Cinta Preman Kepentok Anak Pesantren (Part 4)
****
2 minggu berlalu. Cakka sudah pandai shalat dan mengaji. Puasa? oik masih melatihnya, seperti hari ini oik mulai mengajari cakka. tapi tidak di pesantren melainkan di rumah cakka. ayah cakka sedang keluar kota, bundanya dan juga shilla pergi ke butik mereka. Sedangkan bi ijah pulkam, karna anaknya sedang sakit. Sebenarnya cakka gpp sih kalau sendirian dirumah, tapi karna orang tua cakka khawatir dia puasanya cuman pura-pura. Makanya orang tua cakka meminta oik menjaga cakka. mereka percaya dengan oik juga dengan cakka walaupun sebenarnya lebih percaya sama oik sih daripada percaya pada cakka
“ik, aku haus” keluh cakka. ia dan oik sedang duduk dibangku yang terletak pinggir kolam renang cakka
“jangan ngeluh ntar tambah haus” balas oik
“ik, puasanya selang-seling yah”
“kamu harus ganti sebanyak 90 kali. Kalau selang-seling kamu bisa gk?”
“ramadhan kan masih lama ik. Paling aku selesaiin selama 6 bulan”
“tapi ingatnya kalau tahun ini gk selesai. Selagi kamu masih hidup kamu harus bayar utang puasamu itu, dan mulai berpuasa setiap ramdhan”
“insya allah” balas cakka
“eh kka, kamu udah shalat?” tanya oik. Cakka menggeleng
“yaudah shalat dulu sana, pasti ntar enakan. Hausnya gk berasa” kata oik. Cakka beranjak
“yaudah deh aku shalat? Kamu sendiri” tanya cakka
“sebelum kesini aku shalat dulu”
“och” balas cakka. berjalan ke kamarnya
“kka, ingat yah pas kumur airnya jangan ditelen. Ntar puasamu batal lho” teriak oik
“iya” balas cakka
“coba aku punya rumah kaya gini” batin oik
“ah mikir apa aku ini. Rumah yang di malang juga udah bagus koq. sekalipun sederhana. Setidaknya orang tuaku masih punya waktu untuk mengurusku daripada mengurus pekerjaan mereka” lanjutnya
Oik menyandarkan kepalanya, menutup matanya, menghela napas. Lalu pergi ke alam mimpinya
****
Kediaman rumah rio
“eh ngel. Gimana cakka udah bisa dihubungin” tanya gabriel. Angel menggeleng
“kita ke rumahnya aja iel. Kan gk biasanya nih 2 minggu cakka tuh gk ngumpul bareng kita” usul rio
“iya, jadi sepi tau gk ada dia” balas alvin
“tapi, kalau kita ke rumahnya. Pada mau nanggung resiko gk nih?” tanya dea
“resiko apa?” tanya keempatnya
“di usir sama bonyoknya cakka” jawab dea
“dea, orang tuanya cakka kan sibuk. Apalagi kalau siang gini, dirumahnya cakka tuh cuman ada cakka sama pembantunya” kata gabriel
“yaudah cari aman aja. Gimana kalau salah satu dari kita. Pergi duluan, nyari tau keadaan disana. Kalau sepi telpon kita” saran alvin
“yah bener tuh” balas rio
“dan yang palin sering kesana dan gk dimarahin sama orang tuanya cakka itu cuman…” gabriel menggantungkan kalimat akhirnya lalu menatap dea. Alvin dan rio mengangguk lalu menatap dea. Dea bingung. Ia menunjuk dirinya sendiri
“gw?” tanya dea. Ketiga mengangguk.
“yaudah de, kamu pergi sekarang ke rumahnya cakka” perintah angel
Dea menghela napas pasrah. Lalu berdiri
“selalu aja gw yang jadi kambing hitam” kesal dea. Rio mengelus punggungnya
“sabar” kata rio. dea segera pergi ke rumah cakka
****
Sesampai di rumah cakka, rumah cakka terlihat sepi. Dea segera mengeluarkan ponselnya lalu menelpon rio. setelah itu dea duduk di teras rumah cakka menunggu kedatangan 4 orang itu
Tak lama kemudia mereka pun datang.
“yakin didalam gk ada orang?” tanya gabriel
“iya. Pintunya juga gk kekunci nih. Cakka kan gitu teledor” balas dea
“yaudah masuk yuk” kata alvin. Mereka pun masuk
“cakka” teriak ketiga sahabatnya.
“rumah ini sepi amat sih” tanya rio
“mungkin cakka lagi tidur” balas angel
“yaudah ke kamarnya yuk”
Mereka berempat naik ke kamar cakka yang terletak di lantai dua
Rio membuka pintu, dan mendapati cakka sedang berdiri menghadap ke kiblat dengan pakaian muslim. Kedua tangannya dilipat didepan dada. dan mulutnya komat kamit
“cakka ngapain” tanya angel. Ketiga mengangkat bahu
Alvin melambaikan kedua tangannya didepan wajah cakka. tapi cakka masih serius dengan kegiatannya. Setelah lama berdiri cakka rukuk
“cakka ngapain sih” tanya gabriel. Ia menatap cakka dari bawah. Tapi untunglah iman cakka kuat dia tak tertawa melihat gabriel sedang menatapnya seperti itu
Dea nampak berpikir
“mungkin dia lagi ibadah” kata dea. Duduk diranjang cakka
“ah kita ibadah gk segitunya. Ibadahnya juga harus di gereja bukan dirumah” balas angel
“ngel. Cakka kan islam, masa ibadahnya di gereja sih” kata dea
“iya yah” balas angel
“udah tungguin aja ampe dia selesai” kata gabriel. duduk diranjang cakka. angel duduk di sofa. Sedangkan rio dan alvin. Berjalan ke balkon
“eh ada cewe tuh” celetuk alvin
“oik” batin cakka
“wah kebetulan gw lagi jomblo” batin alvin
“mana sih” tanya rio
“itu di pinggir kolam. Yang lagi tiduran di bangku” kata alvin sambil menunjuk oik
Angel menghampiri alvin
“mana. Gw mau lihat” tanya angel. Lalu mengarahkan padangan ke telunjuk alvin
“itu selingkuhannya cakka yah” tanya angel
“gk tau” balas alvin dan rio
Tanpa babibu. Angel segera turun. Cakka yang menyadari hal itu mempercepat tahiyat akhirnya
“assalamualikum” cakka mengakhiri salamnya. Tanpa berdoa ia menarik sajadahnya lalu mengejar angel
“eh kka. tadi Lo habis ngapain?” tanya gabriel tapi cakka tak memperdulikannya dan menghampiri angel
“kamu mau kemana?” tanya cakka. menahan lengan angel yang baru saja akan menuruni tangga
Angel melepas tangan cakka
“cewe yang di pinggir kolam itu siapa. Pake jilbab lagi. Dia bukan kak shilla kan” tanya angel balik
“iya dia emang bukan kak shilla” jawab cakka
“oh jadi dia selingkuhan kamu” tanya angel
“kamu gk perlu tau deh dia itu siapanya aku” balas cakka lalu turun. Angel mengikutinya
“cakka aku ini pacar kamu. Aku harus tau siapa cewe itu. Kalian cuman berdua kan dirumah ini”
“kamu cuman pacar aku. Bukan orang tua aku, yang harus tau semua gerak gerik aku. Udah deh ngel gk usah ikut campur”
Cakka dan angel pun bertengkar. Sedangkan keempat sahabatnya hanya melihat mereka
“oik ketiduran” batin cakka lalu mendekati oik. Angel menghalangi cakka
“dia siapa cakka?”
“kamu gk usah tau ngel” balas cakka.
“aku gk akan biarin kamu deketin dia kalau kamu gk mau ngasih tau namanya” angel terus menghalangi cakka.
“angel minggir” perintah cakka. angel tidak pindah dari tempatnya dia berbalik mencoba mambangunkan oik
“jangan sentuh dia” kata cakka lalu mendorong angel ke kolam
“cakka” pekik angel
Cakka segera mengangkat oik. dan membawanya ke kamar shilla
“maaf ik, aku mengang kamu, ini untuk keamanan kamu” gumam cakka
“cakka” panggil angel. Tapi tak dihiraukan oleh cakka. angel semakin kesal saja. Dengan baju yang basa ia terus mengejar cakka
Ke 4 sahabat cakka hanya asyik menonton dari atas
“kka, cewe itu siapa sih?” tanya alvin. Ketika cakka melewatinya.
“temen gw” balas cakka lalu membuka pintu kamar shilla. Menidurkan oik diranjang shilla lalu keluar dengan mengunci kamar shilla. Setelah itu berbalik
PLAKK!!!
Angel menamparnya
“oh jadi karna cewe itu selama 2 minggu ini ponsel kamu gk aktiv” tanya angel. Cakka memegangi pipinya. Menghela napas panjang
“kalau iya kenapa” tanya cakka dengan nada yang tinggi
Angel tersentak. Baru kali ini cakka membentaknya
“cakka kamu?” tanya angel
“aku udah sadar ngel, selama ini pacaran sama kamu gk ada untungnya, itu cuman nyakitin aku. Aku baru sadar ternyata selama ini aku bodoh udah percaya sama kamu. Aku gk tau di LA kamu setia atau gk. dan dia. Cewe yang tadi, dia adalah pengganti kamu, dia lebih baik dari kamu. Lebih cantik dari kamu. dan lebih sopan dari kamu”
PLAKK!!!
Tamparan kembali meluncur di salah satu pipi cakka
“hanya karna cewe lugu kayak dia kka. Kamu bisa bentak aku. Kamu bisa lupain aku”
“jangan bilang kalau dia lugu” bentak cakka
“kka, lo kenapa sih” tanya gabriel
“gw gk suka yah, kalau kalian semua sependapat sama angel” kata cakka berjalan ke kamarnya yang terletak disamping kamar shilla. Sebelum masuk ia berbalik memandang angel
“angel, mulai hari ini, kita gk ada hubungan apapun. Kita putus. Terima atau gk. kamu bukan siapa-siapa aku lagi” lanjut cakka menutup pintunya dengan kasar. Ketiga sahabatnya masuk kekamar cakka
“kamu bakalan nyesel bilang gitu kka”
Angel menunduk, ia menangis. Dea mengelus pundaknya
“kamu yang sabar angel” kata dea. Angel mengibaskan tangan dea lalu berlari keluar dari rumah cakka
Dea hanya bisa menghela napas
“cewe yang pake jilbab itu siapa yah. Gk mungkin cewe cakka. masa’ selera cakka menurun sih” batin dea lalu ke kamar cakka
“hari ini lo aneh” kata gabriel
“gk cuman hari ini iel. 2 minggu ini lebih tepatnya” kata rio
“gw udah berubah, gw gk mau mabuk-mabukan lagi. Ternyata dengan seperti ini kemauan gw jauh lebih dipenuhi daripada gw mabuk-mabukan”
Terlihat raut kekecewaan di wajah gabriel
“koq gitu sih kka, mabuk-mabukan lebih enak kali. Daripada lo berdiri kayak tadi terus pacaran sama cewe itu” kata gabriel
“tadi gw shalat. Terus cewe yang tadi cuman temen gw koq. sekaligus guru private gw” balas cakka
“guru private” tanya gabriel, rio, dan alvin
Cakka mengangguk
“dia yang ngajarin gw shalat, ngaji, dan puasa”
Ketiga sahabat cakka cengo. Dea sendiri santai saja
“cewe yang tadi” tanya gabriel. Cakka mengangguk
“dia itu baik lho. Hebat, dia juga orang yang paling bisa mengerti jalan pikiran gw”
“tapi cakka dia kan anak pesantren” tanya alvin
“iya, sekalipun anak pesantren, dia cantik lho, imut, dan gk tau kenapa sejak pertama ketemu ama dia, gw tuh selalu teringat dia. Suaranya, sifatnya, wajahnya, itu selalu terbayang dihadapan gw. Jadi gw putuskan untuk belajar shalat biar bisa dekat sama dia. Sekaligus dapat mobil baru” cerita cakka sambil tersenyum
“cakka suka sama cewe itu” batin dea
“terus mobil lo mana”
“tuh di garasi. F-86 warna hitam. Keren deh”
“jadi lo udah gk mau lagi nih. Gabung ama kita di diskotik”
Cakka mengangguk. Lalu menepuk satu persatu bahu ketiga sahabatnya
“sorry bro. tapi menurut gw ini jalan yang terbaik untuk gw. Tapi kita masih bisa sahabatan koq. cuman ketemuannya jangan di diskotik. Tempat lain kan bisa kayak rumah rio”
“ok deh kalau itu mau lo. Kita gk maksa koq, kalau gitu kita pamit dulu” kata rio beranjak
“bye…” balas cakka. keempat sahabatnya keluar dari kamar cakka. sedangkan cakka ke kamar shilla membukakan pintu untuk oik
“eh kka, boleh kenalan gk” tanya alvin
“boleh. Dan lihat keanehan dia” kata cakka. membuka pintu. Didalam oik masih tertidur nyenyak
“dia masih tidur, kapan-kapan deh Gw bawa ke rumahnya rio” kata cakka. alvin tersenyum sedih
“yah” ucap alvin lesuh. Cakka tertawa lalu mengacak rambut alvin
“lo suka sama dia?” tanya cakka
“cuman mau ngajakin kenalan” balas alvin
“yaudah gw balik yah kka. Jangan macam-macam lo sama tuh cewe” pamit alvin
“gk akan macam-macam gw. Paling cuman satu macam. Udah sono pergi. gangguin aja”
“yee songong lo” balas alvin lalu menghampiri gabriel, rio, dan dea yang sudah ada dipintu rumah cakka. cakka geleng kepala melihat tingkah alvin. Lalu masuk ke kamar shilla. Duduk di pinggir ranjang. dan menatap oik yang sedang tertidur
“sekalipun lagi tidur mukanya gk berubah. Tetap aja imut” gumam cakka. cakka melepas jilbab oik, menurutnya kalau lagi tidur gk nyaman pake jilbab. Cakka meletakkan jilbab oik di meja disamping ranjang shilla
“ternyata kamu lebih cantik lagi kalau gk pake jilbab. Rambutmu cantik” komentar cakka
Cakka mendekatkan wajahnya ke wajah oik. niatnya mau mengecup kening oik, tapi wajahnya terhenti. Ia merasa tidak enak. Mungkin karna oik bukan gadis seperti angel. Ia pun mengangkat wajahnya
“pasti semalam kamu gk nyaman tidurnya” kata cakka lalu berdiri. dan berjalan keluar
****
Oik bangun, mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan
“aku dimana? Asrama kan gk gini. Terus yang buka jilbabku siapa” batinnya sambil memegangi rambutnya. Lalu seseorang membuka pintu kamar
“udah bangun?” tanya cakka. oik mengangguk. Cakka duduk disampingnya agak jauhan dikit
“aku dimana?” tanya oik. cakka tersenyum
“jangan bilang gara-gara ketiduran di bangku kamu jadi lupa ingatan” kata cakka. oik memukulnya dengan guling yang dipegang oik
“cakka” geram oik
“yah habisnya kamu sih pake nanya ini dimana. Ini dikamar lah ik. Masa dia air”
Sekali lagi oik memukul cakka dengan guling
“aw. Ik sakit”
“aku heran tau ini kamar siapa. Ini bukan kamar kamu kan?” tanya oik
“emang kalau kamar aku kenapa?” tanya cakka balik
“gk mau ah tidur di ranjang kamu, pasti bantalnya banyak sisa ilernya kamu” balas oik
“och gitu yah” kata cakka lalu mengelitiki oik
“hahaha cakka gitu deh. Kalau kesel pasti main kelitikan. Aku kan paling gk kuat dikelitikin” kata oik
“tapi enak tau kelitikin kamu. jadi lebih sering dengar kamu ketawa”
“hahaha cakka geli tau”
Oik sudah menendang-nendang cakka agar cakka mau berhenti tapi cakka selalu menghindar. dan oik belum aman
“cakka kalau aku kelamaan ketawa keterusan nangis lho”
“masa’ sih. Mau buktiin ah, siapa tau aja. Muka kamu lucu pas lagi nangis”
“cakka.. huahh!” oik menangis pura-pura. Cakka berhenti lalu menoyor kepala oik
“itu cuman pura-pura oik”
Oik bangun merapikan rambutnya
“habisnya kamu gk mau berhenti. Lihat nih air mata ku udah keluar”
“iya deh maaf. Ini kamar kak shilla koq”
“oh iya terus yang bawa aku ke kamar kak shilla siapa perasaan tadi aku di pinggir kolam”
“akulah. Mustahil kan kamu terbang. Aku gk tega lihat kamu tiduran di bangku. Yaudah aku angkat aja kekamar. Gpp kan?”
“gpp koq”
“lagian kamu juga sih ditinggal bentar aja udah ketiduran di bangku. Kenapa? Semalam gk tidur yah”
“bukannya gk tidur. Tapi tidurnya gk nyenyak”
“kenapa? Kangen sama aku”
Oik menatap sinis cakka lalu menjitak kepalanya
“aw.. ih iya deh aku salah”
“PD kamu. Semalam itu aku kepikiran ibu terus. Aku kangen sama ibu”
Oik menunduk sedih
“terus kenapa kamu gk kembali ke kampung kamu. Untuk ketemu sama ibu kamu”
“maunya sih gitu. Tapi tanggung ah, bentar lagi kan mother’s day, Dan setiap mother’s day pesantren darul adiyah ngasih libur selama dua hari untuk kembali ke rumah”
“tapi kan mother’s day masih 3 minggu ik”
“yah kalau aku balik sekarang, dua minggu yang akan datang, aku gk akan balik lagi”
“koq gitu. Kan bisa izin”
“boros cakka. mending nunggu sampe tgl 22. Kan harus hemat”
Cakka terdiam. Dia merasa bersalah sudah membahas itu
“hm.. maaf ik” mohon cakka. oik menghapus air matanya
“gpp koq” balas oik lalu beranjak keluar dari kamar shilla cakka mengikutinya dari belakang
“kka. Udah sore yah?” tanya oik
“iya. Kamu mau balik”
“iya”
“yaudah kamu tunggu diluar aku ambil kunci mobil dulu”
Oik mengangguk lalu turun ke lantai satu. Sedangkan cakka masuk ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil. Setelah itu ia mengantar oik kembali ke pesantren
“makasih” kata oik. Saat sampai didepan gerbang pesantren darul adiyah
“sama-sama. Oh iya ik, besok mau main lagi kan ke rumah?” tanya cakka
“besok kan kamu gk mau puasa. Mending kamu aja yang kesini”
Cakka berpikir
“iya deh.”
“kamu hati-hati yah. Jangan ngebut” pesan oik
“iya” balas cakka. oik membuka pintu mobil cakka lalu keluar
“oik gimana sih caranya biar gk kepikiran kamu terus” batin cakka lalu pergi
****
Sudah 2 minggu ini cakka dan oik bersama. Cakka sering bertanya tentang oik mengenai agama islam lebih jauh lagi. dan cakka salut pada oik baru usia 18 tahun ia sudah banyak mengerti tentang agama islam. dan hari ini sesuai janji cakka pada alvin ia akan membawa oik ke rumah rio
“kka. Sahabatmu kan suka mabuk”
“terus”
“yah aku takut”
“tenang kan ada aku”
“yee emang kamu siapanya aku”
“sahabatnya kamu kan”
“tapi mereka kan juga sahabat kamu”
“kamu percaya kan sama aku”
Oik mengangguk. Mobil cakka berhenti di depan sebuah rumah mewah. Oik terngangah
“gk usah selebay gitu. Rumahku masih besar dari rumah ini” kata cakka, melepas sabuk pengamannya
“kalian orang kaya yah”
“di dunia aja ik. Belum tentu di akhirat”
Oik tersenyum
“kamu udah sadar kka”
“iya donk semua kan karna kamu”
“ah biasa aja. Kalau kamu gk niat, pasti sulit berubahnya”
Oik juga melepas sabuk pengamannya. Cakka membuka pintu, oik juga. Mereka lalu keluar dari dalam mobil
“yuk masuk” kata cakka mempersilahkan. Oik mengangguk, mengikuti cakka. mereka menaiki tangga lalu pintu rumah rio
Cakka membunyikan bel. Lalu keluarlah dea
“siang dea” sapa cakka. sedangkan oik terdiam tidak memberi salam. Cakka sudah bilang padanya kalau sahabatnya bukanlah seorang muslim
“siang kka. Hm,,, siapa tuh?” tanya dea sambil melirik oik. Oik mengulurkan tangannya
“aku oik”
“gw dea” dea membalas uluran tangan oik.
“ama cewe disalamin, ama cowo koq gk” batin cakka
Dea Dan oik melepas tangan mereka
“ayo masuk” kata dea mempersilahkan. Cakka dan oik pun masuk
“ini rumah kamu” tanya oik pada dea
“bukan ini rumah rio. pacar aku”
Oik mengangguk mengerti
“hai bro” sapa cakka pada ketiga sahabat. Setelah itu mereka tos
“hm…” alvin berdehem. Cakka duduk disampingnya
“gw ngerti maksud lo” bisik cakka.
“ik, ini alvin” cakka memperkenalkan alvin. Alvin berdiri mendekati oik lalu mengulurkan tangannya
“alvin”
Oik menunduk memberi hormat
“oik”
Alvin menarik uluran tangannya
“gabriel” kata gabriel dari tempatnya
“oik”
“rio”
“oik”
“ik duduk sini” kata dea. Oik pun duduk disamping dea
Dan alvin kembali ketempatnya
“cowo ama cewe bukan muhrim” kata cakka pada alvin. oik tersenyum
Alvin terpanah melihat senyum oik
“gila, senyumnya”
“kalian cerita-cerita aja dulu. aku mau bikin minum” pamit dea
“eh ik. Menurut lo cakka itu gimana sih?” tanya gabriel
“cakka itu, biasa aja. Gk ada keren-kerennya dianya aja yang PD” balas oik
“eh oik muna tuh” kata cakka
“ik, kamu kan anak pesantren nih, kita mau nanya boleh gk” tanya alvin
“boleh, asal jangan pertanyaan ngawur”
“iya. Eh ik apa sih bedanya islam ama agama lain” tanya alvin
“kenapa nanya gitu?”
“bokap gw pendeta ik, dia itu sayang banget sama kitab injilnya dan percaya banget kalau agama kristen tuh yang paling baik n beda dari yang lain” jawab alvin
“anak pendeta konsultasi sama anak pesantren” bisik rio pada cakka. cakka menahan tawanya
“jelaslah agama islam dengan agama yang lain itu berbeda-beda. Gk ada kali agama yang sama. Tuhannya aja pada gk sama. Iya gk. Tuhannya kamu siapa”
“tuhan gw jelaslah. Tuhan ….” Jawab alvin
“yah sedangkan tuhannya aku allah. Beda kan, kalau semua agama itu sama gk usah macam-macam namanya”
“iya juga sih. Tapi bener gk kalau kristen tuh paling baik”
“sebenarnya sih agama yang paling disempurnakan itu agama islam tapi kembali lagi tergantung dari kepercayaan masing-masing pengikut agama tersebut”
“och…”
“wah anak pesantren kayaknya cocok pacaran ama anak pendeta” celetuk rio.
PLAKK!!! Rio mendapat jitakan dari cakka
“ngomong sembarangan yah lo” kesal cakka
“suit..suit… ada yang cemburu tuh” kata gabriel
Oik hanya menahan tawanya
****
Hari mulai sore, cakka dan oik pun pamit pulang
Didalam mobil cakka
“ik”
“apa”
“mau ke pantai”
“ngapain?”
“jalan-jalan. Kamu pasti gk pernah menghirup udara segar di pantai”
Oik mengangkat kedua alisnya
“tinggal di pesantren mulu sih”
Tak lama kemudian mereka pun sampai di pantai. Oik berlari ke pinggir pantai, menunggu ombak yang berlarian ke arahnya
“huahh pantai” seru oik lebay. Cakka menghampirinya berdiri agak jauh darinya lalu menatapnya
“gk nyangka kalem gitu ternyata kamu lebay” cibir cakka. oik menatapnya sinis lalu mencipratkan air laut ke arah cakka. alhasil baju cakka basah
“ih oik. Udah pinter yah” cakka baru saja ingin mencipratkan air pada oik tapi oiknya sudah berlari
“ble… gk kena” kata oik sambil berlari. cakka mengejar oik sambil membawa air di tangannya dan melemparnya ke oik yang tentu saja mustahil oik kena. Sedangkan oik selalu berhasil menyiprat cakka (?)
Lelah berlari oik pun duduk dan kini giliran cakka untuk balas dendam
“yee oik kena” cakka menyipratkan air ke arah oik. dan membuat oik basah
“ih cakka” oik pun balas menyiprat cakka.
And then mereka pun bermain air sampai maghrib
****
Komentar
Posting Komentar
Silahkan isi kotak putih di bawah ini