Cinta Jangan Pergi (Part 11)

****

“cakka” lirih oik yang baru sadar dari pingsannya
“ik, lo udah sadar” tanya ozy. Oik memperjelas penglihatannya disamping ozy ada acha, ify, rio, alvin, dan sivia
“apa cakka udah ingat ama aku” tanya oik, dia berharap sahabatnya menjawab  iya. Semua menggeleng sedih
“tapi ik, lo gk boleh putus asa hanya karna cakka lupa sama lo, kita bakal bantuin lo supaya cakka bisa ingat ama lo lagi” kata sivia
“sewaktu cakka kecelakaan, aku berharap di saat dia sadar nanti orang pertama yang dia lihat adalah aku, tersenyum kepadaku, menyapaku, dan menanyakan keadaanku, tapi kenapa semua harapanku itu berbalik, disaat cakka sadar dia hanya menganggapku orang asing, membentakku, bahkan untuk mengukir seulas senyum dia tak ingin, dan dia juga tak menanyakan keadaanku” cerita oik, air matanya kembali menetes
“oik” kata ify, yang lain miris melihat kondisi sahabatnya yang satu ini
“gk enak banget yah jadi oik” kata oik sedikit tertawa
“oik, udah hentiin cerita lo” kata acha
“Cerita Indah Namun Tiada Arti, gk salah aku benci yang namanya jatuh cinta setelah debo pergi, aku bego banget yah segitu mudahnya percaya kalau cakka benar-benar akan menjagaku, tapi salah kalian semua liatkan dia hanya membuatku tambah sedih” cerita oik tanpa sedikitpun memperlihatkan wajah yang sedih
“stop, gw gk mau dengar lo cerita lagi” kata acha
“aku Oik Cahya Ramadlani, mungkin gk akan pernah mau lagi rasain namanya jatuh cinta, Dan aku janji akan mewujudkan mimpiku tanpa bantuan seorang cowo, buat cowo hadir dalam hidup kita, gk penting dia cuma bisa memberi kita janji palsu yang gk bisa dia tepatin, menyayangi seorang cowo sepenuh hati hanya membuat kita hancur, sehancur gelas yang pecah, dan kalian semua yang ada disini jadi saksi bahwa aku akan lupain cakka”
“stop ik, lo gk boleh cerita kayak gitu lagi, lo bisa dapetin cakka kembali, kita bantuin lo, supaya cakka bisa ingat lo lagi” bentak ify
“thanks friends but, aku gk mau nyusahin kalian, dan aku gk mau usaha kalian itu akan menjadi sia-sia”
“apa salahnya lo berusaha ik” kata rio
“kalau lo berusaha ik, gw yakin perlahan cakka akan ingat ama lo” sambung ozy
“kalian sudah bertemu dengan dokter”
“iya” jawab alvin
“kalian dengarkan cara untuk membuat cakka kembali ingat padaku, yaitu membuat cakka mengingat saat dia sangat khawatir akan keadaanku, dan yang aku tau cakka sangat khawatir sewaktu penyakit anehku kambuh, dan saat aku dikunciin di gudang, Dan kalian tau kan aku orang yang paling gk bisa mengulang kejadian itu dengan sengaja, harus ada orang yang manyakitiku sehingga penyakitku kambuh, tapi kalau aku tau orang itu membuatku seperti itu untuk kebaikan itu pasti gk mempan, tapi kalau aku gk tau pasti mempan”
“yah kita gk usah kasih tau lo” kata ozy
“walaupun kalian gk kasih tau aku, aku tetap tau karna aku selalu memikirkan kata-kata dokter”
“kalau gitu lo berusaha aja buat deketin cakka”
“I’ll try it, for you all”

****

Satu minggu kemudian cakka sudah keluar dari rumah sakit, dan selama seminggu cakka dirumah sakit oik juga selalu datang menjenguk cakka pergi dengan senyum bahagia dan pulang kerumah dengan senyum kekecewaan. Setiap kali oik mendekati cakka, cakka selalu marah pada oik, setiap kali oik perhatian pada cakka, cakka selalu membentak oik, dan tiga hari cakka dirumah sakit shilla mendengar kabar itu, bukannya insaf dia malah mengambil kesempatan ini untuk mendekati cakka dan bilang pada cakka kalau dia itu pacarnya cakka dan baru 1 minggu jadian karna cakka memang lupa dia percaya aja, selama 4 hari oik harus menahan air matanya melihat kemesraan cakka dan shilla. Bunda dan ayah cakka yang juga sudah sangat sayang pada oik, sedih melihat cakka seperti ini.  Sahabat oik juga ikut sedih dengan keadaan ini. Dan hari ini alvin memutuskan untuk pergi kerumah oik menghiburnya agar dia mau berusaha. Dan sahabat oik bertambah 2 orang yaitu dea dan zevana, tapi dea dan zevana gk ikut kerumah oik, mereka bertuga mengikuti cakka dan shilla, kemana pun mereka pergi.

“aku lelah, aku menyerah, aku sudah tidak kuat, aku tidak kuat melihat kemesraan cakka dan shilla huhuhu” kata oik sambil menangis (mereka sekarang didalam kamar debo, oik gk mau tidur dikamarnya gk tau apa alasannya)
“oik tolong jangan putus asa” bujuk ify
“kenapa sih alam ini begitu kejam padaku, kenapa jalan cerita hidupku harus semenyakitkan ini, kalau memang rencana tuhan membuatku hidup hanya sebagai gadis teraniaya, kenapa tidak dia ambil saja nyawaku”
“oik jangan bicara seperti itu” kata sivia
“lalu apa rencana tuhan yang sebenarnya kalau dia gk mau bunuh aku secara perlahan dengan cara menganiayaku, kenapa tidak dia mengambil secara langsung nyawaku, aku siap koq”
“oik, tuhan pasti punya rencana yang amat begitu indah di balik penderitaanmu ini” kata alvin
“berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, lo harus telaah makna pepatah itu, jalan cerita manusia semuanya seperti itu ik, pasti diawali dengan kesedihan dan berakhir dengan kebahagiaan” sambung ify
“makasih sob, kalau gk ada kalian aku gk tau akan jadi seperti apa aku”
“itulah gunanya sahabat ik” kata sivia semuanya beranjak dari tempat masing-masing dan memeluk oik
“kita akan selalu ada buat lo” sambung ozy
“karna lo adalah adek kita” sambung rio. memang diantara mereka semua oik lah yang paling muda memang cuma beda setahun
“makasih kakak-kakak ku yang baik” balas oik

****

Pagi ini oik hanya memandangi selembar roti didepannya dan segelas susu di samping piring rotinya
“koq gk makan non” tanya bisumi
“gk enak yah bi rasanya, selama setahun lebih aku selalu sarapan bersama cakka disini”
“non yang sabar yah”
“iya bi”

****

“hm,,, yang nanti kita ke mall lagi yah, aku masih mau beli aksesoris” rengek shilla pada cakka, sekarang sudah waktu istirahat dan cakshill ada di kelas
“terserah kamu aja deh” balas cakka, lalu oik menghampiri cakka dan shilla
“cakka aku ingin bicara sesuatu padamu” kata oik
“kalau mau bicara, bicara aja” balas cakka judes
“jangan disini gk enak kalau shilla dengar” kata oik
“kenapa begitu, shilla kan pacar gw, jadi dia harus tau dong apa yang ingin lo bicarain”
“nanti malam aku kerumahmu aku ingin mengajakmu ke suatu tempat tapi hanya berdua, kalau kamu mau shilla ikut, lebih baik kita gk usah pergi ke tempat itu”
“tempat apa sih, dan kenapa shilla gk boleh ikut”
“karna tempat itu adalah tempat kita berdua”
“sebenarnya lo itu siapa gw sih” tanya cakka, baru oik mau jawab shilla langsung menjawabnya
“dia itu orang yang selalu ngaku jadi pacar kamu sayang” kata shilla, oik jadi panas
“apa benar kata shilla, tapi kenapa selama ini aku tidak pernah melihat dia secentil shilla, mungkin shilla hanya cemburu, lebih baik nanti malam aku ikut saja dengannya” batin cakka
“jadi kka, apa kamu mau” tanya oik
“ok aku mau, nanti malam jam 7 ok”
“baik” balas oik lalu keluar dari kelas. Shilla jadi kesal
“sayang koq kamu mau sih pergi sama dia, kalau misalnya dia mau jebak kamu trus nyakitin kamu, dan buat kamu jadi koma lagi gimana” kata shilla manja
“udahlah kamu tenang aja, aku yakin pasti dia gk sejahat itu”

****

Malam harinya oik mengeluarkan mobilnya dari garasi, baru kali ini mobil itu dipakai oik setelah sekian lama dia simpan baik-baik di garasi. Oik menuju rumah cakka sampai dirumah cakka, mereka pun pergi ke tempat tujuan, oik yang mengemudikan karna oik gk bisa jelasin arah yang mau dia tuju, jadi dia lebih memilih untuk mengemudikan mobilnya sendiri, sekitar 40 menit kemudian mereka tiba di tempat tujuan, cakka agak familiar dengan tempat ini dengan segera ia turun dari mobil oik dan berjalan ke arah bukit didepannya. Dia duduk ditempatnya biasa duduk bersama oik, oik duduk di samping cakka

“ini tempat apa ik” tanya cakka sambil menatap taburan bintang dilangit
“ini adalah tempat yang sangat istimewa bagi orang yang bernama Cakka Kawekas Nuraga, ditempat ini dia mengukapkan isi hatinya, di tempat ini dia curhat pada bintang, di tempat ini, dia mengukir sejuta kebahagiaan dan kesedihan, orang yang bernama cakka itu sangat senang melihat bintang, menurut dia bintang itu segalanya, Dan saking senangnya dia melihat bintang dia memberi nama bukit ini bukit bintang” jelas oik
“Cakka Kawekas Nuraga? Itu kan aku, bukit bintang? Apa iya aku yang memberi nama” tanya cakka dia kebingungan
“yah itu memang kamu, kamu juga yang memberi nama bukit ini bukit bintang, tapi kamu lupa semua itu akibat kecelakaan”
“oik sebenarnya kamu itu siapa sih”
“seperti yang selalu kukatakan padamu aku adalah sahabatmu, sahabat yang sangat kau sayangi, tapi aku bisa terima kalau kau lupa padaku”
“bintang begitu indah, dan bintang selalu membuatku tenang, setiap aku melihatnya aku merasa kalu mereka adalah sahabatku yang baik, tempat curhat yang bisa membuatku merasa lega, mungkin bintang tidak akan memberiku saran atas apa yang ku ungkapkan padanya tapi bintang bisa memberiku cahaya yang memungkinkanku untuk menyinari orang yang kusayangi, bintang aku akan selalu menjadikanmu tempat pelampiasan kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahanku, karna ku tau kaulah satu-satunya yang bisa menyinari hatiku yang sedang bahagia, sedih, dan marah, terima kasih atas sinarmu selama ini” lanjut oik lalu berbalik ke cakka
“apa kau lupa dengan pernyataan itu kka” tanya oik
“bintang, apa aku suka dengan bintang” batin cakka dia kembali berusaha mengingat semua kejadian beberapa bulan lalu
“aw,, aw,,,aw,,,” rintih cakka sambil memegangi kepalanya
“cakka kamu kenapa” tanya oik
“kepalaku sakit banget ik”
“ya udah kita pulang yuk” kata oik lalu membantu cakka berjalan ke arah mobilnya

****

“ik” panggil alvin. Yang dipanggil pun menoleh, alvin lalu menghampiri oik  yang sedang duduk dibawah pohon di taman belakang sekolah
“kenapa vin” tanya oik
“gimana usaha lo semalam” tanya alvin balik
“aku belum tau soalnya semalam kepala cakka sakit lagi, tapi yang jelas semalam aku udah cerita ama cakka di bukit bintang”
“oik, lo harus sabar, gw ama yang lain janji akan bantuin lo”
“udahlah vin, mungkin aku dan cakka memang tidak ditakdirkan untuk bersama, sekarang aku sudah bisa menerimanya”
“oik jangan putus asa gitu dong”
“makasih vin, selama ini aku udah nyusahin kamu dan yang lainnya, jadi biarlah aku berjalan sendiri, kumohon” balas oik lalu pergi
“baiklah kalau itu mau lo ik” kata alvin

****

“aduh buku aku mana yah” tanya oik sambil mengacak-acak tasnya didalam mobil, mulai dari hari ini oik membawa mobil sendiri, seperti apa yang dia bilang waktu cakka baru sadar dari komanya dia gk mau lagi bergantung ama orang lain, jadi dia gk mau nyusahin pak deden buat antar jemput dia
“kayaknya kelupaan di mejanya acha deh” lanjutnya lalu keluar dari mobilnya dan berjalan ke kelasnya memang dia masih ada di parkiran sekolahnya. oik terus berjalan ke arah kelasnya saat sampai di ambang pintu kelas XI. Ipa2 dia berhenti, dia kaget melihat kejadian didalam kelasnya. Cakka ingin mencium shilla
“cakka” pekik oik matanya merah menahan air mata yang ingin tumpah dari pelupuk matanya. Cakka yang kaget lalu menjauhkan wajahnya dari shilla. Gk tau kenapa perasaan cakka sakit saat melihat mata oik berkaca-kaca melihat kejadian yang hampir saja terjadi
“cakka aku gk nyangka kamu berubah, kupikir kau akan sadar karna semalam, tapi aku salah kka, kamu jahat kka” kata oik air matanya pun tumpah. Cakka tambah miris saja melihat oik menangis
“oik kamu salah paham”  balas cakka sambil menghampiri oik
“aku benci ama kamu” teriak oik lalu berlari ke arah parkiran
“oik tunggu” panggil cakka lalu mengejar oik tapi ditahan oleh shilla
“udahlah yang buat apa kamu ngejar dia, dia itu bukan siapa-siapa kamu, tadi itu cuma actingnya dia aja” bujuk shilla, tapi cakka terlihat tak percaya. Dia kembali berusaha mengingat semua kenangannya bersama oik
“aw,,,aw,,,aw,,, sakit” rintih cakka sambil memegangi kepalanya
“cakka kita pulang” ajak shilla lalu membawa cakka ke mobil cakka dan mengantar cakka pulang dan pasti shilla tinggal dulu dirumahnya cakka

****

From: 08565383xxxx

Hei pembawa sial, sekarang kamu pasti sangat sedih yah, cakka sudah melupakanmu, kasian..
Kamu tau gk cakka kayak gini, itu semua karna kamu, coba waktu itu kamu nyebrangnya liat-liat dulu kan cakka gk bakal nolongin kamu,
Dasar cewe gk tau di untung, kerjaannya Cuma hancurin kehidupan orang
Beberapa hari yang lalu lo udah buat iel meninggal, dan sekarang lo buat cakka lupa ingatan
Tapi baguslah cakka kan jadi gk ingat ama lo dan semoga selamanya cakka bakal lupa sama lo


Oik membaca sebuah pesan dari pengirim yang tak dikenali, sekali saja membacanya kepala oik sudah penuh dengan rasa bersalah, Dan dia mulai mengingat kejadian beberapa bulan lalu di sekolahnya

“shilla orang tua ku meninggal karna udah takdir, waktu itu debo juga gk sakit koq cuma dia kehilangan konsentrasi waktu mengendarai motornya, dan iel dia sendiri yang salah kenapa dia harus nolongin aku, sedangkan dia tau kalau aku gk pernah bisa suka ama dia, dan semua itu bukan salah aku bukan shil, bukan”
 “itu semua salah lo ik, salah lo”
“bukan, ayah ama bunda pergi karna takdir, debo pergi arghh” teriak oik mulai menangis
“semua bukan salah aku, semua bukan karna aku”
 “arghh” teriak oik sambil menangis 
“ayah bunda, debo dan iel pergi bukan karna aku bukan” lirih oik ia pun menjatuh kan dirinya dilantai
“tuhan huhu tolong bilang ama aku hikz, kalau semua itu bukan salah aku kan” lirih oik lalu membuka lacinya berusaha mencari sesuatu dan berlari ke arah kamar mandinya

“hu,,,hu,,,hu,,,” oik menangis didalam kamar mandinya, sepertinya ide gilanya kembali menghantui kepalanya, benar ditangannya sudah ada sebilah pisau
“semua jahat, jahat” teriak oik sangat kencang, bi sumi yang mendengarnya di lantai satu lalu berlari ke kamar oik

“non, non” panggil bisumi, dia berusaha membuka pintu kamar oik namun terkunci
“deden” teriak bi sumi sambil berlari ke arah taman depan
“apa sumi” balas pak deden
“cepat kita kekamar non oik, saya khawatir non oik kenapa-kenapa, pintu kamarnya terkunci dan harus didobrak” perintah bi sumi dengan  segera pak deden dan bi sumi berlari ke kamar oik, dan mendobrak pintu kamar oik. Saat pintu terbuka bisumi segera berlari ke kamar mandi, dan benar kejadian itu kembali terulang oik terbujur kaku di dalam bak mandi sekujur tubuhnya basah, air di bak mandi warna merah tangan kanan oik terluka, dalam waktu 20 menit oik bisa melakukan semua ide gilanya
“deden” panggil bi sumi, deden lalu menghampirinya
“cepat bantu saya mengantar non oik kerumah sakit” kata bi sumi. Pak deden lalu membopong oik ke mobil dan membawanya ke rumah sakit, bisumi juga menelpon alvin. Alvin pun memberitaukan yang lain

****

“bunda” lirih oik yang baru sadar dari pingsannya
“ik, lo udah sadar” tanya ozy
“aku mau pergi dari sini” kata oik berusaha melepas infus dari tangannya, namun ditahan oleh acha
“lo mau kemana” tanya acha
“kalian semua gk perlu tau” balas oik, kali ini infusnya terlepas
“ik, lo masih sakit”  kata alvin
“apa peduli kalian, sebaiknya kalian pergi dari hidupku, kalian akan sial dekat denganku, pergi” kata oik lalu berlari, sivia sempat menahannya namun perlawanan oik sangat kuat oik pun keluar dari kamarnya, berlari entah kemana, acha dan sivia pun pergi mengejar oik, sedangkan bisumi dan pak deden yang sedang duduk diluar kamar rawat oik tadi hanya bersedih melihat nona mudanya seperti ini
“dulu waktu den debo masih ada non oik tak pernah seperti ini” cerita bi sumi pada ozy dan alvin yang sedang duduk didekatnya
“iya bi, kita semua juga jadi bingung cara apa lagi agar bisa membuat oik kembali ceriah seperti dulu, cakka sempat membuat oik ceriah namun sayang bi, takdir berkata lain”

****

“huhuhuhu” oik menangis didepan wastafel. Dengan pelan acha menghampirinya
“ik”
“pergi” bentak oik wajahnya pucat
“oik, lo bilang lo mau wujutin mimpi lo itu, tapi kenapa lo lakuin ini, lo gk mau kan kecewain orang tua lo” tanya sivia.
“pergi, kalian semua jahat sama aku, selalu saja aku yang disalahkan, kenapa aku gk pernah sedikit pun benar” bentak oik masih menangis. Acha lalu mengelus punggung oik
“ik, kalau lo bilang kita jahat sama lo, buat apa kita nungguin lo dirumah sakit, buat apa selama ini kita  bantuin lo untuk buat cakka ingat sama lo” tanya acha. Oik lalu menjatuh
Kan dirinya kelantai
“huhuhuhu” dia hanya mampu menangis. Acha dan sivia lalu duduk disamping oik
“ik” lirih acha
“apa ini karma untukku, tapi apa sebesar ini caraku menyakiti gabriel” lirih oik, acha lalu memeluknya
“ik, lo baru pertama kali rasain yang namanya disakitin ama cowo, jadi gw rasa ini emang berat buat lo, tapi ini semua mudah buat lo terima kalau lo mau sabar” kata acha
“cha, tadi kamu gk liat shilla sama cakka ngapain dalam kelas, melihat itu cha, aku sakit banget, rasanya hatiku disilet” balas oik. Acha dan sivia jadi bingung
“memangnya cakka dan shilla ngapain didalam kelas” tanya sivia. Acha melepas pelukannya, oik menghapus air matanya dan mulai bercerita
“hikzzz,,, hikzz” oik masih sesenggukan
“kita balik ke kamar yuk” ajak sivia, gk tau kenapa oik kembali meronta
“aku gk mau kesana, aku mau pergi dari rumah sakit ini, ini penjara bagiku, aku gk butuh tempat ini” kata oik lalu berdiri Dan mulai berjalan tapi sivia menahan lengan oik Dan mencengkramnya sangat keras
“lepasin aku via”
“gk bisa ik, kamu masih butuh perawatan kamu belum sembuh” bentak sivia, sepertinya oik sudah lelah dia pun pingsan
“sivia, lo apain oik” tanya acha sambil menatap tajam ke arah sivia
“gw juga gk tau cha”
“ya udah, kita bawa aja ke kamar”
“yuk”

****

“dokter bagaimana keadaan teman saya” tanya acha.
“sepertinya dia masih shock, biarkanlah dia istirahat selama beberapa hari” ucap dokter itu
“saya permisi” lanjut dokter itu lalu pergi
“makasih dok” balas sivia, acha lalu berlari kedalam kamar rawat oik
“aku harus telpon papa, papa harus tau kondisi oik” batin alvin lalu berdiri soalnya dia tadi duduk
“mau kemana” tanya sivia
“ke toilet sebentar” balas alvin lalu pergi

Didalam kamar rawat oik
“ik, plis lo jangan kayak gini, lo itu udah gw anggap sebagai adek gw, kalau lo kayak gini, itu bikin gw sedih, gw gk mau kehilangan lo” bisik acha di dekat telinga oik
“plis lo lupain masa lalu lo yang begitu menyakitkan, dan lihatlah masa depan lo, gw yakin penyakit aneh lo ini gk akan balik lagi” lanjut acha masih berbisik

****

“alvin gw mau nanya sama lo, oik kemana” tanya cakka pada alvin yang sedang duduk di kursinya
“dia lagi sakit, kenapa lo nyariin dia, belum puas lo nyakitin dia” jawab ozy. Cakka lalu berbalik ke belakang karna bangku ozy tepat dibelakang cakka
“gw gk nanya ama lo” balas cakka. Lalu berbalik ke alvin
“dia sakit kka” jawab alvin
“sakit apa” tanya cakka lagi
“sakit hati gara-gara lo” jawab ozy lagi. Dan lagi-lagi cakka berbalik ke belakang menatap ozy dengan sangat sinis. Lalu kembali berbalik ke alvin
“gw gk nanya ama lo” balas cakka
“lo gk perlu tau kka dia sakit apa” balas alvin lalu berdiri
“mampus lo” lirih ozy. Kembali cakka berbalik menatap ozy sinis
“kenapa gw gk boleh tau vin, gw kan teman sekelasnya oik” tanya cakka
“cuma sahabat oik yang boleh tau, dan orang yang baik ama oik, gk kayak lo, yang udah bentak oik, yang udah marah-marah ama oik karna oik perhatian ama lo” balas alvin lalu pergi
“aneh koq dia jadi ikut-ikutan marah ama gw” batin cakka
“asal lo tau kka, orang yang selalu ada di saat lo koma itu oik, bukan shilla, bahkan waktu pertama kali lo sadar oik kan yang lo liat, bukan shilla, yang ngaku sebagai cewe lo” kata ozy lalu pergi menyusul alvin, tinggal rio disitu
“rio, oik itu siapa aku sih” tanya cakka
“oik itu sahabat lo, tapi lo sayang banget ama dia, mungkin udah lebih 20 kali lo nembak dia, dan dia juga selalu nolak lo, tapi lo gk nyerah sampai disitu, dan lo itu orang yang sangat peduli ama oik, bisa dibilang oik itu TTM lo” jawab rio lalu pergi menyusul alvin dan ozy
“20 kali? dan oik itu TTM aku” lirih cakka
“sebenarnya apa sih yang terjadi, koq aku bisa lupa” tanya cakka pada dirinya sendiri

****


i never thought that it be easy
cause we both so distance now
and the walls are closing in on us
and we're wondering how

lagu down to earth mengalun di hp oik, sepertinya ada yang menelpon oik, karna oik masih tertidur, Dan kebetulan acha sedang menunggui oik di rumah sakit, acha lalu meraih handphone oik yang ada di samping bantal oikDan ia melihat telpon dari siapa, +1433242
“kayaknya ini bukan nomor indonesia deh” batin acha lalu menekan tombol hijau
“halo, dengan siapa ini”
“renata”
“maaf tante oiknya sedang tidur”
“dia sudah membaik koq tante”
“kapan anak tante berangkat kesini”
“baik tante, tante telpon aja lagi kesini kalau anak tante sudah tiba di indonesia”
“sama-sama tante” acha mengakhiri pembicaraannya dengan renata lalu meletakkan handphone oik pada tempat semula
“dari siapa cha” tanya ozy, otomatis acha kaget soalnya tadi dia sendirian aja
“ya ampun zy kagetin aja kamu, sejak kapan kamu disitu”
“sejak kamu mengangkat telpon untuk oik, emangnya telpon dari siapa sih”
“tantenya oik”
“tantenya oik, emang oik punya tante”
“aku juga gk tau, tapi orang itu sih bilang dia itu tantenya oik, dan dia bilang sepupu jauh oik bakal datang kesini, aduh, tante itu kan tadi gk bilang nama anaknya siapa”
“memangnya sepupu jauh oik itu darimana”
“dari prancis”
“benar jauh”
“plakk” acha menjitak ozy
“koq aku dipukul sih” tanya ozy sambil memegangi kepalanya
“oon kamu”
“karena”
“tau ah, susah jelasin ke kamu”

****

“cakka kamu kenapa sih, koq mukanya kusut gitu” tanya shilla pada cakka, mereka lagi jalan-jalan di mall
“gk tau nih, kayaknya ada yang mengganjal di hatiku, sepertinya ada seseorang yang tengah membutuhkanku, tapi aku gk tau siapa” balas cakka
“perasaanmu aja kali”
“mungkin”
“koq bisa sih cakka ngerasain kalau oik tuh lagi butuhin dia, apa sebesar itu cintanya cakka ke oik sehingga cakka selalu merasa aneh kalau jauh dari oik, ini gk boleh dibiarin” batin shilla
“hm cak,,, pulang yuk aku udah capek nih” ajak shilla
“yuk” balas cakka, mereka lalu keluar dari mall, menuju ke mobil cakka, diatas mobil cakka selalu kepikiran oik
“sepertinya aku ada hubungan deh dengan oik, tapi apa benar kalau oik itu TTM ku, karna kalau aku gk kenal ama oik pasti aku gk akan sedih mendengar oik sakit seperti ini” batin cakka
“cak, mikirin apa kamu” tanya shilla
“ah, gk mikirin apa-apa koq”

****

“vin lo tau gk yang namanya renata” tanya ozy
“tau kenapa”
“dia tadi telpon oik, trus acha yang angkat telponnya, dan dia bilang kalau anaknya itu mau datang kesini, tapi dia gk ngasih tau nama anaknya, apa lo tau nama anaknya”
“kapan dia kesini’
“acha bilang sih kemarin, jadi diperkirakan lusa udah tiba di indonesia”
“lo maukan temenin gw buat jemput sepupu jauhnya oik itu”
“ok lah”

****

Malam harinya cakka berusaha mencari tau semua kebenarannya pada ray

“ray kk boleh masuk gk” tanya cakka dari depan pintu kamar ray
“masuk aja kak gk dikunci koq” balas ray. Cakka lalu membuka pintu kamar ray dan masuk ke dalam, cakka duduk di ranjang ray, sedangkan ray dia sedang belajar
“ray” panggil cakka. Ray lalu memutar badannya ke arah cakka
“kenapa kak” tanya ray
“ray kamu tau oik” tanya cakka
“tau kak, dia kan teman sekelas kk” balas ray
“kamu tau dia siapa kk” tanya cakka lagi
“maksud kk”
“apa dia ada hubungan sesuatu dengan kk, pacar kk gitu”
“dia masih butuh istirahat jadi jangan memaksakan dia untuk mengingat masa lalunya, karna itu hanya membuatnya tambah stres dan memperlambat kesembuhannya”
“dokter bilang jangan paksakan kak cakka untuk mengingat masa lalunya, jadi aku harus jawab apa nih, kalau aku bilang iya pasti kak cakka kepikiran terus Dan akhirnya stres deh, kalau aku bilang gk kasian kak oik” batin ray melamun
“ray” kata cakka sambil melambaikan telapak tangannya di depan muka ray
“iya kak”
“koq melamun”
“gk koq kak”
“jadi ray oik itu siapa”
“aduh ray juga kurang tau kak, yang penting kak oik itu sahabat kk, itu aja koq kak”
“benar ray”
“iya kak, masa ray bohong”

****

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Preman Kepentok Anak Pesantren (Cast & Sinopsis)

Utuh (cerpen)

Pengorbanan (Cerpen)