Cinta Jangan Pergi (Part 10)
****
Oik merasa sudah agak mendingan, jadi dia sudah meninggalkan kamar perawatan, dan pergi bersama sivia untuk menghampiri yang lain di ICU
“oik kamu udah gk papa” tanya alvin saat melihat oik dan sivia berjalan ke arahnya
“aku udah enakan koq vin” balas oik lalu duduk di samping alvin, via duduk di samping oik *emang penting. Oik lalu melirik bunda cakka yang duduk di samping alvin
“tante” panggil oik sambil menundukkan kepalanya. Bunda cakka lalu berbalik ke oik
“ada apa” balas bunda cakka
“bagaimana keadaan cakka”
“kita belum tau ik, kita semua masih menunggu, kamu berdoa aja yang terbaik untuk dia”
“tuhan ku mohon, jangan lagi, jangan lagi orang yang aku sayangi, apa belum cukup penderitaan yang kamu berikan kepadaku” batin oik. Lalu seorang dokter keluar dari ruang ICU
“dokter bagaimana keadaan cakka” tanya oik
“cakka” kata dokter itu lemas
“dokter anak saya gk papakan dok” tanya bunda cakka
“alhamdulillah anak ibu sudah melawati masa kritisnya” ucap dokter itu
“alhamdulillah, terima kasih ya allah” kata bunda cakka
“makasih tuhan, makasih karna kau tak masih membiarkanku merasakan kebahagiaan itu” batin oik
“tapi kami belum bisa memastikan kapan dia akan sadar” ucap dokter itu lagi
“tapi nyawa anak saya tidak dalam bahaya kan dok”
“iya”
“dok apa kami sudah bisa menjenguk cakka” tanya alvin
“bisa, tapi hanya 1 orang yang saya perbolehkan masuk, karna cakka masih butuh istirahat”
“iya dokter”
“saya permisi” kata dokter itu lalu pergi
“oik” panggil bunda cakka
“kenapa tante”
“kamu gk mau jenguk cakka”
“tante aja, tante kan bundanya, tante lebih berhak dari oik”
“kamu yakin” tanya bunda cakka, oik mengangguk, bunda cakka lalu masuk ke ruang ICU
“lo bener ik, gk pengen liat cakka” tanya alvin
“aku belum siap, aku belum siap menangis disamping cakka, aku belum siap melihat alat-alat rumah sakit lagi, aku belum siap vin” balas oik sambil menunduk. Sivia lalu mengelus pundak oik
“ik, lo yang sabar yah, cakka kan udah melewati masa kritisnya, dokter cuma bilang dia gk tau kapan cakka akan sadar” kata sivia
“apa debo dulu gk kayak gitu, dulu dokter juga bilang kan debo udah melewati masa kritisnya cuma dokter gk tau kapan dia akan sadar, tapi apa setelah 3 hari dokter bilang dia kembali kritis, dan gk akan bertahan lama lagi”
“oik lo gk boleh samain keadaan cakka sekarang ini dengan keadaan debo dulu”
“kenapa, kenapa gk vin, apa kondisinya berbeda? gk kan”
“gw tau kondisi cakka saat ini sama dengan kondisi debo dulu, tapi bedakan, dulu motor debo hancur, bahkan mukanya udah gk dikenali lagi, sudah banyak organ tubuhnya yang retak, sedangkan cakka dia hanya tertabrak dan hanya mengalami benturan di kepala, jadi bagaimana pun debo lebih parah dari cakka”
“debo itu siapa” tanya ray dalam hati
“kenapa disaat aku ingin membalas semua kebaikan orang yang sayang padaku dia harus seperti ini” batin oik
****
Sekarang cakka sudah dipindahkan ke rumah sakit yang ada di jakarta (terserah rumah sakit apa namanya, yang penting rumah sakit), dan hari ini oik gk masuk sekolah padahal hari ini hari senin, oik sengaja gk masuk sekolah soalnya dia mau nemenin cakka di rumah sakit, sampai sekarang cakka belum sadar juga, dan masih di rawat di ruang ICU, Dan asal kalian tau selama cakka dirumah sakit, oik gk pernah balik ke rumahnya bi sumi sudah menyuruhnya pulang untuk istirahat tapi dia Cuma bilang “oik mau disini, mau nemenin cakka, oik mau orang yang pertama kali dilihat cakka itu oik, oik akan tetap disini sampai cakka sadar” hanya itu yang oik ulang jika disuruh pulang entah ama bi sumi atau bunda cakka, tapi bi sumi yang mengerti sifat oik hanya geleng-geleng
Dan Lagi-lagi yang ada di pikiran oik sekarang adalah “semoga cakka tak pergi menyusul debo, iel, ayah dan bunda karna jika itu terjadi aku gk tau tuhan, apa yang bisa kulakukan tanpa cakka” pikirnya. Bunda cakka jadi sedih melihat oik, apalagi kalau mengingat cerita kehidupan oik yang pernah diceritakan cakka miris rasanya. Sedangkan ray dia bingung serta sedih, bingung memikirkan “kenapa sih waktu itu kak oik bilang belum siap melihat alat-alat rumah sakit lagi, dan debo itu siapa” pikirnya, ray sedih? Dia sedih melihat oik yang sekarang sangat beda dengan oik yang selalu dia lihat, dulu setiap dia melihat oik, oik pasti selalu memancarkan kebahagiaan, tapi sekarang hanya raut wajah putus asa yang tersirat dari wajah oik. Miris memang melihat orang yang kita sayangi seperti ini, apalagi untuk yang ketiga kalinya oik harus meneteskan air mata untuk orang yang sayang padanya, dan untuk yang kedua kalinya oik melihat orang yang dia sayangi terbaring lemah di ICU dengan bantuan medis disekelilingnya
****
“zeze, apa ini semua rencana lo” tanya alvin sambil membentak zevana
“maksud lo” tanya zevana, dea hanya diam melihat alvin marah
“alah gk usah pura-pura bego deh lo”
“alvin gw beneran gk ngerti tujuan pembicaraan lo”
“lo kan yang udah ngerencanain buat nabrak oik”
“atas dasar apa lo nuduh gw kayak gitu, apa lo punya bukti” bentak zevana balik
“lalu siapa kalau bukan lo dan gank lo itu”
“alvin dengar, gw ama zevana udah gk punya lagi gank, dan udah gk punya lagi teman yang namanya ASHILLA ZAHRAN TIARA, paham lo”
“jadi ini semua bukan ulah kalian bertiga”
“yup, tapi cuma ulah shilla”
“kenapa lo berdua gk ngelarang dia”
“kita sih udah bilang tapi dia gk mau denger”
“emang kondisi oik sekarang parah banget yah” tanya zevana
“gk, oik gk papa tapi cakka yang parah”
“what??” seru zevana dan dea bareng
“gk perlu kayak gitu kali”
“maksud lo cakka yang ke tabrak”
“iya”
“sekarang cakka dirawat dimana”
“rumah sakit …….”
“ok biar gw yang ngasih tau shilla, biar dia nyesel”
“ok kalau gitu gw balik duluan”
****
“bukan the beautiful girl pelakunya” kata alvin. Sekarang sobatnya oik ada di corner cafĆ©
“lalu siapa” tanya ozy gk sabar
“gw juga baru mau ngomong lo udah mau motong” kata alvin
“maaf” balas ozy
“yang lakuin ini shilla”
“lah apa bedanya bukannya shilla ketua dari beautiful girl”
“iya tapi kali ini shilla cuma sendirian tanpa bantuan anggotanya yaitu dea dan zevana”
“lalu siapa yang membantu shilla”
“zevana baru mau ngasih tau shilla, tapi kalau menurut gw shilla dibantu ama goldi”
“alasan lo”
“alasan gw, waktu cakka kecelakaan ray bilang ama gw kalau plat mobil yang nabrak cakka itu G 07 DI, itu mobilnya goldi kan”
“iya, seinget gw itu mobilnya goldi”
“ya udah laporin aja goldi sekarang”
“kita masih belum punya bukti, shilla juga belum ngakuin”
“kalau gitu ke rumahnya shilla aja”
“bener tuh kata sivia, supaya urusan cepat kelar”
“biarin aja itu zevana yang urus, dia kan dekat dengan shilla”
“jadi sekarang kita ngapain”
“berdoa supaya cakka cepat sadar, soalnya gw kasian liat oik, nangis mulu”
“kenapa sejak cakka kecelakaan alvin sangat peduli dengan oik, bahkan kepeduliannya kali ini berbeda seperti saat dia baru datang dari new york, kali ini alvin rela menemani oik untuk menunggui cakka dirumah sakit, bahkan dia membatalkan janjinya padaku hanya untuk menghibur oik” batin sivia
****
“lo berdua gk usah ngarang cerita deh ama gw, gw gk percaya tuh”
“apa shil lo masih gk percaya, apa tadi lo gk liat kalau cakka gk masuk”
“oik juga gk masuk kan de”
“iya oik gk masuk karna nungguin cakka di rumah sakit”
“apa gk kebalik”
“shil coba deh lo inget waktu debo kecelakaan, apa pernah oik kesekolah, bahkan seminggu setelah debo pergi pun oik belum juga masuk sekolah”
“lo punya bukti apa”
“lo datang ke rumah sakit …. Sekarang, kalau lo mau bukti, dan lo lihat siapa yang terbaring di ICU” balas dea lalu pergi
“kalau lo masih gk percaya lo datang ke rumahnya cakka tanya ama tukang kebunnya, apa cakka ada dirumah atau gk” kata zevana lalu pergi
****
Sampai detik ini, cakka belum juga sadarkan diri, dan gk tau kenapa, dan kesambet apa tiba-tiba ray mau nungguin cakka di dalam ruang ICU, yang padahal biasanya dia lebih suka nunggu diluar daripada liat cakka di dalam, oik pun keluar dan menunggu diluar sendiri karna ayah Dan bunda cakka masih dikantor. 1 jam menunggu diluar samar-samar oik melihat seorang gadis tinggi memakai dress sampai lutut dengan sangat tergesa-gesa berjalan ke arahnya, oik bingung siapakah itu, dia tau kalau itu sivia kenapa sendiri, ify? Mana mungkin rio kan gk mau jauh dari ify, acha? Apalagi ozy over protek banget ama cewenya. Oik lalu berdiri berusaha menajamkan penglihatannya hingga akhirnya gadis itu berdiri tepat di depannya
“oik bagaimana keadaan cakka” tanya gadis itu masih mengatur napasnya
“plak” tanpa menjawab oik langsung mendaratkan tangannya di pipi mulus gadis itu. Gadis itu hanya mampu mengelus pipinya yang merah karna ditampar oleh oik
“untuk apa kamu datang kesini” tanya oik tajam
“aku cuma mau jengukin cakka” balas gadis itu
“belum puas kamu shil, belum puas nyelakain cakka, ini kan yang kamu mau selama ini, membuat aku menderita dengan membunuh semua orang yang kusayangi, dan shil cakka gk butuh kamu jenguk, sekarang kamu pergi” bentak oik. Gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah shilla dia menunduk sepertinya dia menyesal.
“oik maafin aku, aku beneran gk sengaja nabrak cakka”
“apa shil maaf, maaf shil, Kamu minta maaf, dengan mudahnya kamu bilang maaf, apa kamu bisa bayar nyawa cakka dengan kata maaf, gk bisa kan. dan kamu memang gk sengaja nabrak cakka karna yang mau kamu tabrak aku kan, jadi kamu gk sengaja nabrak cakka” bentak oik lagi dia benar marah dan baru kali ini ia marah seperti ini
“shilla kamu mau kan bunuh aku, bunuh aku sekarang, kamu pikir shil enak jadi diriku, dari dulu aku hanya mendapat penderitaan, penderitaan darimu, dari sd sampai sekarang kau tak pernah bosan melihatku bersedih, bilang shilla apa sebenarnya alasanmu hingga kau sangat benci padaku, apa kau iri padaku karna setiap orang yang kau sukai tak pernah menyukaimu tapi hanya menyukaiku, apa kau benci padaku karna banyak orang yang sayang padaku, kalau memang itu alasannya sehinga kau sangat tidak suka melihatku bahagia, kenapa kau tidak bilang dari dulu” lanjut oik. Shilla diam Dan masih menunduk
“kenapa setiap kebahagiaan dariku selalu kau rebut, kau pikir aku ini orang yang paling bahagia, kamu salah shil kamu bilang seperti itu, aku adalah orang yang hidupnya dipenuhi air mata, apa pernah shil kamu kehilangan orang tuamu, apa pernah kamu kehilangan orang yang kamu sayangi, dan apa pernah kau merasakan penderitaan karna kehilangan orang yang disayangi, apa pernah kamu menjadi orang yang sangat diremehkan, apa pernah kamu merasa kesepian dirumahmu” tanya oik air matanya menetes. Shilla menggeleng tapi masih tetap menunduk
“shilla rasanya sakit, sakit banget kalau kita kehilangan orang –orang itu, Dan sekarang kau merakasannya Dan selama 5 tahun aku merasakan sakit itu shil, berawal dari kepergian ayah Dan bundaku meskipun aku tersenyum saat dihibur oleh debo, tapi hatiku masih terasa kosong, Dan setelah aku mulai meresa terbiasa hidup tanpa orang tua, Dan aku merasa hidup kembali, debo harus pergi, Dan luka lama itu kembali membekas membuatku berat untuk menjalani hidup ini, Dan kubiarkan berhenti menyayangi seseorang karna kupikir aku tak perlu hidup tanpa orang lain Dan sampai saat cakka datang di SMA TIRTA NUSANTARA aku masih belum bisa membuka hatiku ini karna aku tak mau sakit lagi, tapi apa luka itu perlahan menghilang Dan menjadi kebahagiaan, Dan kembali aku merasa hidup untuk yang kedua kalinya, Dan disaat aku sudah bisa menerima cakka kau menghancurkan semua itu, apa belum cukup shil, apa belum cukup cacian makian darimu selama ini, aku lelah, aku bingung. Aku tidak tau kenapa kau begitu benci padaku, aku lelah menjadi musuhmu, aku bingung kenapa kau sangat tidak senang melihatku bahagia, apa kau ingin merasakan jadi diriku”
“jawab shil” bentak oik. Shilla terlihat menghapus air matanya
“cukup ik” teriak seseorang sambil berlari ke arah oik
“aku minta maaf ik, dan aku menyesal telah membencimu selama ini”
“aku tak butuh kata maafmu”
“oik sudah, kamu gk usah marah-marah ama dia” tegur orang itu sambil mengelus pundak oik
“tapi aku gk suka kalau dia ada disini”
“shil lo denger kan dia gk suka lo ada disini jadi lebih baik lo pergi” perintah orang itu. Alvin
“gw cuma mau tau gimana keadaan cakka” balas shilla. Baru alvin mau jawab. Oik sudah marah-marah
“kamu gk perlu tau keadaan cakka” bentak oik
“cakka gk papa koq shil, lebih baik lo pergi dari sini sekarang” perintah alvin. Shilla lalu pergi
“oik lo gk usah kayak gitu ke shilla” kata alvin. Oik kembali duduk di kursi. Alvin duduk disamping oik
“tapi aku gk mau kalau dia berbuat sesuatu yang buruk pada cakka”
“ik, sebesar apapun salahnya shilla ama lo, lo harus maafin, lagipula dia udah nyeselkan lakuin itu semua, dan lo gk harus marah-marah ama dia, lo harus banyak istirahat, lo kan pernah bilang kalau lo mau saat cakka sadar orang yang pertama di lihatnya itu lo, jadi lo harus istirahat dan gk usah bertengkar ama shilla”
“aku cuma gk mau kehilangan cakka” balas oik sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dia menangis, alvin lalu memeluk oik mengelus rambutnya dan kembali menghibur oik. Oik membalas pelukan alvin
“ik, gw ngerti koq perasaan lo, lo gk usah nangis yah, ntar kalau cakka bangun trus liat muka lo bengkak kayak gitu gw lagi yang disalahin” kata alvin masih memeluk oik
“vin benerkan cakka gk bakal pergi”
“ik lo harus percaya bahwa suatu saat nanti cakka pasti bangun, dan yang harus lo lakuin saat cakka bangun lo harus benar-benar bisa nerima dia bukan sebagai debo, melainkan cakka, jauhkan semua kemiripan debo yang ada di cakka dan sayangi cakka bahkan lebih dari kau menyayangi debo” kata alvin sambil mengelus rambut oik. Oik mengangguk, dan setelah itu oik diam tak bergerak, tak ada lagi isak tangis yang didengar alvin
“ik” panggil alvin. Oik tak menjawab. lalu alvin berusaha mengangkat wajah oik dan…
“ckckckc, pasti dia capek” batin alvin. Ternyata oik sedang tidur, tertidur dalam pelukan alvin. Alvin lalu membiarkan oik tidur di pangkuannya
“oik seandainya kamu yang ada di posisi sivia” batin alvin sambil mengelus rambut oik dan terus memandang wajah oik. tak berapa lama sivia datang
“vin” panggil sivia. Alvin lalu mendongakkan kepalanya
“eh sivia, kesini koq gk bilang aku kan aku bisa jemput kamu” kata alvin, lalu secara perlahan dia mengangkat kepala oik dari pangkuannya dan berdiri di dekat via
“gk perlu”
“kamu kenapa sih”
“kamu batalin dating kita dengan alasan mau jengukin cakka, tapi kenapa kamu malah keasyikan berdua ama oik”
“via kamu salah paham, tadi tuh oik habis berantem ama shilla dan aku datang lerai mereka lalu oik mengantuk dan kubiarkan tidur di pangkuanku”
“alasan! Lalu kenapa kamu membelai rambut oik”
“apa itu salah via, oik juga sahabatku dan aku tau sekarang dia sedih, aku hanya ingin menghiburnya”
“tapi kenapa harus kamu vin, apa kamu pikir aku tidak bisa menghibur oik”
“bukan gitu via”
“udahlah vin aku bingung dengan tingkahmu, atau kamu suka sama oik” tanya sivia. Memang sivia gk pernah tau kalau alvin itu pernah suka sama oik
“gk via, aku gk suka sama oik”
“bohong!! Lalu kenapa kamu sangat khawatir dengan oik bukan dengan cakka”
“aku khawatir koq sama cakka”
“kamu pintar vin, pintar mencari kesempatan dalam kesempitan” kata sivia lalu pergi
“via tunggu” teriak alvin sambil mengejar sivia
****
Oik bingung saat terbangun koq bisa sih dia tidur di bangku itu pake bantal lagi, seingat dia tadi dia bersama alvin, lalu kemana alvin sekarang, oik semakin bertanya-tanya sudah berapa jam dia tertidur di bangku itu. Oik lalu masuk ke dalam kamar cakka dan melihat ray masih ada disana
“ray” lirih oik sambil berjalan mendekati oik. Ray berbalik ke arah oik
“eh kk udah bangun” tanya ray. Oik mengangguk
“ray tadi tante kesini” tanya oik
“iya kak, tapi cuma sebentar dia cuma mau cek kondisi kak cakka, setelah tante balik lagi ke rumah tante bilang sih dia ada urusan penting dan gk bisa nungguin cakka” jelas ray lalu berdiri
“kakak mau nungguin kak cakka disini atau diluar” tanya ray
“disini aja” balas oik
“kalau gitu ray keluar dulu yah sekalian mau cari makan” kata ray lalu keluar. Oik lalu duduk di kursi itu “Kapan kamu sadar sih kka”ucapnya suaranya mulai bergetar air matanya mulai membasahi pipinya, tangan Oik terus menggengam erat tangan cakka lalu membaringkan kepalanya diantara tangannya cakka membiarkan air matanya mengalir
“kamu pernah janji ama aku kalau kamu gk akan buat aku sedih, tapi liat kka dengan keadaanmu sekarang ini aku sangat sedih, kumohon sadarlah kalau kau tak ingin melihatku sedih” lirihnya. Ada setetes air mata keluar dari pelupuk mata cakka
“cakka ayo sadar, kumohon” lirihnya lagi, lalu ada sesuatu yang diarasakan bergerak dalam genggamannya
“bunda” lirih cakka. Oik mendongakkan kepalanya mengangkatnya perlahan lalu melepas genggamannya dan bersorak senang
“cakka” seru oik sambil memeluk cakka.
“hei lo siapa” tanya cakka. Oik lalu melepas pelukan cakka, lalu menghapus sisa air matanya
“iya” balas oik dengan semangat
“lo siapa” tanya cakka
“aku oik cakka, oik kamu gk ingat ama aku”
“oik” cakka mengingat
“gw gk kenal yang namanya oik, mana bunda gw”
“cakka ini aku oik”
“gw udah bilang gw gk kenal ama oik, mana bunda gw” bentak cakka
“cakka” lirih oik lalu berjalan keluar
“kakak kenapa” tanya ray saat melihat oik keluar dari ruang ICU dengan raut wajah yang lebih sedih dari biasanya
“cakka udah sadar”
“lalu kenapa kk sedih”
“cakka gk inget ama kk”
“maksud kk”
“cakka lupa ama kk, Dan dia mau ketemu ama tante lebih baik kamu telpon tante lalu kamu masuk”
“iya kak, ini makanan buat kk, kk belum makan kan” kata ray sambil memberi oik kantong plastik berisi satu bungkus makanan, dengan penuh tanda tanya oik berjalan menuju ruangan dokter untuk meminta dokter itu melihat kondisi cakka
****
“oik apa kata dokter” tanya bunda cakka saat oik baru datang dari ruangan dokter
“cakka harus banyak istirahat untuk memulihkan keadaannya, hanya saja karna waktu cakka kecelakaan dan yang paling parah itu pada kepalanya bisa jadi cakka lupa akan memory kebahagiaannya bersama orang yang dia sayangi”
“itu artinya ik, dia lupa ama kamu” tanya rio. oik menangguk Kali ini alvin diam dia tak ingin membuat sivia cemburu lagi
“berapa lama cakka akan pulih kembali”
“paling lambat 1 tahun”
“ik, dokter bilang gk, apa usaha yang harus kita lakuin agar bisa mempercepat kepulihan cakka”
“iya, kalau kamu mau tau, kamu keruangan dokter sekarang aku gk bisa jelasin” balas oik sambil menunduk, dia berusaha menyembunyikan air matanya
“permisi aku mau ke toilet” pamit oik lalu berlari ke arah toilet
“aku salah udah cemburu ama oik, dan aku gk pernah nyangka kalau nasib sahabatku yang satu ini akan seperti ini” batin sivia dia tampak sedih
“aku juga permisi ke toilet sebentar” pamit acha dan ify, lalu berlari ke arah toilet
****
“arghhh,,” geram oik sambil mengacak rambutnya didepan wastafel
“debo,,,, kamu pernah bilang sama aku sayangi cakka karna cakka akan menyayangimu, dia gk akan pernah nyakitin kamu, tapi mana buktinya sekarang cakka udah lupa ama aku, dan aku udah terlanjur sayang banget ama dia” teriak oik, untung saat itu toilet sedang sepi. Air mata oik mengalir dengan derasnya
“hu hu hu”
“cakka, kenapa kamu harus mengajariku akan arti hidup ini kalau hanya ingin meninggalkanku, kenapa kau membuatku bangkit dari keterpurukanku jika kau ingin membuatku kembali jatuh, aku benci hidup ini, aku muak akan cerita yang dia buat, aku sudah lelah menjadi pemeran oik dalam ceritamu tuhan, ku tak ingin menderita, lebih baik kau ambil nyawaku saat ini juga, kau tak pernah mau berpihak padaku, apa salahku selama ini sehingga kau membuat cerita hidupku sangat menyakitkan” kata oik. Lalu sebuah tangan halus melengus rambutnya lalu memeluknya
“ik, lo gk boleh ngomong kayak gitu, lo gk boleh muak akan cerita hidup lo, lo gk boleh benci hidup, dan lo gk boleh lelah jadi oik, karna gw percaya tuhan pasti gk akan nguji umatnya diluar batas kemampuannya, itu artinya lo bisa lewatin semua ini” kata ify
“huhuhu” hanya isak tangis oik yang membalas kata-kata ify. Perlahan oik jatuh ke lantai
“ik, ik, lo kenapa” kata ify sambil menggoyangkan tubuh oik yang masih dipeluknya
“cakka” lirih oik
“fy, kayaknya oik pingsan deh” kata acha
“ya udah bantuin gw bawa oik ke ruang perawatan”
“iya”
****
“oik tarik kata-katamu yang tadi”
“gk akan”
“oik tolong jangan egois, kamu tuh gk boleh mencaci-maki takdirmu”
“kamu bilang apa, aku gk boleh mencaci maki takdirku, aku tdk mencaci makinya, aku cuma gk suka dengan cerita hidupku yang seperti ini, aku bingung apa sebenarnya yang direncanakan tuhan dan kamu untukku”
“aku tidak pernah ikut dalam mengatur cerita hidupmu, aku hanya memberitau mu semua yang kuketahui”
“aku benar lelah disini, aku mau ke tempatmu, bertemu dengan bunda ayah, dan hidup selama-lamanya bersama kamu”
“oik dengar kamu punya mimpi, dan aku gk ingin kamu berhenti sampai disini, perjalananmu masih panjang, dan aku yakin kamu bisa melewatinya”
“tapi bersama siapa, cakka udah gk ingat ama aku, kamu mau aku jalanin hidup ini dengan tetesan air mata, kamu senang kalau aku seperti itu”
“oik, kamu pasti bisa sendiri, kamu sudah dewasa, kamu bisa aku janji akan bantuin kamu”
“caranya”
“kalung itu, kalung itu harus kau simpan baik-baik, dan jangan pernah lepas dari lehermu, percaya aku akan selalu membantumu”
“aku pegang janjimu”
“yah”
****
Komentar
Posting Komentar
Silahkan isi kotak putih di bawah ini