Hal Terindah (Cerpen)




“huft… capek banget” keluhku lalu menjatuhkan tubuhku ke ranjang
“new home, new neighbour, new school, new friends and hm.. new boy yang mampu mengikis luka di hatiku. Aku mau tahu anak-anak jakarta itu gimana sih soalnya dah lama gk ke kota ini”
“kakak” aku dengar suara adikku memanggilku aku pun bangun
“what’s up?” tanyaku. Adikku lalu masuk ke kamarku
“nih, kakak disuruh ama bunda antar ke tetangga baru kita” adikku memberiku kotak makanan yang cukup besar
“ah kakak ngantuk kamu aja yah”
“BUNDA!!!!”
“wah gaswat nih kalau nih kutu mengadu sama bunda” aku segera mengubah posisiku dan berlari ke arahnya
“yaudah sini. dasar tukang ngadu”
Aku merebut kotak makanan itu lalu pergi ke rumah tetangga baruku. Setelah itu aku kembali ke rumah

****

Aku belum kenalan yah? Kalau begitu kenalkan namaku Oik Cahya Ramadlani cukup panggil aku Oik. Aku sebenarnya tinggal di  perth tapi karna ayahku ingin tinggal selamanya di indonesia tepatnya di jakarta terpaksa aku harus ikut dengan orang tuaku ke jakarta. Aku anak sulung dari tiga bersaudara. Adik pertamaku bernama Ahmad Fauzi atau Ozy, dia duduk di kelas IX. Adik keduaku bernama Rizky. Dia masih SD kelas 6. Ok sekian perkenalanku karna tak ada hal terindah dalam hidupku selain mereka, sebenarnya dulu sih aku punya, tapi sekarang gk lagi, dia nyakitin aku tepat ketika aku ingin pergi ke jakarta

****

Keesokan harinya ini hari pertamaku sekolah di SMA Citra Bangsa. Siswanya cukup ramah, seperti saat isitirahat salah satu teman baruku Shilla dan Ify, mereka mengajakku ke kantin bersama. Aku jadi betah bersekolah ditempat ini
Sore hari aku mulai bersosialisasi dengan tetangga baruku. Aku dan adikku, Ozy pergi ke lapangan yang tak jauh dari rumah, saat sore disana banyak anak seumuranku dan Ozy. Ozy bermain futsal. Sedangkan aku bermain voli
“hei, kamu orang baru yah” tanya salah seorang anak gadis yang agak tomboy. Aku mengangguk
“iya, kenalkan namaku Oik” jawabku mengulurkan tanganku
Ia membalas uluran tanganku
“Agni, senang berkenalan dengan kamu”
Lama bermain akhirnya aku lelah juga
“wah ternyata kamu hebat juga ik”
“ah jangan begitu. Cuman kebetulan”
“kak balik yuk udah sore” ajak ozy yang sudah berada disampingku
“iya nih.. agni aku balik dulu yah. Besok kita main lagi”
“sip” balas agni
Aku merangkul ozy lalu berjalan. Tepat saat aku melewati lapangan basket seorang laki-laki menoleh ke arahku lalu tersenyum manis
“ng.. dia siapa? Wajahnya gk beda jauh dengan yang di perth” batinku lalu membalas senyumnya setelah itu aku memalingkan wajahku
“kayaknya aku gk punya teman yang tinggal di jakarta deh… dasar cowo SKSD” batinku

****

dan seperti hari sebelumnya saat aku pulang laki-laki itu pasti tersenyum padaku… hingga hari ini ia mengajakku berkenalan
aku sedang istirahat dan memilih duduk dibawah pohon, dia pun datang dan duduk disampingku
“hai, kenalkan namaku Cakka, aku tinggal di blok B. kalau kamu??” tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Aku tersenyum lalu membalas uluran tangannya
“Oik, aku juga tinggal di blok B”
“oh iya,, kamu orang baru yah disini”
“iya, baru seminggu yang lalu”
“kamu pindahan darimana?” tanyanya
“dari perth”
“hm… kamu lancar berbahasa indonesia”
“memang, aku lahir di indonesia tapi saat umurku 6 tahun aku pindah ke perth dan sekarang kembali lagi ke indonesia”
“kalau boleh tau rumah kamu no berapa?”
“no 9. Kamu?”
“kalau aku no 12. Kamu sekolah dimana”
“cowo ini banyak nanya banget” batinku
“SMA Citra Bangsa”
“aku juga sekolah disitu. Memangnya kamu kelas berapa koq aku gk pernah lihat kamu”
“aku kelas XI. Ipa-A. kamu??”
“aku XII. Ipa-A. ternyata kamu adik kelas aku yah”
“aku sih udah ngira kamu kakak kelas aku karna kelihatan dari muka kamu, lebih tua dari aku” aku pun memulai candaku
“ih, dasar kamu yah” cakka mencubit pipiku
“cakka sakit tahu”
“habis muka kamu ngegemesin”

****

Dan kini aku sudah tahu bahwa cowo yang pernah ku anggap sebagai cowo SKSD itu ternyata cowo yang baik, menyenangkan, dan bisa mencuri hatiku.. hahaha….
Semenjak perkenalan itu, setiap hari cakka datang ke rumahku dengan berbagai alasan, membuat ozy selalu meledekku ketika malam hari. Tapi aku senang. Terlebih lagi saat cakka mengajakku pergi bersama ke lapangan. Betapa bahagianya aku
Disekolah berbeda dengan di rumah. Di sekolah aku tak pernah berani mencari tahu tentang ‘Kak’ cakka, karena aku dengar dari shilla kalau dia adalah most wanted di SMA CB, terlebih lagi dia adalah seorang ketua osis, ketua tim basket, dan siswa berprestasi, jadi aku tak berani untuk mendekatinya di sekolah lebih tepatnya tak berani menampakkan diriku padanya. Setiap aku melihat dia aku segera berlari menjauh agar dia tak melihatku dan memanggilku, bukannya GR tapi cakka memang orang seperti itu, lihat saja kalau sore hari di lapangan, aku baru saja datang dia sudah meneriaki aku dan menyodori aku minum.
Tapi sayang usahaku untuk bersembunyi gagal, hari ini tepat saat bel pulang berbunyi cakka sudah berdiri di dekat pintu kelasku. Membuat para cewe berhenti dan memberi pertanyaan konyol pada cakka
“kak nungguin siapa?”
“kakak mau jemput aku yah?”
“kak aku udah mau balik nih. Yuk?”
“kak cakka mau balik bareng aku. Iya kan kak?”
“Aku!!!”
“AKU!!!”
Didalam kelas aku hanya geleng-geleng kepala melihat teman sekelasku bertanya seperti itu. Shilla yang masih berdiri didekatku pun menoleh
“ini pertama kalinya kak cakka berdiri didekat pintu kelas XI” kata shilla lalu keluar
“waw…  demi siapa tuh cakka berani nangkrik didekat pintu” batinku sedikit tertawa
“minggir semua gw mau lewat. Ini kan bukan jalan nenek moyang lo semua” kata shilla menerobos cewe yang berdiri di ambang pintu lalu berdiri didekat Cakka
“hai kak, tumben kesini! Ngapain?” tanya shilla
“ng. hai.. kakak lagi nyari seseorang! Bener kan ini kelas IX.Ipa-A” tanya cakka balik
Shilla mengangguk. Cakka pun menoleh kedalam, aku bersembunyi di bawah meja guru
“memangnya siapa yang kakak cari?” tanya shilla
“Oik! kakak belum pernah lihat dia keluar berarti dia masih ada didalam kan?”
Shilla terlihat kesal ia pun menoleh kedalam diikuti oleh cakka dan tak menemukan aku.
Aku berhenti menguping pembicaraan mereka dan terus berharap bahwa cakka segera pergi. beberapa menit kemudian aku menoleh ke ambang pintu
“hufft.. udah sepi, syukurlah. Artinya cakka udah pergi” aku pun keluar dari bawah meja
“HAYOO!! Ngapain disitu” seseorang mengagetkan aku, membuat aku tersentak dan kepalaku kepentok meja
“aw…” rintih sambil memegangi puncak kepalaku
“hahahaha” orang itu tertawa tanpa rasa bersalah
Aku keluar dari bawah meja dengan wajah cemberut
“ih cakka jahat banget sih” aku ngambek dan berjalan keluar
Cakka menghentikan tawanya dan mengejarku
“yee oik ngambek. Sorry deh”
Aku tak menghiraukan perkataan cakka dan terus berjalan keluar dari sekolah
“ik, sebagai permintaan maaf ku aku anterin kamu pulang yah”
Aku masih diam.. terserah dia mau mengomel apa di belakang. Peduli amat, kepala ku udah sakit gara-gara dia
Cakka menahan tanganku dan memutar badanku ke arahnya
“maafin aku ik”
“no” tegasku
“yah oik koq gitu”
“salah sendiri kenapa bikin aku kaget”
“kamu sih kenapa pake acara sembunyi di bawah meja”
“karna aku tahu kamu itu most wanted boy disekolah, kamu tahu gk sih, jadi seorang sahabat selebriti itu sulit, pasti selalu jadi topik pembicaraan bagi seluruh siswa. Apalagi aku baru seminggu sekolah disini”
Cakka menatapku membuatku semakin gugup
“kamu pernah alami itu”
Jederr!
“aduh! Kenapa cakka harus bertanya sepert itu sih”
“lepasin tangan aku” aku mengalihkan pertanyaan cakka dan berusaha melepaskan tanganku
“gk akan aku lepasin sebelum kamu jawab”
“apasih, kamu gk pernah nanya deh”
“apa di sekolah kamu yang dulu  kamu pernah pacaran dengan seorang selebriti sekolah”
“never! Sekarang lepasin tangan aku”
“kalau gitu kamu gk boleh sembunyi dari aku saat di sekolah, aku mau satu sekolah tahu kalau aku dekat dengan kamu”
“kalau itu mau kamu, lebih baik kita gk usah kenal” aku sudah terlampau kesal, aku pun berhasil melepaskan tangan cakka yang memegangi tanganku
“apa sih ik salahnya, kamu berhak berteman dengan siapapun, jadi mereka mau bilang apa terserah mereka tapi kamu harus tetap jadi sahabat aku”
“au ah gelap!!”
“huh cakka nyebelin banget sih” kesalku
Sesampai di gerbang aku memilih untuk duduk di bawah pohon rindang sembari menunggu ozy
Lama aku menunggu, cakka belum juga terlihat melewati gerbang, aku menoleh ke parkiran motornya masih dengan indah bertengger disana
“ozy mana lagi, lama banget jemputnya. Jangan-jangan tuh anak jalan dulu ama cewenya, awas aja kalau iya aku laporin ama bunda”
Tiba-tiba sebuah motor CBR yellow berhenti didepanku
“bareng aku aja, ozy gk bakal datang”
“sok tahu”
“bukannya sok tahu tapi aku yang nyuruh ozy agar dia gk datang jemput kamu”
Aku menghentakkan kakiku
“ih cakka nyebelin banget sih kamu”
“aku gk akan nyebelin kalau kamu mau maafin aku”
“no”
“aku janji ik, kalau kamu maafin aku. Aku gk akan kayak tadi, nungguin kamu didekat pintu kelas. Asal kamu mau berangkat dan pulang bareng aku”
“tawaran cakka cukup menarik, kan ozy juga gk repot” batinku
“yah ik maukan maafin aku”
“tapi janji! Jangan kayak tadi. Kamu cuman boleh jemput dan antar aku pulang” tanyaku.
Cakka mengangguk
“janji”
Aku memukul tangan cakka lalu naik ke jok belakang motor cakka
“aw…” rintihnya setelah itu ia tertawa
“gitu dunk ik. Kan manis kalau gk lagi marah”
“udah jangan banyak gombal. Buruan!!!” balasku. Cakka pun menggas motornya
“HUAAA CAKKA!!!!” aku berteriak karna cakka yang gk kira-kira melajukan motornya dengan kecepatan tinggi
Dengan sungguh sangat terpaksa aku memeluk pingganggnya

****

Malam ini aku sedang belajar didalam kamarku, lalu sebuah benda membentur kaca jendelaku. Akupun berjalan ke jendala, membuka jendela. dan mengambil benda itu
“pesawat dari kertas” batinku, lalu membuka kertas itu
Malam oik, aku kangen sama kamu
“siapa sih yang iseng kayak gini” aku mengedarkan pandanganku ke sudut jalan yang ada didepanku. dan kulihat seseorang melambai di depan gerbang rumahku
“cakka??” gumamku.
Cakka menyuruhku untuk turun ke bawah aku lalu melihat ke sekitar berharap bahwa kedua orang tuaku juga kedua adikku sudah tertidur pulas. Tapi kulihat lampu kamar ozy masih menyala. Aku pun kembali ke dalam, mengambil sebuah polpen dan kertas
Aku gk bisa turun ozy masih tidur kalau dia ngelapor ama bunda, bisa gawat
Setelah aku menulis kalimat di kertas itu, aku lalu melipatnya membentuk sebuah pesawat lalu kembali ke jendela dan melemparnya ke arah cakka 
Tak lama kemudian sebuah pesawat kertas mendarat disampingku yang sedang duduk disamping jendelaku.
Aku membuka kertas tersebut
Padahal aku pengen banget ketemu kamu, dengar suara kamu, lihat mata indah kamu.
Karna aku gk bisa tidur gara-gara mikirin kamu
Blushh…. Wajahku mungkin memerah, aku merasakan rasa panas itu menjalar di wajahku
Aku pun mulai menulis di kertas yang baru
Dasar gombal kamu, emang kamu gitu yah sama semua cewe kamu
Setelah selesai menulis kulipat kertas itu lalu ku luncurkan ke arah cakka
Satu pesawat kertas kembali mendarat disampingku
Ini pertama kalinya aku dekat sama cewe
“what? Dia pasti bohong, masa’ cowo cakep kayak dia gk pernah dekat ama cewe sebelum aku?” batinku tak percaya
Bullshit‼ aku gk percaya tuh

And then, malam itu aku lalui bersama cakka melalu surat pesawat kertas itu (?)
Malam itu terasa indah bagiku, apalagi mendapat pengakuan dari cakka bahwa ia benar-benar belum pernah pacaran. Yah, aku benar-benar jatuh cinta pada cakka, pada pandangan kedua, karna saat pertama kali bertemu, aku sangat jengkel melihatnya

****

Hari terus berlalu, dan hari-hari ku kini kulalui dengan kebahagiaan bersama cakka, membuatku melupakan luka yang pernah aku alami di sekolah lamaku, ternyata tidak semua cowo yang tampangnya berada di chart tertinggi di tingkat sekolah itu tak setia. Contohnya cakka, sudah seminggu ini aku berpacaran dengan dia, dan aku lihat dia masih setia denganku, atau mungkin karna masih seminggu, tapi aku harap ini bertahan lama, tak seperti sewaktu di sekolah lamaku baru sebulan aku merasakan manisnya cinta aku harus mengecap pahitnya di sakiti.
Tapi selama aku jadian dengan cakka, ada yang aneh dengan shilla. dia menjauh dariku, bahkan semakin menjauh. Dulu dia adalah teman sebangku ku sekarang bukan lagi. Sekarang aku sudah duduk di bangku belakang shilla, yah itu permintaannya. Aku sendiri bingung apa alasannya dia jadi menjauhiku seperti itu, jika aku tanya dia hanya terdiam, membuatku semakin tak mengerti dengan sifatnya
“fy, tau gk shilla kenapa jadi kayak gitu” tanyaku pada ify yang sekarang jadi teman sebangkuku
“yang aku tahu sih dia seperti itu sejak kamu jadian ama kak cakka. mungkin dia marah sama kamu” jawab ify
“marah sama aku?”
“iya, selama ini kan shilla suka sama kak cakka, tapi kak cakka gk pernah tuh anggapin perasaan dia”
“och gitu yah”
“tapi ik kamu gk salah koq, itu hak kamu jadian ama kak cakka, shillanya aja yang egois” ify mengelus pundakku
Aku hanya mengangguk dan sedikit tersenyum
“kalau aku jadian dengan cakka apa harus shilla menjauh pasti ada alasan lain” batin oik

****

Sore ini aku dan ozy pergi ke lapangan. sebelum bermain, aku duduk disamping cakka
“kka, kamu tau gk sih, selama kita pacaran tuh shilla menjauh dari aku”
“memangnya kalian ada masalah”
“nah itu dia yang semakin bikin aku bertanya-tanya, karna setiap aku tanya sama dia ada masalah apa, dia hanya diam”
Cakka merangkulku
“sudahlah, mungkin dia ngiri sama kamu”
“aku? Buat apa coba ngiri sama aku, aku kan bukan siapa-siapa”
“hei kamu itu pintar apalagi sekarang kamu pacar ketua osis yang super duper keren ini”
Aku menunduk, menahan tawaku
“hahaha kamu terlalu narsis cakka”
“tapi itu benar bukan?”
“terserah kamu, aku mau main sama agni” kataku melepas tangan cakka dan menghampiri agni yang sudah stand by di lapangan voli

****

Bersama cakka hari-hariku selalu bahagia. Seolah didunia ini hanya ada aku dan dia, setiap hari cakka kerumahku, setiap malam dia mendongeng lewat ponsel. Aku sungguh bahagia menjadi pacar cakka, dengan cakka lukaku terkikis bahkan sekarang sudah menghilang, aku sudah melupakan pahitnya masa laluku bersama orang sebelum cakka
Pagi ini cakka menjemputku untuk pergi kesekolah bersama
“bunda aku pergi dulu yah” pamitku lalu menyalami tangan bundaku
“pergi dulu tante” pamit cakka juga menyalami tangan bundaku
“kalian hati-hati yah” pesan bunda. Aku dan cakka hanya mengangguk
Setelah cakka naik ke motornya aku segera naik dan cakka pun melaju ke sekolah
“ik” panggil cakka
“apa?” tanyaku
“gpp, cuman miscall, siapa tahu kamu ketinggalan”
“kamu ini, udah gk usah miscall nanti kalau dengar suara lembut aku, kamu bisa gk konsentrasi”
“wah kamu udah mulai narsis nih”
“gk tau nih, tiba-tiba aku ketularan narsisnya kamu”
“hahaha” cakka hanya terkekeh

****

Sekarang karna semua orang di SMA CB sudah tahu bahwa aku adalah pacar dari ketua osis dan ketua tim basket, aku gk takut lagi dilihatin jalan berdua ama cakka, walaupun hati ku sering was-was ketika ada fans cakka yang benar-benar nempel ama cakka, tapi aku berusaha menepis perasaan cemburuku itu karna cakka belum berlebihan dengan fansnya
“eh ik, besok kan hari sabtu kita ke ancol yuk” ajak cakka, sekarang aku dan dia ada di kantin sekolah
“gk seru! Dufan aja gimana”
“dufan?”
Aku mengangguk
“yaudah aku ikut mau kamu”
“ih kamu baik banget sih kka”
“cakka gituloh”

****

Sabtu pagi, aku sudah siap di ruang tamu rumah ku sekarang tinggal menunggu cakka untuk menjemputku
“cie yang mau nge-date” ledek ozy
“ih kenapa harus kamu yang sewot bunda aja gk marah atau kamu cemburu karna gk dibolehin ama bunda untuk pacara” balasku meledek ozy
“yee bukan gitu kak, yah heran aja ternyata semudah itu yah lupain seseorang”
“ozy kamu mau lihat kakak nangis darah, plis deh jangan ungkit masalah itu. Karna kakak juga gk mau ungkit tentang keke dihadapan kamu”
Ozy memajukan mulutnya
“yee ngancemnya pake kata keke melulu”
“habisnya siapa lagi atau teman baru kamu itu si Acha, cewe yang selalu kamu anter jemput”
“ih bukan kak, acha itu cuman teman aku”
Tiitt..tiitt… terdengar suara klakson dari depan rumah, aku tahu siapa itu. Ia pun berdiri
“aku pergi dulu bun” pamitnya  pada bundanya yang ada di dapur. Ia segera berlari ke luar rumah
“udah siap?” tanya cakka ketika oik berada disamping motornya
“iya”
“yaudah berangkat sekarang”
Oik naik ke jok motor cakka
“let’s go” teriak oik lalu memeluk pinggang cakka

****

Sesampai di dufan, kami berdua masuk, cakka mengandeng tanganku dan mengikuti kemanapun aku berlari. aku berhenti di depan wahana halilintar
“kka, kamu mau naik apa dulu?” tanyaku
“terserah kamu” jawab cakka
“yaudah halilintar aja yah”
“Ayok, siapa takut” tantang cakka lalu menarikku masuk ke dalam antrian
Antrian berakhir, giliran aku dan cakka naik ke wahana halilintar
Aku dan cakka duduk di gerbong paling depan, pengaman turun dan menopang tubuh kami. Tak lama kemudian kereta pun berjalan. Awalnya perjalanan lancar aku menikmatinya, di perth aku jarang sekali ke tempat hiburan seperti ini
Kereta pun menanjak
“waa….”  Jerit para penumpang yang lain termasuk aku. Aku menggenggam tangan cakka dengan erat
Perjalanan selesai, kereta berhenti aku dan cakka segera turun dari gerbong
“sekarang mau kemana lagi kka?” tanyaku semangat, cakka menoleh ke arahku
“semangat banget ik?”
“iya soalnya ini pertama kalinya aku ke dufan, biasanya aku cuman di ceritain ama Ozy”
“hahaha gk nyangka orang kayak kamu gk pernah ke dufan”
“iya soalnya selama ke perth aku udah gk pernah balik ke indonesia”
“yaudah kita ke tornado”
“ayo”

****

Sore menjelang, sebelum kembali ke rumah cakka mengajakku makan di restaurant, setelah itu baru kita pulang
Setelah sampai di rumahku aku turun dari motor cakka

“gk mampir dulu kka?”
“gk usah, udah sore”
“oh yaudah.”
“hari senin tunggu aku yah”
“kalau lama aku tinggalin” kataku
“iya, aku balik, bye”
“bye”
Setelah cakka menghilang, aku membuka gerbang lalu masuk ke rumah
“oik pulang” kataku berjalan ke lantai dua
“koq pulangnya sore sayang?” tanya bundaku
“kan ke dufan bun, gk seru dong kalau cuman sebentar”
“oh… yasudah kamu mandi sana”
“sip bunda”

****

Hari senin aku berangkat ke sekolah bersama cakka. seperti biasa tiba disekolah kami menjadi topik hangat gosip pagi ini, tapi aku sudah biasa dengan hal itu semenjak menjadi kekasih cakka. aku memasuki kelasku dan cakka berjalan ke kelasnya
“pagi semua” sapaku
“pagi oik” balas rio dan ify pasangan kekasih yang sangat langgeng –menurut yang kudengar-
“eh shilla mana, koq belum datang?” tanyaku
“dia sakit!” jawab ify, aku duduk di kursi shilla karna rio mengambil tempatku
“sakit? Sakit apa?” tanyaku
“paling cuman sakit hati karna lihat kedekatan kamu sama cakka” kata rio
Aku jadi sedih, aku bahagia diatas kesedihan orang lain, tapi mau bagaimana lagi aku juga tidak bisa mengingkari bahwa aku sayang dengan cakka
Ify mengelus pundakku
“kamu gk salah koq. shillanya aja yang gk bisa nerima semua ini” kata ify. Rio mengangguk membenarkan kata ify
Aku hanya membalasnya dengan senyum tipis

****

Saat istirahat di kantin sekolah, aku duduk disamping cakka. dan ify duduk disamping rio
“eh ntar sore aku ama rio mau nge-date. Mau double date gk?” tanya ify.
Aku menoleh menatap cakka
“boleh!” balas cakka, aku tersenyum
“yaudah kita ketemuannya di rumah aku setelah kalian shalat asar” kata rio
“aku sih tergantung cakka soalnya cakka tuh LALO banget” balasku, ify menahan tawanya sedangkan cakka mencubit lenganku
“aw… akka sakit tahu” kesalku, mengelus lenganku
Cakka mendekatkan wajahnya
“jangan buka aib aku OIK” bisiknya
Aku memukul pundaknya
“fansmu gk dengar koq” kataku. Melanjutkan menyeruput teh botol yang ada didepanku
“cakka emang gitu ik, paling takut kalau aibnya kebongkar” kata rio
“gk usah nambahin io” geram cakka
Aku hanya terkikik melihat tingkah cakka

****

Sore harinya, kali ini cakka tidak telat, melihat perubahannya aku sangat senang.
Sesampai di rumah rio kita langsung saja pergi kemana saja cakka mau.. mungki karna dia yg paling tua makanya diturutin aja ama kita-kita
Lokasi pertama, TMII.
“seriusan kka, mau ketempat ini” tanya rio aneh
“iya, nge-date sekaligus berbaur dengan alam indonesia” kata cakka
“kayaknya aku tahu deh tujuan kamu ketempat ini” balasku
Yang lain menoleh ke arahku
“untuk apa?” tanya mereka bertiga
“apalagi kalau bukan ngenalin suku, ras, budaya bahasa, dan segala keunikan yang ada di indonesia ke aku” tebakku. Melipat kedua tanganku didepan dada.
Cakka tersenyum, lalu merangkulku. Rio juga merangkul ify
“tau aja kamu. Yuk kita lihat budaya indonesia” kami pun mulai berjalan, dari provinsi satu ke provinsi yang lain.
“cakka benar-benar sudah dewasa” batinku menatapnya dalam lalu kembali fokus pada pemandangan yang ada. Banyak flora dan fauna yang tersebar di seluruh indonesia yang perlihatkan di TMII, jujur ini pertama kalinya aku kesini dan ini juga pertama kalinya aku melihat keunikan Indonesia
Setelah puas mengelilingi TMII, kita ke lokasi kedua. Mall
“ada yang mau nonton?” tanyaku
“iya ik, kayaknya film hari ini seru!” balas ify. Aku menatap cakka meminta persetujuan
“ok kita ke XXI” balas cakka.
Kami pun naik ke lantai 4 dimana XXI berada
Aku dan ify menunggu di kedai es krim. Sedangkan Cakka dan Rio pergi membeli tiket. Tak lama kemudian merekapun kembali
“filmnya masih ada satu jam nih! Jadi mau kemana dulu” tanya Rio, duduk disamping Ify dan Cakka duduk disampingku
“aku sih terserah cakka” kataku.
“yaudah aku ama ify, jalan dulu yah. Bye…” pamit Rio. beranjak dan mengandeng tangan Ify menjauh dari kedai es krim
Aku terdiam, menunggu cakka mengucapkan kalimatnya
“TimeZone??” tanyanya. aku mengangguk. Ia pun berdiri, aku juga
“sebenarnya aku pengen banget narik kamu ke tempat TimeZone berada, tapi karna aku baru 3 minggu disini, dan ini pertama kalinya aku pergi ke Mall. Jadi aku gk bisa jalan kalau gk kamu tuntun” kataku
Cakka tersenyum lalu menarikku, aku tertawa

****

Setelah 40 menit bermain, aku dan cakka pun kembali ke XXI karna film akan dimulai 10 menit lagi. Di dekat pintu masuk sudah berdiri RiFy. Aku dan cakka menghampiri mereka
“yuk masuk” ajakku. Mereka mengangguk lalu kami pun masuk
Aku duduk disebelah kanan cakka, di sebelah kananku ada ify dan rio duduk disampingnya.
Lampu dimatikan, dan film pun di putar. Filmnya menghanyutkan, membuatku yang memang mudah tersentuh menjadi menangis, cakka menoleh ke arahnya, mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan menghapus air mata di pipiku
“dasar manja!” ledeknya, aku menatapnya sinis
“emang salah?” tanyaku kembali fokus pada layar didepanku
“yah gk sih, tapi kamu lebay”

****

Sudah setahun aku berpacaran dengan cakka, dan sekarang dia bukan lagi siswa SMA CB melainkan mahasiswa di universitas, walaupun waktu ku untuk bertemu dia tidak sesering dulu lagi tapi hubungan kami tetap baik, tapi kepercayaanku itu tak bertahan lama, cakka mengkhianati aku. dan bahkan kali ini aku lebih sakit lagi daripada saat disakiti oleh seseorang
Aku melihat itu, dengan mata kepalaku sendiri saat aku ingin menemui cakka di rumahnya. Saat aku melihat gadis itu berdiri disamping cakka aku santai saja, itu hal yang wajar. Dan saat gadis itu mulai merengek pada cakka aku sudah was-was. dan saat cakka mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu perasaanku hancur mataku berkaca-kaca aku terdiam ditempatku, bahkan sudah 20 menit berlalu cakka belum menjauhkan wajahnya dari wajah gadis itu.
“KAMU JAHAT KKA!!! BULLSHIT!!! I HATE YOU!! You and Me end!” kesalku pada cakka lalu berlari ke rumahku. Yah layaknya wanita yang lain, aku berharap cakka akan menahan tanganku tapi nihil cakka membiarkanku pergi begitu saja
“secepat itu juga kah cinta harus meningalkanku”
BRUKK!!! seseorang menabrak ku, samar-samar kulihat wajahnya dan sepertinya wajahnya tak asing bagiku
“Pardon me!” mohonnya. Aku menunduk
“No problem” balasku lalu berlari
“oik‼” kudengar ada suara yang memanggilku tapi kuhiraukan, hatiku sedang hancur saat ini
Luka lamaku kembali membekas, luka yang pernah dikikis oleh cinta Cakka sekarang kembali membekas dihatiku bahkan lebih parah
Sesampai dirumahku, Ozy sedang kedatangan tamu, siapa lagi kalau bukan Acha. Kubiarkan mereka pacaran, dan aku berjalan ke kamarku dengan menutupi wajah sedihku. Ozy dan Acha sempat heran dengan diriku tapi kubilang aku tidak apa-apa.
Malam harinya, ozy masuk ke kamarku
“kakak”
“apa” tanyaku dari balik bantalku
“kakak kenapa?”
“broken heart again dek dan dengan kejadian yang sama kayak kak Alvin dulu”
Ozy mendekat ke arahku
“maksud kakak, kak cakka khianatin kakak?” tanya ozy. Aku mengangguk
“keep smile kak, aku yakin masih ada cowo lain yang bisa benar-benar tulus sayang sama kakak”
Aku hanya mengangguk

****

“Ik, koq ngelamun aja?” tanya ify.
Aku mengangkat wajahku menatap ify
“kamu kenapa ik?” tanya ify lagi
“cakka fy!”
“iya, cakka kenapa?”
Aku memeluk ify
“cakka… dia…”
“hush… udah, gk usah bicarain sekarang, setelah kamu tenang, baru kamu ceritain sama aku dan rio” aku mengangguk

****

Saat istirahat di kantin sekolah, aku menceritakan apa yang kulihat kemarin kepada Rio dan Ify. Ify kesal dan Rio sepertinya emosi
Aku berusaha tersenyum, walaupun berat
“gpp koq, mungkin ini udah yang terbaik” kataku
“don’t give up ik, kamu harus semangat. Masih ada koq cowo selain cakka” kata ify
“cowo kayak dia gk usah di kasih maaf deh ik” kesal rio
“tapi bagiku cakka itu hal terindah yang pernah kumiliki”
“ik, untuk apa memiliki hal terindah tapi dia tidak bisa selalu indah di hidupmu”
“berat lupain dia io”
“belajarlah mulai dari sekarang ik”
Aku hanya mengangguk menerima masukan dari temanku
“hei semua” sapa seseorang mendekat ke meja kami
“hai shilla” kata ify. Shilla duduk disampingku
“oik kamu kenapa?” tanya shilla
“dia lagi sakit hati shil” jawab rio
“sakit hati?”
“iya”
“emangnya oik kenapa?”
“cakka selingkuh”
“och”
Shilla mengelus pundakku
“yang sabar yah ik”

****

dua hari kemudian, aku melihat shilla datang di antar oleh seseorang, aku kenal motor itu. CBR Yellow milik cakka
“apa shilla dan cakka…??”  batinku
“pagi ik” sapa shilla
“pagi” balasku
“kamu mau kekelas”
“iya”
“yaudah bareng yuk”
Kami pun jalan berdua ke kelas
“hm… shil sekarang kamu ama kak cakka udah deket yah?” tanyaku pura-pura bahagia
“iya, bahkan aku udah jadian ama kak cakka”
“what? Jadian? Ini baru tiga hari setelah aku dan cakka putus” batinku
“hm.. selamat yah.. udah berapa lama nih?”
“baru juga kemarin”
“och. Semoga kalian langgeng”
“pasti ik”
Ini benar-benar menyesakkan. Tiga hari yang lalu cakka yang dulunya kekasihku menjadi mantanku dan shilla sahabatku jadian dengan mantanku tepat dua hari setelah aku putus dengannya
“secepat itukah aku tergantikan?”
****

Bagi cakka mungkin aku bukan siapa-siapa tapi bagiku cakka adalah hal terindah yang pernah kumiliki. Hal terindah yang pernah kuinginkan. Hal terindah yang pernah kurasakan. Hal terindah yang pernah kudambakan. Hal terindah yang pernah kudapatkan. dan cakka dihatiku takkan pernah terganti

****

1 minggu kemudian…
Di kantin sekolah. Seorang yang sangat mirip dengan cakka memasuki kantin, dan aku mengenali dirinya
“Alvin?” batinku
“tapi kenapa dia ada disini? dia kan ada di Perth” batinku
“huahh oik aku diputusin sama cakka” keluh shilla. aku menoleh
“apa? Kamu putus sama cakka?” tanyaku
Shilla mengangguk sedih
“dasar cowo brengsek” umpat rio
“pasti cakka punya alasan lain” batinku
“kalian kan baru jadian seminggu yang lalu” tanya ify
“aku gk tahu apa masalahnya sampai cakka tega mainin perasaan aku kayak gini, tanpa alasan yang jelas dia langsung aja nelpon aku dan bilang kalau aku udah gk ada hubungan apa-apa lagi sama dia”
“dia emang cowo BULLSHIT” ify ikut-ikutan mengumpat sedangkan aku kembali teringat pada wajah baru yang masu ke kantin tadi”
“yaudah kamu yang sabar shil, cowo gk cuman cakka aja koq” balasku
“eh fy, hari ini ada murid baru yah” tanyaku mengacuhkan kesedihan shilla
“ah iya ik, mukanya mirip ama cakka. pindahan dari perth” jelas ify
“dia di kelas berapa?”
“XII. Ipa-2”
“namanya Alvin yah?” tanyaku
“aku juga kurang tahu sih. Soalnya cuman dengar anak-anak yang ngomongin di koridor tadi”
“och…”
“alvin. What are you doing here?”

****

Malam harinya aku dihantui rasa penasaran tentang murid baru itu. Aku tahu wajah yang tadi itu, itu adalah alvin, tapi untuk apa dia datang ke indonesia, lama aku melamun hingga sebuah benda membentur kaca jendelaku. Akupun berjalan ke jendala, membuka jendela. dan mengambil benda itu
“pesawat dari kertas? Cakka?” batinku, lalu membuka kertas itu
Malam oik, aku kangen sama kamu. Plis keluar sebentar aku mau bicara empat mata sama kamu
Aku mau jelasin soal yang dulu itu, kamu cuman salah paham koq ik
Aku juga gk niat pacaran sama shilla, itu cuman shilla aja yang nembak aku, dan karna shilla nembak aku saat keadaan aku sangat sedih karna harus kehilangan kamu, aku jadi asal-asalan jawabnya
Aku kembali ke dalam, mengambil sebuah polpen dan kertas
Kenapa baru sekarang kamu berani meminta maaf

Setelah aku menulis kalimat di kertas itu, aku lalu melipatnya membentuk sebuah pesawat lalu kembali ke jendela dan melemparnya ke arah cakka 
Tak lama kemudian sebuah pesawat kertas mendarat disampingku
Karna baru saat ini aku menemukan cara yang tepat untuk meminta maaf padamu setelah aku merenung selama seminggu ini

Lebih baik kamu pergi dari rumahku, karna saat ini aku tak ingin mendengar apapun dari kamu

Ik, aku masih sayang sama kamu

BULLSHIT!!!

****

Hari ini hari sabtu. Artinya sekolah libur. Kulihat ozy sudah bersiap-siap jalan dengan acha sedangkan rizky dia masih asyik dengan mimpinya
“zy, kakak mau tanya sama kamu?”
“tanya tentang apa kak?”
Aku duduk disamping ozy
“menurutmu kakak harus kasih kesempatan kedua gk untuk kak cakka?” tanyaku
Ozy menatapku
“apa waktu kak alvin nyakitin kakak, kakak kasih kak alvin kesempatan kedua?” tanyanya balik
“yah gk sih, tapi cakka ini dia itu hal terindah dalam hidup kakak”
“yaudah kakak pikir dari hati kakak, apa yang harus kakak putuskan, soalnya ozy buru-buru. Kasihan kalau acha harus nunggu lama” pamit ozy menteng switer
“kamu hati-hati” pesanku
“sip kak” balasnya lalu keluar.
Aku menyandarkan kepalaku
“apa aku harus belajar lupain kamu kka?” batinku

****

Keesokan harinya saat pulang sekolah aku menunggu rizky untuk menjemputku
“aduh rizky lama banget sih!” kesalku.
“hai, what are you doing here?” tanya seseorang
“waiting my younger brother” balasku lalu menoleh
“alvin?” tanyaku heran
“masih ingat, aku fikir kamu sudah lupa denganku” balasnya
“apa yang kamu kerjakan di jakarta”
“aku sedang mencari seseorang yang bernama Oik”
“untuk apa kamu mencarinya?”
“aku hanya mau minta maaf”
“tidak ada kata maaf untuk orang sepertimu”
“terserah tapi kamu tahu sendirikan itu sudah kebiasaan aku, memberikan kepada gadis yang butuh itu atau kamu baru mau memaafkan aku setelah aku kasih itu juga ke kamu”
Alvin meraih tanganku, mengangkat daguku dan mendekatkan wajahnya
Aku tediam sesaat lalu tersadar
“aku gk butuh. Aku bukan cewe murahan kayak mereka”
Aku mendorong wajah alvin dan menghempaskan tangan alvin lalu berjalan menjauh darinya
“ik, please forgive me” mohon alvin
“never”
Alvin menahan lenganku, membalikkan badanku dan menatap mataku
“ik, kenapa kamu gk bisa maafin aku”
“karna aku udah punya seseorang yang lebih baik dari kamu” bohongku
“apa dia pernah kasih kamu first kiss”
“apa sih urusan kamu vin, lepasin tangan aku” aku berusaha melepaskan tanganku dari cengkraman alvin. Tapi tangan alvin sangat keras
“alvin lepasin aku!” bentakku, alvin hanya memperkeras cengkramannya dan kembali mengangkat wajahku, aku berusaha memalingkan wajahku
“ik lihat aku” perintahnya
“aku gk mau”
“woy lepasin gk cewe itu” teriak seseorang. Aku dan alvin menoleh
“cakka” batinku
Cakka mendekat, alvin pun menarikku untuk berdiri dibelakangnya
“lepasin gk cewe itu” perintah cakka
“kalau aku gk mau apa urusan kamu”
“itu artinya kamu cari masalah sama aku”
Tanpa basa basi cakka menarik kerah baju alvin
“lepasin gk, dia kesakitan. Kamu ngerti gk sih” bentak cakka
Alvin melepaskan cengkramannya aku pun menjauh sambil memegangi tangannya yang kesakitan
Alvin memegang tangan cakka
“hei jangan gitu, kita bisa bicarain dengan cara baik-baik”
Cakka pun melepas tangannya dari kerah baju alvin, seketika alvin melepaskan tinjunya
“cakka” pekik oik. cakka mengangkat wajahnya
“kamu jangan sok pahlawan yah” kata alvin
Cakka membalas tindakan alvin tadi
“cakka udah” teriakku berlari ke arh cakka.
Alvin tak berhenti memukuli cakka, begitupun cakka yang tak mau kalah dengan alvin
Aku menahan lengan alvin
“alvin udah jangan sakitin dia” mohonku, tapi tak di respon oleh alvin. Alvin malah mendorongku ke jalan raya
Titt..tittt… terdengar suara klakson mobil aku panik berusaha berdiri
“oik awas” teriak cakka berlari ke arah ku dan mendorong ku ke sebrang jalan
Dan……
“brukkk” cakka lah yang tertabrak mobil itu. Saat cakka sudah tergeletak di aspal dengan kepala yang berlumuran darah mobil itu langsung pergi
Alvin terdiam tubuhnya bergetar
“kenapa dia yang harus terluka, harusnya aku, aku yang mendorong oik ke jalan, tapi kenapa aku tidak menyelamatkan oik. kenapa harus dia. Apa seperti inikah cinta yang tulus, rela mati demi orang yang ia sayangi”
Aku memangku kepala cakka dan menghapus darah yang mengalir
“cakka buka mata kamu, bilang kalau kamu gpp” pintaku
“oik” lirih cakka
Aku tersenyum
“cakka, aku senang bisa lihat kamu lagi, aku senang bisa ada didekat kamu lagi”
Cakka menghapus air mata di pipiku
“aku juga tapi kamu jangan nangis, aku gk mau lihat air mata kamu jatuh”
“kka, kenapa kamu lakuin ini, kenapa kamu harus nolongin aku. Harusnya tadi kamu biarin aku ketabrak ama mobil itu”
Cakka menggeleng
“gk ik, itu gk boleh terjadi.  Aku sayang sama kamu dan aku gk mau kehilangan kamu”
“tapi aku juga… aku juga masih sayang sama kamu dan aku juga gk mau kehilangan kamu”
Cakka tersenyum
“aku sayang kamu ik” tutur cakka. matanya pun mulai tertutup
“CAKKA” teriakku sambil memeluk cakka
“cakka bangun” pintaku, tapi itu mustahil cakka sudah pergi meninggalkanku

****

Author’s P.O.V
1 minggu sudah berlalu semenjak kepergian cakka, kepergian cakka itu merupakan hal terburuk yang pernah dialami oik. Alvin sendiri merasa bersalah karna telah membuat orang yang ia sayangi bersedih
“kakak ngapain kesini?” tanya ozy  saat membukakan pintu untuk alvin
“kakak hanya ingin meminta maaf pada oik”
“gk ada. Sekarang kak oik udah benci banget ama kakak. sana pergi” usir ozy menutup pintu tapi ditahan oleh alvin
“ozy kakak mohon, kakak mau minta maaf ke oik. kakak tahu selama ini kakak salah, jadi tolong kasih kakak kesempatan kedua”
Ozy tampak berpikir
“gk ada salahnya percaya sama dia, kalau dia berani nyakitin kakakku lagi, gk akan ada maaf”
“tapi kakak ingat ini kesempatan terakhir kakak, kalau kakak nyakitin kak oik lagi, kakak jangan harap bisa ngelihat wajah kak oik lagi. Paham!” kata ozy
Alvin mengangguk
“kakak janji”
Ozy menyingkir dari ambang pintu
“kak oik ada di kamarnya, di lantai dua” kata ozy lalu pergi

****

“ik, plis maafin aku” mohon alvin
“apa dengan kata maaf kamu bisa balikin cakka”
“oik, aku tahu aku gk mungkin buat cakka hidup kembali, tapi dia udah pergi, tolonglah lupain yang udah gk ada”
“vin, kenapa sih kamu tuh jahat banget sama aku?”
“ik aku gk jahat, aku sayang sama kamu dan kali ini aku janji, aku akan balas semua kesalahanku. Jadi tolong maafin aku dan terima aku lagi jadi kekasih kamu”
“gk, aku benci ama kamu”
Oik meninggalkan kelas

****

Kantin sma CB
“ik, lo napa ngelamun mulu” tanya shilla
“ik, kalau tentang cakka udah jangan sedih terus, coba deh kamu belajar ikhlasin dia”
Oik menggeleng
“bukan karna cakka koq aku kayak gini”
“terus karna apa?” tanya rio
“Alvin”
“what? Alvin?” tanya ketiganya serempak (ify, rio, shilla)
Oik mengangguk
“anak kelas XII. Ipa-2 itu” tanya ketiganya lagi
Oik kembali mengangguk
“jangan bilang kalau dia…” tanya shilla mengantungkan kalimatnya
“dia itu mantan aku, dan sekarang dia minta balikan”
“apa? Cowo itu mantan oik! kenapa dia beruntung banget, udah dapat cakka, sekarang mantannya ngajakin balikan” batin shilla
“kalau kamu masih sayang sama dia, kamu terima aja lagi” saran ify
“tapi fy, aku tuh cuman bisa nyimpen nama cakka di hatiku, sulit menghapusnya”
Ify menepuk bahu oik
“kalau gitu kamu bicara yang baik ama dia dan bilang kalau kamu udah gk mau jadi cewenya” kata ify
“atau kasih dia pilihan ik, sahabat atau sama sekali gk” tambah rio
“yaudah aku akan c
oba. Makasih yah teman”
“sama-sama ik”

****

Bel pulang sekolah, alvin kembali mencoba meminta maaf pada oik. Ia pun segera pergi ke kelas oik
“ik, gimana jawaban kamu udah berubah” tanya alvin duduk disamping oik. oik mengubah posisi duduknya menghadap ke alvin
“apa sih mau kamu?” tanya oik jutek
Alvin tersenyum, manis sekali, membuat oik kaku dan merasa aneh berada di dekat alvin
Alvin meraih kedua tangan oik
“ik, aku mohon maafin aku, aku janji gk akan nyakitin kamu lagi. Yah, maukan jadi pacar aku lagi”
Oik menggeleng, melepas tangan alvin
“gk perlu sejauh itu vin untuk membuat aku percaya kalau kamu udah berubah. Aku mau kamu jadi sahabat aku, mungkin dengan menjadi sahabatku kau bisa lebih baik dari yang dulu” kata oik beranjak, mencangklok tasnya dan mulai berjalan.
Alvin terdiam sesaat lalu mengejar oik
Menahan lengan oik dan membalikkan badan oik
CUP!!! Sebuah kecupan manis mendarat mulus di kening oik
“makasih, sebagai sahabatpun aku terima koq” kata alvin. Oik terdiam sambil menganga
Alvin menarik tangannya untuk segera pergi meninggalkan sekolah

****

Sebelum mengantar oik pulang ke rumahnya alvin sengaja mengajak oik makan siang

“ini mbak, mas, silahkan” kata pelayan itu sambil meletakkan pesanan alvin dan oik di meja
“makasih yah mbak” balas oik. Pelayan itu tersenyum lalu pergi.
“oik” panggil alvin.
“apa”
“a” perintah alvin
“hih alvin aku bisa sendiri tau”
“udah  buka mulut kamu a..” kata Alvin, oik lalu membuka mulutnya  
“sekarang gantian ah” kata oik lalu menyuapi alvin, tapi oik bukannya mengarahkan sendoknya ke mulut Alvin melainkan ke pipi Alvin jadinya pipi Alvin belepotan deh
“hih oik rese deh, gantian aku ih” sekarang gantian pipi oik yang belepotan. Dan sekarang mereka itu bukannya makan malah main-mainin makanan mereka, Dan alhasil muka mereka pada kotor. Oik lalu mengambil tissue yang memang disediakan di meja itu, lalu dia bersihkan semua kotoran di pipinya, lalu membersihkan pipi Alvin. Saat oik ingin membersihkan makanan yang ada di bibir Alvin, tangan Alvin menahan lengan oik, lalu mata mereka saling bertemu sangat lama sampai mereka berdua melamun. Oik lalu tersenyum. Akhirnya mereka pun tersadar dari lamunannya. Alvin pun melepas lengan oik, oik juga sudah tidak membersihkan sisa makanan di bibir Alvin
“hehehe” Alvin nyengir sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang gk gatal
“maaf” kata oik sambil menunduk, karna dia merasakan wajahnya mulai memerah
“ini, bersihin tuh bibir kamu” lanjut oik sambil menyerahkan tissue ke Alvin tanpa mendongakkan kepalanya
“makasih” balas Alvin sambil tersenyum

****

Mungkin cakka adalah hal terindah dalam hidup oik, tapi ternyata didalam hati oik tetap saja alvin lah hal terindah yang pernah dimilikinya. Walaupun dulu alvin pernah menyakitinya tapi alvin sudah membayar lunas kesalahannya. Memberikan yang terbaik untuk oik hingga oik mampu menghapus nama Cakka di hatinya dan menggantikannya dengan nama Alvin
Sampai saat ini rasaku bertahan disini, Rasa yang tak akan hilang oleh waktu
Kau tidak disini, Aku pun tiada di hatimu
Jiwaku ikut menghilang bersamamu
Tak terkira disampingmu
Adalah hal terindah yang pernah kuinginkan
Tak terkira dipelukmu
Adalah hal terindah yang pernah kurasakan
Kau tidak disini
Aku pun tiada di hatimu
Jiwaku ikut menghilang bersamamu
Melukiskan segenap keindahan..dirimu
Hanya kau yang aku mau..kamu..kamu
Tak terkira disampingmu
Adalah hal terindah yang pernah kuinginkan
Tak terkira dipelukmu
Adalah hal terindah yang pernah kurasakan
Tak terkira milikimu 
Adalah hal terindah yang pernah kudambakan
Tak terkira dekapanmu
Adalah hal terindah yang pernah kudapatkan
Tak kan rela melepasmu
Walau dihadapanmu ku kan terus menangis..bahagia


_THE END_

maaf yah kalau ceritaku hancur..
silahkan tinggalkan kritik, saran, n komentar di kotak di bawah ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Preman Kepentok Anak Pesantren (Cast & Sinopsis)

Utuh (cerpen)

Pengorbanan (Cerpen)