik dan meneguknya
”kalau habis kasih tau aku yah”
“kayaknya kak shilla rencanain sesuatu deh. Koq oik sampai segitunya mau bantuin aku berubah” batin cakka. seseorang masuk ke kamarnya dan duduk disampingnya
“sayang udah shalat duhur” tanya bunda cakka. cakka menggeleng
“gk bun, cakka udah lupa cara shalat gimana”
“kalau gitu bunda suruh kak shilla ngajarin kamu yah”
“gk ah. Kak shilla bawel + kejam. Mending diajarin sama oik”
“oik? Dia siapa?”
“anak pesantren darul adiyah. Waktu aku ama ayah ke pesantren aku gk sengaja nabrak oik dan aku merasa dia itu asyik jadi aku sering share sama dia. air ini juga dari dia” jelas cakka
“lah koq aku jadi nyerocos gk jelas gini” batin cakka.
Cakka memperlihatkan sebotol air mineral pada bundanya. Bunda cakka berpikir lalu teringat sesuatu
“bun, cakka tuh punya botol air mineral lihatin yah kalau cakka gk minum laporin ke aku. Air itu dari sahabat aku, dia orang hebat. Tunggu sampe 2 hari lihat perkembangan cakka gimana. Apa dia udah gk mabuk lagi”
“berarti semalam cakka gk mabuk, karna air ini. Oik benar hebat” batin bunda cakka
“yaudah nanti bunda suruh kakak kamu bicara sama oik. Agar oik mau ngajarin kamu”
Cakka hanya mengangguk. Bunda pun keluar dari kamar cakka dan menghampiri ayah cakka di ruang kerjanya
“ayah”
“ada apa”
“ayah kenal oik”
“oik? Iya, dia itu santriwati yang berprestasi di pesantren. Kenapa dengan dia?”
“cakka mau oik yang ngajarin dia shalat”
“apa oik?”
“iya ayah”
“bagaimana bisa dia kenal dengan oik”
“dia bilang sih. Waktu ayah sama dia pergi ke pesantren dia gk sengaja nabrak oik dan setelah itu dia sering ke pesantren untuk share sama oik. Gk tau share apa”
Ayah mengangguk mengerti
“pasti dia yang sudah merubah sifat cakka”
“iya”
****
“siang semua” sapa shilla pada seisi perpustakaan
“siang kak” balas semua junior shilla yang ada di dalam perpustakaan.
Shilla menghampiri oik, sivia, dan ify
“hy, lgi pada nyari tugas yah” tanya shilla
“iya kak, aku sama ify nyari tugas, kalau oik iseng aja baca buku” kata sivia
“lho kamu gk ngerja tugas ik”
“aku udah kak”
“iya tuh kak oik kebiasaan. Kalau tugasnya udah selesai dia udah lupa sama kita. Iya kan via” kata ify
Oik hanya nyengir
“ik karna kamu udah selesai. Kakak mau bicarain sesuatu sama kamu”
“aku” oik menunjuk dirinya sendiri
“iya” balas shilla
Oik beranjak. Shilla mengajaknya ke taman
“ik, mau gk bantuin kakak”
“selagi oik bisa oik pasti bantu”
“to the point aja yah ik. Kakak mau kamu jadi guru private-nya cakka”
“guru private cakka?”
“iya, kakak mau kamu ngajarin cakka tentang agama islam lebih dalam lagi, ajarin dia shala, ajarin dia ngaji, dan ajarin dia puasa”
Oik terdiam. Menghela napas berat
“aku? Aku yang ngajarin cakka? ah kakak berlebihan”
“lho koq berlebihan”
“oik gk pantes ah kak ngajarin cakka”
“koq gitu” tanya shilla oik berdiri
“kakak masih lebih baik dari oik. Kakak juga masih lebih pantas dari oik untuk mengajarkan cakka. aku masih junior kakak. ilmunya masih sedikit. Kalau gk ada kakak sih aku mau aja. Tapi karna ada kakak takutnya nanti orang bilang aku sok” jelas oik
“hei, buat apa dengar kata orang. Lagian ini cakka yang minta koq”
“aku permisi kak” pamit oik tanpa melanjutkan pembicaraannya. Ia segera pergi, sebelum ia berubah pikiran
“hm… kayaknya oik tau sifat ngegombal cakka. padahal dia gk tau, preman gitu dia setia, disakitin kali ama angel gk bakal berpaling juga tuh dia”gumam shilla
****
Maaf yah kalau ceritanya agak frontal
yang coment or like baik deh apalagi mau lebaran sebagai tambahan amal :) #emangnya nyambung
Komentar
Posting Komentar
Silahkan isi kotak putih di bawah ini