Cinta Jangan Pergi (Last Part)

****

Oik sudah dibolehkan pulang kerumah, dan sifat pendiam oik kembali, dia gk mau ngeluarin sepatah katapun dari mulutnya hanya anggukan dan gelengan yang menjadi balasan jika sahabatnya bertanya padanya, dia kembali mengurung diri dalam kamarnya, semua sahabat oik pun kembali sedih, ingin rasanya mereka memaksa cakka untuk mengingat semua tentang dia dan oik. dan sekarang sahabat oik beneran bingung, dia khawatir kalau anaknya tante renata nanti datang sedangkan kondisi oik kayak gini, bisa-bisa setiap hari dia di omelin ama oik, dan sekarang sahabat oik sedang berkumpul di ruang tamu oik

“kayaknya besok sebelum obiet sampai disini kita harus bicarain sifat-sifatnya oik ke dia supaya dia gk kaget kalau baru dateng trus disembur ama oik” jelas alvin. Semua bingung
“obiet itu siapa vin” tanya rio
“obiet itu anaknya tante renata, tantenya oik” jawab alvin
“jadi namanya obiet” kata sivia
“iya” balas alvin
“koq lo tau ama dia,  sedangkan oik gk” tanya ozy
“dulu kan bokap gw jadi manager di perusahaan orang tuanya oik, nah perusahaan orang tuanya oik yang diprancis selalu bekerja sama ama perusahaan orang tuanya oik yang di new york, perusahaan orang tuanya oik yang di prancis kan dikelola ama tante renata itu, dan setiap tante renata ke new york dia selalu membawa obiet, jadi kalau tante renata rapat ama bokap gw dan bawahan lainnya, obiet main ama gw, bisa dibilang obiet itu sahabat gw”
“artinya obiet pintar bahasa inggris dong” tanya sivia
“sedikit”
“trus kalau lo ngomong ama dia pake bahasa apaan” tanya ozy
“bahasa prancis lah, gw kan menguasai segala bahasa” kata alvin bangga
“gw gk percaya tuh” balas rio dan ozy bersamaan
“lo semua mau bukti” tanya alvin
“iya” jawab semuanya (acha, ify, ozy, rio, sivia)
“ok kalian mau gw berbahasa dari negara mana” tanya alvin
“arab” jawab rio
“aduh udah lama banget gw gk bahasa arab jadi gw udah lupa” balas alvin
“alasan doang, lo gk tau kan” tanya acha
“tau koq” elak alvin
“buktinya” tanya ify
“tunggu 50 tahun lagi” balas alvin santai
“sempat mati gw” kata ozy

****

Ke esokan paginya sudah hampir jam 8 tapi oik belum juga keluar dari kamarnya, bi sumi jadi khawatir jadi dengan penuh keberanian bi sumi ke kamar oik untuk mencek apa ada orang didalam

“non, koq non gk sarapan sih” tanya bi sumi dari depan pintu kamar oik, tak ada jawaban kalau soal gk ada jawaban ini bi sumi mengerti pasti oik belum lapar  tapi bi sumi juga khawatir jangan sampai oik melakukan ide gilanya lagi, lalu beberapa menit kemudian pintu kamar oik terbuka, terlihat gadis mungil yang amat berantakan, rambutnya acak-acakan, mukanya pucat, matanya merah seperti habis menangis, bi sumi jadi panik setengah hidup
“non kenapa, non sakit lagi, ayo non makan dulu habis itu minum obat” kata bi sumi lalu membawa oik ke ranjangnya dan menidurkan oik di kasur. Bi sumi lalu meletakkan tangannya diatas kening Oik
“non sakit, saya panggil dokter dulu yah non” kata bi sumi lalu berjalan ke arah pintu
“gk usah bi” balas oik suaranya agak parau, kebanyakan nangis kali
“lo non kan sakit”
“gk penting bi, aku sakit atau gk, pokoknya bi sumi gk usah telpon dokter”
“maaf non kali ini saya harus membantah perintah non, saya disini ditugaskan oleh almarhum orang tua non untuk menjaga non, Dan kalau non sakit saya harus menelpon dokter” balas bi sumi lalu keluar
“disini banyak orang yang sayang sama kamu, apa kamu mau mereka kehilangan orang yang sangat mereka sayangi” oik mendengar sebuah suara dari arah jendelanya, dia pun menoleh dan benar saja disana ada bayangan debo
“kenapa kamu baru datang, kemana aja kamu waktu penyakit anehku kambuh” tanya oik
“kamu marah ik”
“tentu saja, kau sudah janji padaku, tapi kenapa disaat penyiksaan datang bertubi-tubi padaku kau hanya melihatku tak hadir didekatku, aku tau aku hanya menyusahkanmu kan dan kau lelah menjagaku, dan daripada aku lebih banyak menyusahkan orang lain lebih baik aku pergi dari dunia ini”
“maaf ik, kalau waktu itu aku gk datang, tapi kamu itu gk pernah nyusahin aku, dan sekarang aku udah datang untuk menemanimu, dan kumohon kembali lah ik, kembalilah menjadi oik yang dulu, oik yang selalu tersenyum, oik yang baik, kalau kamu seperti ini kau hanya menyusahkan orang lain, sedangkan tadi kamu bilang kamu gk mau nyusahin orang lain, kalau kamu mogok makan kamu hanya tambah menyusahkan bi sumi bahkan semua sahabat mu bisa susah, kamu sudah 16 tahun dan cobalah bersikap dewasa, jangan egois”
“tapi”
“kamu maukan kebahagiaanmu berlanjut”
“tentu”
“penderitaanmu saat ini bukanlah akhir dari kebahagiaanmu melainkan awal dari perjuanganmu untuk mendapatkan kebahagiaan, aku yakin kamu bisa” kata banyangan debo lalu menghilang
“debo” panggil oik
“non cari siapa” tanya bi sumi
“gk cari siapa-siapa koq bi” balas oik
“sebentar lagi dokter datang” kata bi sumi

****

Siang harinya alvin dan ozy pun pergi ke bandara untuk menjemput obiet, saat mereka menuju perjalanan pulang ke rumah oik alvin menceritakan semuanya pada obiet, ozy cuma manggut-manggut karna gk tau nih orang berdua ngomongin apaan, tapi ada sedikit pembicaraan kedua orang ini yang dia pahami karna sepertinya obiet sudah bisa berbahasa inggris Dan juga berbahasa indonesia tapi bahasa indonesianya Cuma sedikit

“so i hope you can make oik like before“
“well, believe”

Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah oik, bisumi mengantarkan obiet ke kamar tamu tepat disamping kamar oik, setelah itu alvin masuk ke kamar obiet

“biet, I go home, call me if there is a need” kata alvin
“ok” balas obiet

Alvin pun pulang, setelah mandi obiet lalu naik ke lantai dua kekamar oik tepatnya, kamar oik gk dikunci jadi obiet nyelonong aja masuk. Saat masuk obiet melihat seorang gadis sedang berbaring sambil menghadap ke jendela kamarnya. Obiet mendekat ke ranjang oik, Dan duduk disamping oik yang sedang berbaring
“hai, oik” sapa obiet. Oik lalu berbalik.  Dia tampak bingung melihat pria ini
“dia siapa, bisa-bisanya dia nyelonong masuk rumahku, berani lagi kekamarku tanpa izinku” batin oik
“kamu siapa” tanya oik, obiet berusaha mengingat apa yang dikatakan oik
“I am obiet, your cousin”
“aku pikir dia orang indonesia” batin oik
“child's aunt Renata”
“yes”
“for what you come here”
“accompany you”
“for what, I don’t need friend”
“oik jangan egois”
“correctement indiqués par Alvin, oik personne très grincheux au petit nouveau, elle a rencontré” batin obiet
“do you speak indonesia” tanya oik
“little, why”
“I am, tired speak english”
“I hear you're sick, how are you now”
“I'm fine thank you, but I want to break, if you want to eat just go to the kitchen, there is available food, because bi sumi not very fluent english, fears she will not understand what you say”
“i know, if so I came out first” balas obiet lalu keluar dari kamar oik
“debo jangan bilang kalau obiet datang kesini untuk menghiburku” tanya oik pada dirinya sendiri
“aku benar-benar sudah menyusahkan orang, aku tau obiet itu seumuran dengan debo, brarti obiet sekarang kelas XI apa dia mau lanjutkan sekolahnya di indonesia” lirih oik

****

Siang harinya alvia pergi ke rumah oik, sivia menemui oik dan alvin menemui obiet
Di kamar oik

“ik, lo udah makan obat” tanya sivia
“udah” balas oik
“sivia, apa alvin yang menyuruh obiet kesini” tanya oik
“aku juga gk tau ik, yang jelas tante mu pernah menelpon bahwa anaknnya akan kesini” balas sivia
“sivia, kamu bisa gk nyuruh alvin ajarin obiet bahasa indonesia, soalnya aku capek bahasa inggris”
“itu mah gampang ik”

****

Satu minggu kemudian, Oik sudah mulai lagi masuk sekolah meskipun berat baginya untuk melihat kedekatan shilla, tapi obiet selalu ada untuk memberinya semangat, obiet sudah bisa mengerti kalau ada yang bicara dengannya pakai bahasa indonesia tapi kalau setiap dia berbahasa indonesia, pasti selalu ada bahasa inggris yang ikut, dan obiet juga sekolah di SMA TIRTA NUSANTARA kelas XI. Ipa1. Tapi selama satu minggu oik serumah ama debo, cuma sekali dua kali mereka tegur sapa. Sepulang sekolah oik bosan tinggal dikamarnya dia lalu berjalan ke arah kolam renangnya yang tidak pernah dia gunakan selama 5 tahun. Oik duduk dipinggir kolam membiarkan  kakinya tercelup kedalam kolam. Dia teringat saat dia berenang dengan debo dan kakinya keram, debo jadi panik

“hai, what are you doing here” tanya obiet lalu duduk disamping obiet
“menurutmu” tanya oik balik
“oik, listen kamu gk boleh begini just because cakka” kata obiet
“tau apa kamu soal cakka, baru juga seminggu di indonesia”                         
“may be I new here, but I understand, with your feelings, aku juga pernah seperti kamu, losing people I love, it's just once but it hurt like hell, and saat dia pergi I realized that she was not the last one for me, but masih banyak wanita yang lain yang bisa betul-betul menyayangiku, so you should not despair just because Cakka, because this is not the end of happiness, every life must end happy ending, believe”
“obiet, aku tau kau lebih dewasa dariku, tapi kamu gk usah nasehatin aku, dan nyuruh aku buat lupain cakka, because I believe secepatnya cakka akan sadar”
“up tou you, tapi aku udah bilang ke kamu, yang terbaik untukmu, so buat apa kita ingat orang yang udah jahat ama kita”
“cakka gk jahat biet, dia cuma lupa ama kamu”
“if you know Cakka just forget about you, why do not you tell him kalau kamu adalah oik, pacarnya”
“cakka butuh waktu untuk mengingat semua memorynya yang hilang biet”
“kalau kamu tau itu, kenapa kau sedih kalau cakka lupa padamu, seharusnya you try to approach Cakka so him can remember you”
“aku gk bisa melawan shilla”
“I don’t believe ternyata oik itu sangat lemah”
“bukannya aku lemah, aku Cuma gk punya penyemangat biet”
“I will menjadi penyemangatmu”
“thanks”

****

“cakka” panggil oik saat melihat cakka dan seorang wanita disampingnya, sekarang dia sedang jalan dengan obiet di mall. Cakka lalu berbalik wanita disampingnya juga, oik lalu berjalan mendekati cakka
“oik? kenapa” tanya cakka
“mau gk jalan berempat” tanya oik balik
“mau kemana” tanya cakka lagi
“obiet bilang sih dia mau nonton” kata oik
“kebetulan banget tuh, aku ama shilla juga lagi mau nonton, ya udah yuk” kata cakka lalu berjalan bersama shilla lebih dulu ke loket pembelian tiket
“yuk biet” kata oik
“mau ngapain” tanya obiet
“kita lihat biet cakka cemburu gk kalau kamu deket ama aku”
“kalau hanya dekat saja mana mungkin ik, cakka akan cemburu”
“ya udah  kalau gitu kamu rangkul aku, habis itu kita susul mereka”
“apa”
“ngerangkul aku biar cakka cemburu”
“demi adik aku” balas obiet lalu merangkul oik lalu menyusul cakshil

****

“huhu,,, huhu,,,” oik menangis di bahu obiet sambil terus berjalan keluar obiet yang tau kalau oik itu gampang nangis cuma bisa kasih oik tissue. mereka udah keluar dari 21 dan tadi mereka nonton film sedih
“koq nangis ik” tanya cakka.
“aku miris kka, liat film-nya” balas oik. Obiet lalu menghapus air mata oik sambil terus merangkul oik
“oik kamu sini” kata cakka lalu menarik ke sampingnya
“cakka, koq kamu bareng dia sih” tanya shilla
“aku gk mau oik dekat sama obiet, oik harus ada disamping aku” balas cakka
“lalu bagaimana denganku pacarmu” tanya shilla lagi
“pergi aja sana sama obiet, aku sama oik mau makan, ayo ik” balas cakka lalu melangkah dengan oik, tapi oik terus saya berbalik arah obiet hingga akhirnya obiet tersenyum, oik pun mulai menoleh kedepan
“hei lo mau kemana” tanya shilla pada obiet
“orang ini sudah jahat pada oik, bagusnya aku kerjain, dia kan tidak tau kalau aku ini pintar bahasa indonesia” batin obiet sambil tersenyum jail
“woy gw nanya lo koq malah diem aja” tanya shilla lagi
“Je veux voir les vêtements, vous voulez m'accompagner“ balas obiet, shilla cengo
“orang ini ngomong apaan” batin shilla. Obiet jadi terkikik melihat shilla yang kebingungan
“kalau orang ini ngajakin gw bahasa prancis itu artinya dia gk bisa bahasa inggris dong” batin shilla
“gw mau pergi makan juga, lo mau ikut gk” kata shilla sambil memperagakan setiap omongannya, jadi dia kayak orang bisu, semua orang yang melewatinya menatap shilla, obiet tersenyum geli melihat shilla
“kasian banget dia” batin obiet lalu berjalan ke arah lift shilla hanya mengikuti obiet dari belakang padahal di laper banget lho, shilla dan obiet pergi ke lantai 2 tempat khusus menjual pakaian
“aku mau cari baju kamu mau temani aku mencari baju” kata obiet saat sampai di lantai dua
“sialan lo, lo ngerjain gw yah” balas shilla
“kamu sendiri kenapa selalu jahat pada oik” tanya obiet
“karna”
“tidak tau kan apa alasannya”
“udah ah lo mau gk ditemenin cari baju” kata shilla
“kamu jalan duluan tunjukin aku toko baju yang bajunya bagus-bagus” perintah obiet, shilla pun menurut

****

Caik sudah memesan makanan, beberapa menit kemudia makanan datang, suasana hening tak ada yang angkat bicara semua diam membisu

“hm,,, ik sekarang jujur sama aku, kamu itu sebenarnya siapa aku sih” tanya cakka memulai pembicaraan
“cakka sudah berapa kali aku bilang aku itu sahabat kamu, yang sangat kamu sayangi” balas oik lalu menyeruput orange jus-nya
“lalu apa benar shilla itu pacar aku” tanya cakka lagi. Oik jadi keselek orange jus karna pertanyaan cakka
“hu’uk” batuk oik lalu meletakkan orange jus-nya di meja
“kamu kenapa ik” tanya cakka
“gk papa, tadi kamu nanya apa kka”
“apa benar shilla itu pacar aku” tanya cakka. Oik menarik nafas sejenak mengeluarkannya perlahan
“mungkin kesehatan cakka sudah cukup bagus” batin oik
“shilla itu” kata oik, ia serasa berat mengatakan yang sebenarnya
“shilla itu siapa ik” tanya cakka
“shilla itu adalah orang yang sangat benci padaku, shilla selalu ingin mencelakaiku, dia selalu meremehkanku, dan kamu, kamu selalu menjagaku dari shilla, kamu selalu memarahi shilla kalau dia menggangguku, kamu dulu adalah pelindungku, dan kamu sangat tidak suka dengan sifat shilla, kamu pernah bilang padaku kalau shilla itu kecentilan, sok kecantikan, dan banyaklah sifatnya shilla yang tidak kamu suka, dan asalkan kamu tau, shilla juga lah yang menyebabkan kamu kecelakaan” jelas oik, cakka menyimak baik-baik dia kembali mencoba untuk mengingat masa lalunya bersama oik
“aw,,,aw,,, sakit” rintih cakka sambil memegangi kepalanya
“cakka kamu kenapa”
“aw kepalaku ik”
“kita pulang kka, aku telpon obiet dulu, kamu tahan yah sakitnya” kata oik lalu mengambil handphone-nya menyuruh obiet untuk mengantar shilla pulang lalu menemuinya dirumah sakit, setelah itu oik lalu pergi ke parkiran mencari mobil cakka karna cakka sudah pingsan setelah menemukan mobil cakka, oik lalu membawa cakka kerumah sakit sebelum cakka pingsan oik meminta kunci mobilnya cakka

****

“oik, kamu sudah dekat dengan cakka, kenapa tidak lebih baik kamu mengulang semua masa indah kalian” saran alvin. Sekarang alvin ada di rumah oik tepatnya di pinggir kolam renang oik
“vin, kamu pikir mudah, shilla selalu mempengaruhi cakka, liat saja buktinya tadi saat aku menjenguk cakka dia kembali mendengar kata-kata shilla kan, cakka itu sudah benar-benar lupa kepadaku, sepertinya ini saatnya vin, saatnya aku berjalan sendiri tanpa bantuan seorang laki-laki”
“oik, orang tak bisa hidup tanpa bantuan, dan saat ini bukan berarti kamu harus berjalan sendiri tanpa bantuan seorang laki-laki, tapi ini saatnya kamu melupakan cakka, dan carilah yang lain”
“kalau akhirnya jadi seperti ini, kenapa dulu kamu dan yang lain memaksaku untuk menyayangi cakka”
“karna aku percaya cakka akan menjagamu”
“semuanya salah kan, memang dulu cakka menyayangiku tapi sekarang tidak lagi kan”
“yah, aku juga sedih ik melihat kondisi cakka sekarang ini”
“aku sudah lelah vin, dilema seperti ini”
“kamu yang sabar aku yakin sebentar lagi cakka akan mengingatmu”
“amin”

****

Keesokan harinya di SMA TIRTA NUSANTARA saat pulang berbunyi dan kelas sudah kosong karna shilla memang sengaja menyuruh cakka pulang duluan, dengan segera shilla menghampiri meja oik

“eh!! oik” bentak shilla pada oik sambil memukul keras meja oik
“kamu mau apa lagi, apa kamu belum puas dengan apa yang kamu miliki sekarang” tanya oik jutek
“gk ik, gw puas banget dengan apa yang gw miliki sekarang, semua berjalan lancar sesuai keinginan gw” balas shilla
“lalu” tanya oik
“kenapa lo ngasih tau cakka kalau gara-gara gw cakka jadi kecelakaan” tanya shilla
“karna  dia bertanya kamu itu siapanya dia ya udah aku jawab aja kalau kamu itu  adalah orang yang sangat benci padaku, shilla selalu ingin mencelakaiku, dia selalu meremehkanku, dan cakka, cakka selalu menjagaku dari kamu, cakka selalu memarahi kamu kalau kamu menggangguku, cakka dulu adalah pelindungku, dan cakka sangat tidak suka dengan sifat kamu, dan shilla juga lah yang menyebabkan cakka kecelakaan itu aja” jawab oik lalu berdiri. Shilla terlihat emosi ia lalu menjambak rambut oik
“aw shil sakit” rintih oik sambil memengangi rambutnya yang ada dicengkaraman shilla
“heh pembawa sial, lo itu gk ada bosennya yah buat dapetin cakka, kemana aja lo waktu cakka sayang sama lo, ah” bentak shilla masih tetap menjambak rambut oik, oik menitihkan air mata
“lepasin shil sakit, aku mohon lepasin” pinta oik
“gw gk akan lepasin sebelum lo mati”
“bodoh kamu shil, aku gk akan mati kalau kmu jambak”
“ide yang bagus” kata shilla sambil melepas rambut oik. Oik lalu merapikan rambutnya
“lo benar ik lo gk akan mati kalau gw jambak, ayo ikut gw” kata shilla lalu menyeret oik ke gudang belakang sekolah
“shil aku mau dibawa kemana”
“lo mau gw bawa ke tempat yang bakal buat lo mati” balas shilla. Oik semakin menangis, seseorang yang melihat kejadian itu merasakan kepalanya sangat sakit, lalu ia teringat sesuatu dan dengan cepat dia mengikuti shilla dan oik
“masuk lo” kata shilla sambil mendorong oik masuk ke gudang dan mengunci pintu gudang
“shilla buka pintunya shil” teriak oik sambil menggedor pintu gudang
“hahaha, mampus lo” shilla tertawa lalu berbalik, betapa kagetnya dia saat melihat seseorang telah berdiri dibelakangnya dengan tampang yang sangat garang
“c ca cakka” tanya shilla
“lo apain oik” bentak cakka, shilla jadi gugup
“jawab shil” bentak cakka lagi
“a aku gk apa-apain oik koq” jawab shilla
“plakkk” jawaban shilla mendapat tamparan dari cakka
“shil lo tau kan oik itu takut ama gelap, dan lo tau kalau di gudang ini tuh gelap banget, apa belum puas lo shil, dulu lo juga ngurung oik dalam gudang ini kan, dan sekarang lo mau lakuin itu lagi, lo ini manusia atau apa sih” kata cakka nada suaranya mulai rendah. Shilla hanya diam sambil memegangi pipinya, Oik yang mendengar cakka sedang marah diluar pun tersenyum
“cakka sudah ingat” batin oik sambil menghapus air matanya
“maaf cakka, tapi gw gk suka kalau oik dekat ama lo” balas shilla lalu pergi. Cakka tak memperdulikannya dia lalu membuka pintu gudang karna shilla belum mengambil kuncinya, baru berapa langkah ia berjalan, dia lalu berhenti dan berbalik ke cakka yang sedang membuka pintu gudang "gw gk akan berhenti sampai disini” batin shilla lalu kembali berjalan
“cakka” seru oik saat melihat cakka
“oik” balas cakka lalu memeluk oik
“huhuhu” oik menangis dalam pelukan cakka
“jangan nangis, aku kan disini” bujuk cakka sambil mengelus rambut oik
“aku senang kau mengingat semua”
“aku ingat itu karna usahamu ik”
“cakka janji jangan buat aku sedih lagi” kata oik, cakka lalu melepas pelukannya, menghapus sisa air mata di pipi oik, lalu memegang pipi oik
“janji oik” balas cakka lalu mengecup kening oik. Oik tersenyum

****

“assalamualaikum” seru oik lalu duduk di sofa cakka duduk disamping oik. Mendengar suara oik yang terdengar bahagia obiet segera keluar dari kamarnya
“what happened oik, you look happy now, that true” tanya obiet lalu menghampiri oik di sofa
“yes obiet, hari ini aku  senang banget” balas oik. Obiet lalu melihat seorang pria disamping oik
“cakka” tanya obiet
“yah ada apa obiet”
“you” tanya obiet lagi. Cakka lalu berdiri disamping obiet
“aku sudah ingat semua dan percaya sama aku, aku tidak akan pernah menyakiti adik sepupu kamu” balas cakka sambil merangkul obiet
“so tugas aku sudah selesai” kata obiet. Oik lalu berdiri disamping obiet
“jangan gitu, kamu tinggal aja di indonesia, selama-lamanya, biar aku ada teman biet, kan kasian kalau cakka harus bolak-balik kerumahnya” balas oik. Obiet lalu merangkul oik dan cakka
“demi adikku aku akan tinggal disini” kata obiet
“ini bukan akhir dari kebahagiaanmu, tapi awal dari perjuanganmu untuk mendapatkan kebahagiaan”
“aku akan berjuang untuk mempertahankan kebahagiaanku” batin oik

****

Hari ini cakka, oik, dan obiet berangkat bersama tapi obiet tidak sebagai obat nyamuk, obiet selalu mencari topik pembicaraan dengan cakka karna dia duduk didepan, jadi suasana tak pernah menegangkan. Saat sampai disekolah semua memandang cakka, oik, dan obiet. Bagaimana bisa mereka berangkat kesekolah bersama bukannya cakka sudah lupa dengan oik? Itu satu contoh pertanyaan seluruh siswa SMA TIRTA NUSANTARA. Tapi ray yang sudah tau hanya diam, saat caik sampai dikelas ozy dan rio lalu mengintrogasi caik
“eh koq bisa” tanya rio pada cakka
“gw udah ingat semua” balas cakka
“lo gk bercanda cak” tanya ozy
“gk koq zy, cakka udah ingat semua” balas oik
“ik, gimana caranya cakka bisa ingat” tanya rio
“nanti aja saat waktu istirahat udah mau bel nih” balas oik
“ok deh” kata ozy lalu kembali ke tempatnya

****

Bel istirahat berbunyi, caik dan yang sahabatnya pun termasuk obiet segera menuju ke kantin, setelah memesan makanan semua sudah memasang telinga bersiap mendengarkan cerita oik

“ik, sekarang cerita” kata ozy
“kemarin tuh, pas pulang sekolah……” cerita oik pada sahabatnya
“kejam banget tuh si nenek sihir, bener gk punya hati, emang gk pantes orang kayak gitu bahagia” kata ozy saat oik selesai bercerita
“udahlah zy gk usah ngomong kayak gitu, yang penting kan shilla udah dapat ganjarannya and caik come back together” balas acha
“aha gimana kalau entar siang kita rayain kembalinya oik ke cakka, dan cakka yang traktir” saran rio
“bener tuh” kata rio
“lah koq dirayain sih pakai gw lagi yang teraktir kan baru balikan belum jadian, iya gk ik” balas cakka sambil menyikut oik
“cakka apaan sih malu tau” gumam oik, namun didengar oleh sahabatnya. Muka oik merah padam
“hahahaha” tawa mereka (acha, alvin, dea, ify, obiet, ozy, ray, rio, sivia, zevana)
“hih gk ada yang lucu tau” kesal oik lalu manyun
“ik jangan gitu jelek tau” kata cakka
“biarin aja :P” balas oik sambil menjulurkan lidahnya
“ngambek dia cak, kalau gk mau senyum kelitikin aja” saran alvin. Seketika oik mengembangkan senyumnya
“jangan, aku udah senyum nih, i” balas oik sambil memperlihatkan senyumnya
“kamu lucu ik, kalau senyum paksa” kata obiet
“oik gituloh” balas oik
“huh” oik disoraki teman-temannya

****

“oik nanti malam kamu ada waktu gk” tanya cakka, sekarang caik ada di rumah oik
“gk kenapa” balas oik
“debo apa ini saatnya, gw jadiin danau pelangi sebagai tempat terindah bagi oik yang gk bakal pernah bisa dia lupain” batin cakka
 “gk apa koq, ik kamu mau gk besok malam kita jalan-jalan”
“kemana”
“ada ajah”
“hih cakka gitu, selalu aja buat aku penasaran”
 “sabar ik, orang sabar di sayang tuhan”
“huh” balas oik manyun
“jelek tau kalau manyun” kata cakka sambil memencet hidung oik
“hih cakka apaan sih sakit tau” balas oik lalu mencubit cakka
“mau perang nih”
“ok” balas oik lalu melempar cakka dengan bantal kursi, kena tepat dimuka cakka oik lalu berlari ke arah kolam renangnya mungkin menurutnya tempat itulah sekarang yang bisa menyejukkan hatinya, tdk di taman samping rumahnya, tidak juga ditaman belakang rumahnya tapi di pinggir kolam renang
“hhh ngapain kesini ik” tanya cakka sambil mengatur nafasnya
“mau nyemplungin kamu ke kolam” jawab oik sambil mendorong cakka, cakka pun terjatuh
“hahaha” tawa oik
“oik aku akan balas dendam tunggu pembalasanku” kata cakka lalu naik, dan berusaha menarik oik ke dalam kolam
“cakka jangan, aku gk bisa berenang” kata oik, berusaha melepaskan diri. Obiet yang melihatnya di balik jendela kamarnya tersenyum. Kolam renang dan kamar tamu yang ditempati obiet sangat dekat dengan kolam renang
“gk percaya” balas cakka, caik pun terjun ke kolam bersama-sama
“tuh kamu pintar”
“ini masih permulaan, kalau udah lama kakiku akan keram” kata oik lalu berenang ke pinggir kolam dan naik lalu duduk di pinggir kolam, cakka ikut di dibelakangnya lalu duduk disamping oik
“koq bisa sih ik”
“ceritanya panjang”
“berapa meter”
“kamu kira jarak rumahku ke rumahmu apa”
“bukan yah”
“cakka yang panjang itu cerita kenapa kakiku bisa keram bukan jarak rumah”
“ou”
“plakk”
“ik koq dijitak”
“oon sih kamu”
“udahan berantemnya, nih handuk keringin dulu tuh badan kalian” kata seseorang dari belakang. Caik pun menoleh
“obiet” tanya caik
“ini handuk” kata obiet sambil mengulurkan handuk kepada cakka oik, cakka dan oik menerimanya
“sejak kapan disini”
“baru aja”
“kalian khawatir yah aku dengar pembicaraan kalian”
“gk koq”
“cakka baju kamu basah kamu pakai baju siapa, tidak mungkin baju kamu akan kering dalam 1 jam”
“aku punya baju disini koq biet”
“ou”
“aku ganti baju dulu yah” pamit cakka lalu pergi kekamar debo. Ternyata kamar debo sekarang jadi kamar cakka Dan untuk mengingat kenangannya dengan cakka sewaktu oik keluar dari rumah sakit dia lebih memilih untuk tidur di kamar debo yang sekarang jadi kamar cakka
“aku juga mau ganti baju kak” pamit oik lalu naik kelantai dua
“ckckck, anak muda di indonesia” lirih obiet sambil geleng-geleng kepala

****

“kalian mau bantuin gw gk” tanya cakka pada ketiga sahabatnya (alvin, rio, and ozy). Mereka sekarang ada ditempat biasa
“kalau bunuh orang gw gk mau” balas ozy
“plakk” ozy dapat jitakan dari alvin
“sakit tau vin”
“lo sih yang aneh-aneh aja”
“selama kita bisa, kita pasti bantuin lo” jawab rio
“ok ini rencana gw….” cakka menjelaskan semua rencananya kepada temannya
“danau pelangi dimana”
“kita kesana sekarang, soalnya gw gk bisa jelasin tempatnya” kata cakka
“yuk” balas semua lalu pergi

****

“kak aku pergi dulu yah” pamit oik pada obiet
“hati-hati dijalan” balas obiet
“kka, jaga adik aku, jangan pulang terlalu larut malam” pinta obiet
“sip” balas cakka
“yuk” kata oik
“dah” balas cakka. Lalu caik pun pergi

****

“ik, bentar lagi kita sampai, kamu pakai ini yah” pinta cakka sambil mengulurkan penutup mata kepada oik
“untuk apa” tanya oik
“tutup mata kamu”
“lalu cara aku jalan gimana”
“biar aku yang tuntun kamu”
“ya udah deh” oik lalu memakai penutup mata yang diberikan cakka

****

1 menit kemudian mobil cakka berhenti, cakka lalu membukakan oik pintu dan menuntun oik berjalan

“kka, udah sampe belum” tanya oik pada cakka
“bentar lagi” balas cakka
“daritadi kamu bilang bentar lagi”
“nah sekarang udah sampe” kata cakka sambil membuka penutup mata oik
“waw” balas oik saat melihat rangakaian lilin berbentuk  ♥ You Oik Cahya  yang mengapung diatas danau pelangi air danau pelangi begitu indah saat malam hari ditambah dengan cahaya lilin di atasnya, sepertinya keinginan cakka terwujud.
“kau mengubah keindahan danau ini, dan membuatnya bahkan lebih indah dari sebelumnya” lirih oik lalu menatap kedepan. Hingga, selang beberapa detik kemudian, muncul cahaya kemerahan di langit. disusul dengan warna biru, hijau dan yang lainnya.
“kembang api” batin oik
“cakka” tanya oik lalu menatap cakka
“hm” balas cakka
“ini” tanya oik lagi
“ini semua untuk kamu ik, kamu udah bisakan terima aku,  dan aku bisa kan memiliki hati kamu sepenuhnya” jawab+tanya cakka
“of course” jawab oik lalu memeluk cakka, cakka membalas pelukan oik
“aku sayang sama kamu ik”
“aku juga”
“aku senang ik, bisa lihat kamu bahagia, cakka gw titip oik ke lo” lirih sebuah bayangan
Seseorang yang bersembunyi dibalik semak-semak sepertinya iri “seandainya aku bisa memberi surprise kepada acha” batinnya
“woy ngapain lo melamun ayo balik tugas kita udah selesai” kata seorang cowo yang bermata sipit
“lo senang kan liat oik bahagia” tanya seorang cowo lagi yang agak kurus
“tentu”
“lo gk usah iri lah, kasih sayang lo selama ini ke acha bahkan lebih baik” kata cowo yang bermata sipit itu
“ya udah balik, besok kita sebarin biar mereka traktir kita” balas cowo yang bersembunyi di balik semak-semak. Mereka lalu pergi
Come back caik
Cakka lalu melepaskan pelukan oik, Dan menatap langit malam yang dipenuhi bintang
“cakka, debo, ayah, dan bundaku, pasti senang” kata oik
“iya”
“jangan pernah pergi lagi yah cakka” kata oik. Cakka mengangguk
“janji” lanjut oik sambil mengacungkan jari kelingkingnya
“janji” balas cakka sambil melingkarkan jari kelingkingnya di jari kelingking oik
“pulang yuk dah malam” ajak cakka
“ayuk” balas oik. Mereka lalu meninggalkan danau pelangi angin pun berhembus lalu satu persatu lilin di atas danau padam.

****

“cakka” panggil seorang laki-laki, cakka pun menoleh
“kamu lagi, apa mau kamu datang lagi kesini” tanya cakka
“aku hanya ingin mengucapkan terima kasih dan menyampaikan suatu pesan padamu”
“berterima kasih untuk apa, dan pesan apa yang ingin engkau sampaikan padaku”
“berterima kasih karna kau sudah sadar, dan aku ingin menyampaikan pesan untukmu, agar kamu menyayangi oik sepenuh hatimu, setulus cintamu, aku ingin kau menyayangi oik dari kekurangannya jangan pernah lihat dia dari kelebihannya, jangan pernah sakiti dia, jangan pernah pergi dari dia, karna kalau sampai itu terjadi akan ku pastikan hidup kamu tak akan pernah bahagia, kau janji akan menjaga oik”
“iya aku janji”
“ku pegang janjimu, ingat kalau sampai kau meninggalkan oik akan kupastikan kau tak akan pernah bahagia” kata orang itu lalu berlalu dari hadapan cakka
“kau ini siapa” tanya cakka setengah berteriak, orang itu langsung menghilang lalu ada secarik kertas yang jatuh di hadapan cakka, cakka lalu mengambil secarik kertas itu dan membaca tulisannya
“debo” tanya cakka

****

Keesokan harinya cakka berangkat kesekolah hanya berdua dengan oik, di atas mobil cakka bercerita tentang mimpinya semalam

“oik, kamu tau gk semalam….” Kata cakka. Belum sampai cerita cakka oik lalu memotongnya
“hush, kamu gk usah cerita aku udah tau koq kamu mau ngomong apa” potong oik
“maksud kamu” tanya cakka
“kamu mau cerita kan kalau semalam debo datang di mimpimu”
“lah koq tau”
“kenapa gk, aku mau kamu tau satu rahasiaku, sebenarnya setiap malam itu debo selalu datang menemani aku, menguatkan aku saat ku putus asa, dan semalam debo bilang dia akan pergi, karna telah memegang janji dari kamu, dan dia akan kembali kalau kamu menyakiti aku” jelas oik, cakka melongo
“gk usah begong kayak gitu” kata oik
“oik kamu yakin itu nyata” tanya cakka
“tentu, debo itu tidak pernah bohong denganku, rasa kasih sayang itu tumbuh dari kepercayaan, aku sayang sama debo karna aku percaya bahwa suatu saat nanti debo akan membawa pengganti untukku, dan aku sayang sama kamu karna aku percaya kamu akan selalu menjagaku, kau akan meneruskan janji debo, yang tidak bisa dia tepati” jelas oik
“I promise” balas cakka

****

“eh  buat yang baru jadian, traktir kita dong” seru ozy. Sekarang mereka ada dikantin
“siapa zy” tanya acha dan ify kompak
“tuh si caik” jawab ozy
“caik apaan tuh” tanya sivia
“cakka  sama oik” jawab acha
“cieeeeee” seru sahabatnya (acha, alvin, dea, ify, obiet, ozy, ray, rio, sivia, zevana). Wajah oik sempat memerah tapi dia mampu menyembunyikannya dan bersikap biasa saja
“tau darimana kamu zy” tanya oik
“dari cakka lah” jawab ozy. Oik lalu menatap cakka tajam yang kebetulan duduk di dekatnya
“peace, cantik” kata cakka
“ok aku yang pesanin cakka yang bayar yah” kata oik
“hore!!!” seru sahabatnya
“lah koq aku sih” tanya cakka
“kan kamu yang ngasih tau ozy” jawab oik. Cakka manyun
“ayolah yah” bujuk oik
“yaudah kalian mau makan apa”
“gw bakso”
“gw somay”
“gw apa aja yang penting halal”
“plakk” satu jitakan dari rio mendarat di kepala ozy
“perjelas dong zy” kata rio
“iya iya gw bakso” balas ozy
“gw mi goreng aja deh” kata rio
“tambah kurus lo nanti” balas cakka
“biarin, dari pada tambah gendut” kata rio. Cakka manyun lagi
“hahahaha” semua akhirnya tertawa
“inilah hidupku berawal dengan air mata dan kesedihan dan berakhir dengan senyum and tawa”

****

Oik P.O.V
Ku tutup catatanku tentang cakka, sekarang tak perlu lagi ku catat kebaikan cakka, karna dua buku pun tak muat untuk menulis sejuta kebaikan cakka, sekarang aku percaya cinta itu indah, walau awalnya menyakitkan. Sesuai dengan apa yang dibilang debo, cerita hidup tak akan bagus kalau terus bahagia pasti setiap hidup ada air mata yang menetes. This my life now, kulalui dengan senyuman, tak peduli rintangan apapun didepan, aku akan selalu bahagai melewatinya, umurku sudah 16 tahun dan aku tak ingin menyusahkan orang lain lagi, saatnya aku mandiri, untuk mewujudkan mimpiku. Bersama Cakka Kawekas Nuraga aku akan melewati rintangan itu, bersama dia aku akan bertahan melawan kejamnya hidup kedepan. Dan ku aku ingin Cinta cakka Jangan pernah Pergi dari hatiku


The end

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Preman Kepentok Anak Pesantren (Cast & Sinopsis)

Utuh (cerpen)

Pengorbanan (Cerpen)