Cinta Jangan Pergi (Part 5)
****
2 bulan kemudian setelah libur sekolah caik berangkat ke new york, setelah sampai di new york cakka lalu mengajak oik ke apartement-nya
“ik, kamu istirahat dulu, nanti malam baru kita tanya ayahku mungkin dia tau perusahaan ayahmu dimana” kata cakka lalu meletakkan barang-barangnya dan keluar
“cakka” lirih oik lalu berjalan ke arah jendela. Memandang keluar menyebar arah pandangannya ke segala arah, memandang kota yang terakhir ia kunjungi 5 setengah tahun lalu bersama orang terkasihnya
“debo, meski kurasa cakka benar-benar tulus menyayangiku tapi aku masih belum bisa ngasih dia kalung ini” batinnya sambil menggenggam kalung liontinnya
“aku masih butuh waktu untuk bisa membuka hatiku untuknya”
Oik lalu berjalan ke kasurnya dan mulai beristirahat
****
“bukti apa lagi yang kamu inginkan agar bisa meyakinkanmu bahwa dia menyayangi sepenuh hati”
“bukti udah cukup, dan aku udah percaya dia tulus menyayangi aku, tapi”
“tapi apa”
“berat untuk menduakanmu”
“oik berapa kali aku bilang ama kamu, percaya aku gk akan marah kalau kamu suka ama dia, yang ada aku senang ik, aku senang kalau kamu bersama dia, dia itu orangnya baik, perhatian, dan gk akan pernah khianatin kamu, percaya ik, dia gk akan pernah nyakitin kamu, kamu tau kan apa inginku”
“kamu gk akan biarin aku jatuh ke tangan orang yang gk punya hati dan perasaan”
“nah, dan kalau sama dia aku percaya dia gk seperti itu”
“tapi debo dia terlalu mirip dengan kamu, dan itu semua membuatku berat untuk melupakanmu dan berat untuk mencintai dia”
“suatu saat nanti dia gk akan bertingkah sama denganku”
“tapi kamu janji kan gk akan marah ama aku, kamu janjikan bakal sayang selalu ama aku, kamu janji kan bakal kembali kalau cakka benar nyakitin aku”
“janji ik”
****
“oh kamu cari perusahaan industri keluarga Ramadlani”
“iya om”
“saya tau dimana tempatnya dia juga pernah jadi rekan bisnisnya, dan ternyata kamu yah putrinya pak Rama dan bu lani *emang itu yah nama orang tuanya oik*”
“iya om”
“jadi yah kapan kita bisa kesana”
“besok pagi saja, ini sudah malam, angin malamnya new york berbeda dengan angin malam indonesia”
“baik yah”
“selesai makan malam, kamu bawa oik ke kamar pasti dia masih capek biarkan malam ini dia istirahat”
“baik ayah”
Setelah selesai makan malam cakka lalu mengantar oik ke kamarnya
“cakka, makasih” kata oik sambil tersenyum
“ah!!, apa ik…” ucapan cakka di potong oik
“aku tebak pasti kamu mau bilang ah! makasih lagi ik, kayaknya ini ucapan terima kasih kamu yang ke 8 deh ik, bener gk” tebak oik sambil tersenyum ke arah cakka. Cakka lalu mengacak rambut oik
“ih cakka, berantakan tau” kata oik sambil merapikan rambutnya
“udah paham yah kamu ik”
“soalnya bahasamu itu-itu mulu, yah jelas aku hapal lah kka”
“aku pengen banget ik, hubungan kita lebih dari sekedar seorang sahabat, aku pengen banget gantiin posisi debo, tapi aku mengerti koq ik, debo itu orang spesial di hatimu” batin cakka sambil tersenyum ke arah oik. Oik membalasnya
“kamu manis”
“gula kale, manis”
“bener lho ik, cubit dikit tambah manis deh” balas cakka sambil mencubit manja pipi chubby oik, lalu berlari ke arah ranjang
“ah cakka sakit tau” kata oik lalu melempar cakka dengan bantal sofa, bruk! Tepat mengenai wajah cakka
“ou udah pinter, awas yah ik” cakka lalu mengejar oik, oik berlari mengelilingi sofa, caik pun kejar-kejar-an mengelilingi sofa
“wle, kejar kalau bisa” balas oik sambil menjulurkan lidahnya
“hep, kena kamu” kata cakka saat berhasil menangkap oik. Cakka lalu memeluk oik dari belakang
“aku capek” keluh oik lalu melepaskan pelukan cakka dan ia lalu duduk di sofa, disusul cakka langsung duduk di sampingnya
“kamu belum ngantuk ik” tanya cakka. Oik menggeleng
“malam gini enaknya ngapain”
“update status”
“ide bagus ik, bentar aku ambil laptop ama modem”
“biar aku yang ambil, kamu pergi aja sana cari makan ama minuman dingin”
“oh, ok kalau gitu, modem aku ada di tas ik”
“sip” oik lalu mengambil laptop dan modem cakka di tas cakka, lalu beberapa menit kemudian cakka kembali dengan membawa 2 buah snack dan 2 kaleng minuman dingin
Akhirnya malam itu caik menghabiskan waktu untuk update status yang asal. Mungkin karna sudah mengantuk tanpa oik sadari ia tertidur di bahu cakka, cakka jadi aneh koq bahunya jadi berat, cakka lalu berbalik dan mendapati oik sedang tidur nyenyak di bahunya dia jadi tidak enak membangunkan oik, akhirnya cakka memutuskan untuk mengangkat oik ke ranjang, menyelimutinya setelah itu dia membereskan tempatnya tadi, lalu kembali ke ranjang oik
“malam ik” kata cakka sambil mengelus rambut oik, setelah itu dia mematikan lampu
“aduh lupa ternyata oik takut ama gelap” lanjutnya lalu kembali menyalakan lampu dan keluar dari kamar oik
****
Keesokan harinya ayah cakka memberi caik alamat perusahaan itu, ayah cakka tak bisa menemani karna dia ada pertemuan, jadi caiklah yang keliling kota new york mencari alamat itu dan 2 jam kemudian ketemu
“akhirnya ketemu juga yah kka” kata oik. Cakka lalu memandang oik dengan tatapan bingung
“kenapa” tanya oik
“heran aja koq dua bulan ini kamu manggil aku kka, biasanya kan cak” tanya cakka
“aku risih manggil kamu cak, kayak orang batak yang mau manggil becak” balas oik
“emang cara orang batak manggil becak kayak gimana” tanya cakka lagi
“cak, becak” balas oik. Cakka tertawa oik lalu menarik tangan cakka masuk ke dalam perusahaan
“excuse me can I meet with mr. santoso” tanya oik pada resepsionis di lobby perusahaan itu
“what you've made an appointment” tanya balik resepsionis itu
“no”
“if so sorry we could not call a mr. santoso because he was there meeting, especially you do not make appointments in advance, so he will not take the time to your”
“but miss wanted to meet this important”
“as important as whatever it is, if there is no promise we going to call mr. santoso”
“i oik cahya ramadlani daughter of the owner of this company wants to meet with the management of this company”
“miss oik!! sorry I do not know you, because you last here five and a half years ago, so I forgot”
”do not have too much small talk, I want to meet mr. santoso, where he?”
”he was in the room, let me take” kata seorang wanita yg berdiri di samping resepsionis yang tadi dengan sopan mungkin dia resepsionis yang lain lalu mereka mulai berjalan ke arah lift didalam lift cakka berbicara
“ik, terakhir kamu kesini 5 setengah tahun lalu, dan sampai sekarang masih dia resepsionisnya” tanya cakka
“iya” balas oik. Orang yang sedang di bicarakan hanya tersenyum, soalnya dia gk ngerti caik ngomong apaan.
“ik, apa yang jadi management sekarang dia juga yang jadi management waktu dulu”
“bukan kka, tapi orang ini baru 3 tahun jadi management di kantor ini, tapi dia juga dulunya bawahan ayah”
“apa dia kenal ama kamu“
“semua pekerja yang baru masuk disini di perkenalkan dengan pemilik, karna aku tinggalnya jauh maka aku hanya dikirimi e-mail oleh sahabat orang tuaku itu, namanya park shindunata aslinya orang jepang tapi papanya orang tionghoa tapi dia menetap di new york dan bekerja sama dengan orang tuaku dan kamu tau alvin kan”
“iya”
“alvin itu anaknya om park”
“lah koq alvin tinggal di indonesia koq gk ikut ama orang tuanya”
“dia bilang dia lebih suka tinggal di indonesia daripada di new york, di indonesia dia tinggal bersama omanya”
“jadi kamu udah tau semua nih tentang seluk beluk perusahaan orang tuamu”
“itu juga debo yang ngasih tau aku”
“damn, I'm not in thought, they think I'm the statue, what the heck they were talking, I do not understand” batin nona resepsionis itu kesal
“hey there are people here do not courting” lirihnya namun oik mendengarnya
“sorry miss, I forget” balas oik
“so the earlier they think I'm not here” lirih resepsionis itu
“hahaha” caik malah tertawa mendengar resepsionis itu ngedumel
“they laugh, nothing funny”batin resepsionis itu. 10 menit kemudian mereka sampai di ruangan mr. suroso
“tok…tok…tok…” sang resepsionis itu mengetuk pintu
“who” tanya seseorang dari dalam, suaranya seperti laki-laki
“miss oik want to meet you”
“order entry”
“please” kata resepsionis itu sambil membukakan pintu
“thank’s” balas oik lalu masuk di ikuti dengan cakka, repepsionis itu lalu menutup pintu dan pergi
“selamat siang pak” kata oik
“siang nak, silahkan duduk” balas mr. santoso mempersilahkan oik duduk caik lalu duduk
“lho, koq bukan debo, debonya kemana” tanya mr. santoso
“debo udah meninggal 2 setengah tahun lalu pak, saya memang lupa mengabarkannya”
“maaf yah nak”
“gk papa koq pak, oh ya ini cakka, anaknya pak tunggul” kata oik memperkenalkan cakka. Cakka tersenyum
“ada angin apa nih, tiba-tiba kesini, apa ada masalah dengan keuangan kamu di jakarta” tanya mr. santoso
“gk koq pak, saya kesini hanya ingin menanyakan sesuatu”
“apa itu”
“bapak tau kan tante renata, sepupu papa saya yang mengurus perusahaan ayah saya di prancis”
“yah saya tau, kenapa dengan dia”
“1 tahun terakhir ini saya lost contant dengan dia padahal saya ingin bertemu dengan dia, apa bapak tau dimana dia tinggal sekarang”
“kenapa kamu ingin bertemu dengannya”
“saya ingin mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya putra tante renata dalam perjalanan ke indonesia, saya juga ingin berbicara sesuatu dengan tante”
“putra renata meninggal”
“iya”
“tidak nak oik, putra renata belum meninggal, dia hanya hilang dan sekarang sudah kembali”
“what?? Tapi tante renata bilang seperti itu padaku”
“sudahlah tidak usak di bahas, ini alamatnya”
“makasih pak”
“sama-sama, jadi kapan nak oik dan nak cakka mau balik ke indonesia”
“mungkin minggu depan pak” balas cakka
“kalau begitu besok nak oik kesini lagi, lalu kita bicarakan masalah perusahaan ini”
“memangnya perusahaan ini kenapa pak”
“besok saja kita bicarakan”
****
“cakka jujur aku tak mengerti soal bisnis, aku mohon bantuanmu kka, plis tolong aku soalnya dari perusahaan inilah aku akan bisa melanjutkan sekolahku, masa depanku bergantung pada perusahaan ini, ayahmu kan mengerti soal bisnis jadi kamu bisa kan minta bantuan ama dia” mohon oik pada cakka. Sekarang mereka ada di apartement cakka tepatnya di kamar oik, oik baru saja bertemu dengan mr. santoso dan dia bilang kalau perusahaan orang tua oik terancam bangkrut karna salah seorang pegawai telah membocorkan rahasia perusahaan
Cakka tampak berpikir “mungkin tantemu bisa mengatasi ini, apalagi kulihat ayahku agak sibuk, mungkin dia gk bisa bantu kamu” kata cakka
“benar beda dengan debo”
“tapi bagaimana caranya” tanya oik
“kamu suruh aja pak santoso menghubungi tante renata dan bilang ke dia kalau perusahaan sedang dilanda masalah” kata cakka
“baik” kata oik lalu meraih hp-nya dan segera menghubungi pak santoso saat tersambung oik lalu keluar dari kamar
“lah koq tadi aku ngomong gitu ke oik, padahal kan ayah pasti bisa mengatasinya, tapi kenapa aku suruh tantenya oik yang jauh disana, sedangkan ayah? Ayahkan disini jadi masalahnya bisa cepat selesai, aduh!! Oik pasti tersinggung nih, dia pasti mengira aku gk mau bantuin dia” batin cakka lalu keluar mencari oik.
Sudah hampir 1 jam cakka berputar mengelilingi apartement mencari di setiap sudut, namun ia tak menemukan oik, bertanya? Pada siapa? apa mungkin ada yang mengenal oik? Di apartement itu banyak orang keluar masuk, pasti resepsionis bingung. Bertanya pada ayah, ayah kan di kantor, kenapa gk telpon oik? Benar ide yang bagus, cakka lalu menelpon oik, tapi sayang oik tak mengangkatnya, cakka lalu menelpon ke perusahaan oik, namun orang yang mengangkat telpon mengatakan oik tidak pernah kesitu, bingunglah cakka karna setau dia oik belum terlalu hapal dengan kota new york
“plis ik angkat” lirih cakka ia sedang menelpon oik berharap oik akan mengangkat telpon, namun sayang oik tak mengangkatnya, lalu cakka mencoba menghubunginya lagi dan kali ini no oik gk aktiv. Akhirnya dia menelpon ayahnya
“halo”
“oik ayah”
“dia hilang, gk tau kemana, tolong ayah bantu cakka cari dia”
“makasih ayah” cakka mengakhiri menelpon ayahnya
“bisa saja karna marah ama aku oik bilang ke resepsionis di perusahaannya bahwa dia tidak pernah kesana” pikirnya
“itu mungkin saja terjadi aku harus ke perusahaan oik sekarang” lanjutnya lalu mencegat taksi dan menuju ke perusahaan oik
****
“kamu yakin itu nak”
“iya, saya rasa, saya hanya membani dia, jadi bapak bisa kan menemani saya ke prancis sekarang juga”
“bukannya menolak nak, tapi banyak kontrak perusahaan yang harus saya kerjakan hari ini dan seminggu kedepan, dan untuk saat ini mungkin saya bisa mengatasinya, nanti kalau saya benar-benar sudah tidak sanggup ibu renata boleh campur tangan”
“baiklah pak, saya pulang dulu”
“hati-hati nak”
****
Di lobby perusahaan orang tua oik, cakka dan oik bertemu
“ngapain kesini” tanya oik judes lalu berjalan cakka mengejarnya dan berusaha mensejajari langkah oik
“aku nyariin kamu ik, aku takut kamu kenapa-kenapa” balas cakka
“aku udah gede, gk perlu kamu sok jagain aku” kata oik masih judes
“oik maaf soal yang tadi, aku juga gk ngert koq bisa aku ini ngomong kayak tadi” balas cakka, oik lalu berhenti
“cakka, kalau kamu merasa aku membebani hidup kamu, bilang sama aku, gk usah bicara kayak tadi, langsung aja kamu bilang ke aku ‘ik aku udah capek jagain kamu, atau ik kamu tuh membebani aku banget’ gampang kan” kata oik lalu kembali berjalan, saat oik akan membuka pintu untuk keluar tangannya lalu di tahan oleh cakka
“ik, new york besar kita pulang bareng yah”
“gk perlu, aku hapal koq jalan ke apartement kamu, dan gk perlu kamu suruh aku bakal pergi dari sini” kata oik lalu melepas tangan cakka dan segera mencegat taksi sedangkan cakka dia masih terdiam di tempatnya
“kalau sifat oik balik lagi kayak dulu, mati gw!! Bego lo cakka, lo udah dapetin dia, tapi kenapa lo sia-siain dia” batin cakka lalu mencegat taksi untuk kembali ke apartement
****
“ik, tolong ini balik ke indonesia, kita bareng yah, plis”
“ok”
****
2 hari kemudian CAIK tiba di indonesia, dan selama perjalan dari new york cakka dan oik hanya saling diam
“hai kalian udah lama nunggu” tanya alvin saat sampai di bandara untuk menjemput cakka dan oik, cakka yang menelpon alvin untuk menjemputnya dan oik
“belum koq vin” balas cakka, oik masih diam dengan wajah yang kusut
“lo kenapa ik” tanya alvin yang melihat oik hanya diam. Oik tak menjawab
“gk tau tuh vin dari 2 hari yang lalu dia kayak gitu, udah yuk balik, gw capek banget nih”
“oh iya, yuk”
****
“apa cak, lo habis ngomong kayak gitu ke oik” tanya ozy. Sekarang mereka (cakka, alvin, ozy, dan rio) ada di corner cafĂ©
“gw kan tadi udah bilang zy, gw juga gk ngerti koq bisa sih kata-kata itu keluar dari mulut gw, gw beneran nyesel bro”
“Cuma dua kemungkinan yang akan terjadi” kata rio
“apaan tuh”
“oik bakal benci ama lo, atau oik bakal bisa nerima dengan perkataan lo”
“kalau dia bisa nerima perkataan gw, berarti dia udah gk marah ama gw”
“belum tentu”
“gw bakal bicara ke oik, pasti dia bisa mengerti” kata alvin yang baru saja angkat bicara
“semoga”
****
Komentar
Posting Komentar
Silahkan isi kotak putih di bawah ini