Cinta Preman Kepentok Anak Pesantren (last part)

****

Sudah sebulan ini CaIk status pacaran. Tapi mereka tidak pernah ada dinner berdua, jalan berdua, nge-date, atau acara lain yang sering dilakukan oleh insan yang sedang dimabuk asmara. Tapi sekalipun seperti itu, hubungan mereka tetap romantis, karna mereka selalu bermain bersama di rumah cakka. mainnya sih sederhana aja, kalau gk ngajarin cakka ngaji. Mereka main ciprat-cipratan di kolam renang. Atau cakka dan oik masak bersama, setelah itu makan bersama dan suap-suapan. Bahkan menurut cakka, hubungannya kali ini lebih romantis daripada bersama angel dan selama sebulan berlalu, Shilla dan dayat bukan lagi santri dan santriwati di pesantren darul adiyah. Shilla mengelolah salah satu butik bundanya, sedangkan dayat, ia membantu ayah shilla di perusahaan keluarga Nuraga –pabrik baju yang beragam, contohnya batik-, sebagai seorang wakil direktur, dimana ayah shilla sebagai presdirnya. Jabatan yang tinggi bagi seorang pemula seperti dayat. Yah banyak yang iri dengan dia, apalagi banyak pegawai yang bilang kalau dayat itu tidak memiliki pengalaman sama sekali dan tidak propesional, tapi kata-kata itu hanya keluar dari mulut orang iri pada dayat. Dayat juga tinggal di rumah orang tua shilla
Siang ini. Cakka sedang asyik mendengar musik di dalam kamarnya sambil menunggu oik. tak lama kemudian bel rumah pun berbunyi. Karna kebetulan, dirumah hanya ada cakka –pembantunya minta cuti lagi- ia pun segera turun untuk membukakan pintu
“Siang beb” sapa angel setelah cakka membuka pintu.
“ngapain lo kesini” tanya cakka. angel tersenyum lalu memeluk cakka. cakka yang kaget segera melepas pelukan angel
“apa-apaan sih lo ngel” kesal cakka berusaha melepas pelukan angel. Tapi tak bisa
“cakka gitu deh. Aku tuh kangen sama kamu, aku bela-belain balik dari LA cuman buat ketemu ama kamu”
“ANGEL LEPASIN GK‼!” bentak cakka sambil mendorong angel dengan keras, membuat keseimbangan angel menghilang, untuk membuat keseimbangan kembali, angel menarik baju cakka. tapi sayang mau selamat, mereka berdua justru jatuh bersama. dan sebelum kepala angel membentur lantai, cakka menadahkan tangannya di bawah kepala angel. Lalu mereka pun terjatuh. Dengan posisi cakka diatas angel
“aw…” rintih angel yang sepertinya kesakitan di timbrung sama cakka
“kamu khawatir yah kalau kepala aku terbentur” tanya angel salah satu tangannya memainkan kalungnya
“hei jangan geer dulu. gw nolongin lo karna ini rumah gw, kalau terjadi sesuatu ama lo kan gw yang harus tanggung jawab” jelas cakka. angel hanya tersenyum
Cakka pun mencoba untuk berdiri tapi tak bisa, sesuatu menyangkut di kancing bajunya, ia pun menunduk menatap kancing bajunya Dan mendapati kalung angel tersangkut di kancing bajunya yang paling atas(ngertiin aja yah yang bagian mana)
“kayaknya kita gk bisa dipisahin deh, buktinya kalung aku aja nyatu sama kancing baju kamu”
“cuman kebetulan” komentar cakka sembari membenahi kancing bajunya
Karna terlalu sukar, cakka memutuskan untuk menarik kancing bajunya dan alhasil kancingnya pun terlepas. Juga kalungnya. Cakka mengehela napas lega dan kembali mencoba untuk berdiri
“assa…” sapaan seseorang terhenti. Cakka dan angel berbalik dengan posisi yang masih sama –cakka diatas angel-
“astagfirullah. Cakka? kamu” tanya oik yang tengah berdiri diambang pintu. Matanya berbinar bukan karna bahagia tapi karna air matanya yang berlinang dimatanya
Cakka segera berdiri. Angel juga
“eh ada tamu” kata angel sinis. Ia merangkul pinggang cakka
“ik aku bisa jelasin” kata cakka. tapi bagi oik tak perlu penjelasan, cukup dengan melihat posisi cakka tadi, juga baju cakka yang bagian dadanya terbuka, juga dengan pakaian angel yang begitu terbuka. Oik sudah mendapatkan penjelasannya
“Kamu jahat cakka‼ aku benci sama kamu” kata oik menahan air matanya yang sedikit lagi akan terjatuh. Ia segera berbalik, dan berlari keluar. Membiarkan air matanya mengalir di pipinya
Cakka berusaha mengejar oik
“ik, semuanya gk sama kayak apa yang kamu lihat” cakka berusaha menjelaskan
Oik hanya menangis terisak
“oik plis dengerin aku”
Cakka mempercepat langkahnya dan berdiri dihadapan oik
“oik, aku bisa jelasin semuanya, kamu salah paham”
Oik yang sedari tadi menunduk mendongak menatap cakka
“apa? Kamu bisa jelasin semuanya? Kalau begitu coba jelaskan, kenapa baju kamu sampe kebuka gitu? Jelaskan kenapa tadi posisi kalian kayak gitu? dan kenapa cewe tadi ngerangkul kamu”
“tadi angel jatuh dan…”
“…dan kamu ikutan jatuh”
“udahlah cakka! kamu emang jahat. Kamu bohong sama aku! Kamu udah ngelanggar janji kamu! Aku gk mau kenal sama kamu lagi! Kamu jahat sama aku‼ aku benci sama kamu” maki oik lalu berlari
“oik tunggu” tahan cakka kembali mengejar oik. tapi tangan angel menahan lengannya
“kalau dia emang sayang sama kamu. Pasti dia akan cepat luluh. Udah gk usah dikejar mah kalau cewe kayak gitu” kata angel. Cakka menatapnya sinis lalu
PLAKK!!!
Sebuah tamparan mendarat dengan mulus di pipi angel. Angel memegangi salah satu pipinya
“cakka kamu…”
“yah kenapa! Bukannya aku udah pernah bilang sama kamu kalau kita tuh udah PUTUS! Dasar cewe gk tau malu” kata cakka lalu berbalik masuk ke rumahnya
Angel terdiam di tempatnya. Menunduk dengan tetesan air matanya
“suatu saat nanti kamu akan menyesal” teriak angel lalu berjalan ke arah mobilnya dan pulang
Didalam kamar cakka
“huft… aku harus ganti baju dan segera menyusul oik ke pesantren” lirihnya lalu berganti pakaian. Setelah itu ia menghubungi shilla
“halo, assalamu alaikum” sapa shilla dari sebrang sana
“walaikum salam, kak!”
“ya ada apa”
“aku ama oik ada masalah nih”
“masalah apa lagi”
“oik salah paham, tadi angel ke rumah Dan sesuatu yang buruk terjadi sama aku, lalu oik datang”
“so’”
“yah aku mau kakak balik sekarang, jagain rumah. Ntar rumah diangkut sama orang gimana”
“ngawur kamu! Yaudah ntar kakak pulang, kamu selesain aja dulu masalah kamu”
“sip kak. assalam”
“walaikum musalam”
Cakka segera berlari ke lantai satu, menutup pintu rumahnya dan mengambil mobil F-86-nya dan melaju ke pesantren darul adiyah

****

Tanpa membuka jilbabnya oik segera menjatuhkan dirinya ke ranjangan, tidur tengkurap menenggelamkan wajahnya pada bantal dan menangis sejadi-jadinya #ngerti gk sih? Pokoknya yang sering nonton sinetron pasti taulah gimana posisinya oik.
Sivia yang bingung mendekati oik
“ik kamu kenapa? Ada masalah sama cakka?” tanya sivia. Oik hanya mengangguk dalam isaknya
“emangnya cakka ngapain kamu sih” tanya sivia lagi
“c..cakka hikz..hikzz..” oik berusaha menjelaskan tapi ia tak bisa menahan isak tangisnya
Sivia mengelus punggung oik
“yaudah kamu istirahat aja dulu. tenangin diri kamu, kalau kamu udah tenang cerita sama aku yah” kata sivia. Oik hanya mengangguk

****

Di depan gerbang pesantren darul adiyah. Cakka segera menelpon sivia. dan menyuruhnya untuk keluar
“assalamu alaikum” sapa sivia
“walaikum salam” balas cakka
“ada apa?” tanya sivia
“oik ada didalam kan”
“iya”
“bisa gk kasih tau ama dia kalau aku lagi nyariin dia”
“bukannya gk mau yah kka. Tapi oiknya lagi sedih, dia nangis dikamar. Memangnya kalian ada masalah apa sih?”
“salah paham”
“bisa share sama aku?” tanya sivia. cakka mengangguk lalu menceritakan semuanya
“jadi kamu bisa kan bantuin aku?” tanya cakka setelah selesai bercerita
“iya, besok kamu kesini aja lagi. Ntar malam aku bicara sama oik”
Cakka mengangguk
“makasih yah via”
“yah sama-sama”
“yaudah aku balik dulu. assalamu alaikum” pamit cakka
“walaikum salam” balas sivia. cakka segera masuk ke mobilnya, dan melaju ke rumahnya
Setelah cakka dan mobilnya menghilang dari pandangan sivia, sivia pun kembali ke dalam pesantren

****

Malam harinya dirumah kedua orang tua shilla. mereka makan malam tanpa cakka, karna cakka masih berusaha menghubungi sivia, dan meminta untuk bicara dengan oik, tapi oik terus menolaknya
“om, tante, shil. Malam ini aku harus pulang ke malang!” pamit dayat setelah mereka makan malam
“lho kenapa? Kamu gk suka tinggal disini?” tanya ibunda shilla to the point
“bukannya gitu tante, tapi tadi ibu telpon, dia bilang ada masalah di rumah, jadi aku dan oik harus kembali” balas dayat
“apa bapak kamu sakit?”
“gk koq om, mungkin ada masalah keluarga” balas dayat
“och kalau gitu kamu hati-hati yah”
“iya om, tante”
“mau aku temenin jemput oik?” tawar shilla. dayat menggeleng
“gk usah shil” balas dayat
“aku pergi dulu om, tante. Assalamu alaikum wr.wb” pamit dayat
“walaikum salam” balas shilla n kedua orang tuanya, dayat pun berjalan keluar

****

Keesokan harinya, cakka tidak jadi pergi ke pesantren darul adiyah. Karna ia sudah tau bahwa oik pergi ke malang. Sebenarnya ia ingin menyusul oik, tapi ia tak tahu dimana rumah oik. dan jika bertanya pada shilla. ia tak ingin menganggu kakaknya yang sangat sibuk dengan pekerjaan barunya itu. Jadinya cakka hanya menunggu sampai oik kembali dari malang

****

“aku gk mau bu” balas oik, masuk ke kamarnya, membanting pintunya lalu menguncinya
“oik, demi ibu nak” mohon ibu oik
“gk bu, aku gk mau. Ibu tau sendiri aku gk suka sama laki-laki yang non muslim”
“tapi, apa kamu gk mau nolongin ibu?”
“aku mau nolongin ibu, tapi gk gini caranya bu”
Dayat mengelus bahu ibunya
“bu, udah. Pasti ada jalan keluar yang lain. Mungkin oik mau nenangin dirinya dulu” kata dayat
“semua salah bapak day” sesal bapak dayat
“gk ada yang perlu disalahin koq pak”
“day, besok pagi, anaknya rentenir itu akan datang menjemput oik”
“ntar malam, ibu sama bapak shalat tahajud, minta yang terbaik sama allah”
Setelah itu dayat berlalu, keluar dari rumahnya mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang

****

“cakka” panggil shilla sembari menuruni anak tangga
“cakka” ulang shilla
“iya ada apa sih kak” tanya cakka dari kolam renang
“oik..”
“oik kenapa kak?” tanya cakka
“oik ada masalah, kita harus ke malang sekarang juga. Kamu ganti pakaian, kakak mau bicara sama ayah dan bunda” jelas shilla lalu berlari ke ruang keluarga
“ke malang? Sekarang? Memangnya masalah apa yang didapat oik” tanya cakka pada dirinya sendiri
“pasti penting” lanjutnya lalu naik ke kamarnya

****

Sudah dari 30 menit yang lalu obiet mengetuk pintu kamar oik, tapi tak ada jawaban dari dalam
“oik, buka pintunya. Kalau gk, aku dobrak” ancam obiet
“hikz..hikzz.. tuhan aku mohon kirim cakka kesini” batin oik sesekali ia tersedu.
Matanya sudah sembab, semalaman ia menangis
BRAKK!!!!!
Pintu pun terbuka, tentu saja pintunya rusak.
Oik tetap pada posisinya, tidur tengkurap diranjang sambil menangis. Obiet menghampirinya dan menariknya untuk bangun
“lepasin biet” pinta oik
“kamu harus ikut aku ik” kata obiet, mencengkram tangan oik dengan keras
“gk, aku gk mau” oik terus meronta
Tak ada yang bisa membantu oik, orang tuanya dan dayat sudah ada di gereja –tempat obiet akan mengikrarkan janjinya pada oik-
“kamu harus mau, ini udah perjanjian”
“aku gk mau nikah karna perjanjian. Aku gk sayang sama kamu biet”
Obiet menghiraukannya, dan memaksa oik masuk ke mobil, dan membawanya ke salon untuk didandani

****

Didalam mobil shilla
“kak bisa cepet dikit gk sih” tanya cakka yang sudah tidak sabar
“sabar, ini udah yang paling cepet” balas shilla.
“cakka kan udah bilang tadi pake mobil cakka aja, kan lebih cepat”
“udah jangan bawel”
cakka menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi
“huh lama kak”
“kamu yang sabar, coba telpon dayat, acaranya udah mulai atau belum”
“iya” balas cakka pasrah lalu mengeluarkan ponselnya dan menelpon dayat
“walaikum musalam kak” balas cakka ketika terdengar sapaan dayat dari sebrang
“kak, obiet ama oik udah ada di gereja?” tanya cakka
“aku, masih di jalan nih kak. kayaknya masih lama, soalnya kak shilla nyetirnya lelet”
PLAKK!!!! Cakka mendapat jitakan dari kakaknya
“iya maaf” mohon cakka pada shilla sambil bergedik pada shilla
“oh yaudah yah kak. assalamu alaikum”
Cakka meletakkan ponselnya di dasbor depan
“apa kata dayat” tanya shilla
“mereka belum datang. Mungkin obiet masih ngebujuk oik”
“och” shilla hanya manggut-manggut dan tetap fokus pada jalan di depannya

****

Mobil obiet berhenti didepan sebuah gereja. Obiet menatap gadis di sebelahnya yang berlinangan air mata, obiet mengulurkan tissue padanya
“kita udah sampai, kamu gk usah tegang didalam cuman ada orang tua aku, sama orang tua kamu, aku sengaja gk undang tamu. Tapi sekalipun gitu aku gk mau kamu nangis, udahan nangisnya dan hapus sisa air mata kamu” kata obiet
“huhuhu” oik hanya sesenggukan sembari mengambil tissue dari tangan obiet
Obiet turun dari mobil, lalu membukakan pintu untuk oik. sedangkan oik terdiam di tempatnya tanpa melepas sabuk pengamannya
“ayo turun” perintah obiet. Melepas sabuk pengaman oik
“atau mau aku gendong?” lanjut obiet
“aku gk mau nikah sama kamu biet” gumam oik. obiet menatapnya
“dan aku juga gk mau dengar kata-kata itu lagi keluar dari mulut kamu”
Obiet menarik tangan oik keluar dari mobil
“obiet lepasin” oik meronta
“gk”
“lepasin biet” mohon obiet
Tapi obiet menghiraukan oik, dan terus menarik oik masuk ke dalam gereja. Oik pun terus meronta sambil mengangkat gaunnya yang begitu panjang
“obiet aku gk mau” bentak oik sekuat tenaganya. Obiet berhenti, ia memegang kedua lengan oik, lebih tepatnya mencengkram. Membuat oik semakin tak berdaya
“aw.. obiet” rintih oik
“angkat kepala kamu!” perintah obiet. Oik semakin menunduk
“oik!!!!” bentak obiet. Akhirnya oik pun mengalah, perlahan ia mengangkat wajahnya, menatap wajah oik
Obiet menatap mata oik, dalam banget
“aku sayang sama kamu ik, dan kamu harus sayang sama aku. Gk perduli agama kita beda atau gk, gimana pun caranya kamu harus nikah sama aku”
“obiet, kita cuman nikah kontrak, aku dengar ayah kamu bilang, kalau hutang orang tua aku udah lunas, kita bakal dipisahin, orang tua kamu kayak anggap aku barang dagangan yang bisa di gadein. Aku gk mau obiet” balas oik, kembali meneteskan air.
Obiet menghapus air mata oik
“orang tua kamu gk akan pernah bisa lunasin hutang itu. Mereka dapat uang darimana?”
“ok kalau itu mau kamu, tapi aku mohon. Kamu harus jadi mualaf, kamu harus muslim seperti aku”
“gk ik, kalau aku mualaf, ayah aku akan marah, dan kamu tau apa akibatnya, aku bukan lagi anaknya”
“obiet, please!”
“maaf ik. Tapi aku gk bisa” kata obiet. Mengandeng tangan oik lalu masuk ke dalam gereja
Oik hanya bisa pasrah, dengan keadaan ini. Didalam hati, oik terus mengucapkan dua kalimat syahadat dan selalu beristighfar
Pintu gereja terbuka, semua yang ada didalamnya berbalik, di sisi kanan ada orang tua oik dan dayat. Di sisi kiri ada orang tua obiet
Oik terlihat cantik hari itu dengan gaunnya yang berwarna putih, juga jilbab yang menutupi sebagian auratnya
Obiet sendiri terlihat tampan dengan jas hitamnya
Tapi sayang di bibir oik tak pernah tersungging senyum kebahagiaan, hanya sungai kecil yang mengalir di pipinya, merusak segala make up nya
Mereka terus berjalan, naik ke panggung. dan menghampiri sang pendeta yang sudah siap
“kalian sudah siap?” tanya sang pendeta
“BELUM!!!!” teriak seseorang sambil berlari ke arah panggung. semua menatapnya
“cakka” oik tersenyum bahagia, melihat seseorang  yang sedari tadi di tunggunya. Akhirnya datang menolongnya
“shilla” batin dayat, melihat shilla menghampirinya
“belum dan gk akan pernah siap” kata cakka pada pendeta
“cakka?” tanya obiet sambil menunjuk cakka, cakka berbalik menatap obiet
“yah ini gw! Kenapa? Kaget lo? Gw gk nyangka, lo narik kata-kata lo sendiri! Bukannya lo pernah bilang lo gk akan pernah mau nikah ama anak pesantren”
“terserah gw dong! dan lo sendiri ngapain kesini, ngerusak pernikahan orang lain”
“orang lain? Cewe ini cewe gw biet! Lo yang ngerusak hubungan orang!”
Selagi cakka sedang beradu mulut dengan obiet, oik pun berlari ke arah dayat.
“kakak” lirih oik lalu memeluk dayat, dayat balas memeluk oik
“udah, jangan nangis lagi” dayat berusaha menenangkan adiknya
“sekarang oik jadi milik gw, lo gk tau kan, kalau orang tua oik tuh gk bisa lunasin hutangnya dan oik sebagai penggantinya”
“brengsek lo biet, lo jadiin oik taruhannya”
“yah, emangnya kenapa? Masalah sama lo!”
“jelas! dan mulai sekarang, lo udah gk ada urusan lagi sama oik”
“maksud lo?”
“lo lihat ini” kata cakka turun dari panggung dan menghampiri orang tua obiet
“berapa hutang mereka?” tanya cakka
Ayah obiet tersenyum jail
“12 juta” balas ayah obiet. Cakka mengeluarkan sebuah cek dari kantongnya
“hei bukannya cuman 10” teriak bapak oik
“udah om gpp koq” kata shilla
“ini!” kata cakka sambil menyerahkan cek itu. Dengan senyum yang mengembang ayah obiet menerima cek itu
“bagus!” komentarnya
“jadi, kalian udah gk ada lagi urusan sama keluarga oik. kalau sampai aku dengar kalau kalian gangguin keluarga oik. kalian harus bayar. 10 kali lipat dari itu” ancam cakka
“baiklah”
“ayah! Ayah ini apa-apaan sih. Ayah kayak ngejual obiet tau” kesal bunda obiet. Obiet hanya terdiam disamping bundanya. Sedangkan cakka dia menghampir oik
“shil, gimana aku harus bayar uang kamu itu” kata dayat
“kamu bisa bayar itu sebagai uang lamaran kamu” balas shilla. dayat tertegun
“shil!”
“kita ke rumah yah om. Bisa kan?” tanya shilla
“yaudah kita balik sekarang” balas ibu oik.
Mereka pun berjalan keluar dari gereja

****

Sesampai di rumah oik. cakka terdiam di tempatnya, menatap rumah didepannya.
Di depan rumah itu ada sebuah warung, dan bagian depan rumah itu sudah sangat tua, jika dilihat diterpa angin kecil saja, rumah itu akan rata dengan tanahnya
Mereka pun masuk ke dalam rumah. Oik masuk ke kamar untuk ganti pakaian, dan dayat kedapur sedangkan yang lain di ruang tamu
“ini rumah tante, cakka. maaf rumahnya sederhana saja” kata ibu oik. cakka hanya tersenyum
Cakka menerawang seluruh isi rumah oik. rumah yang kecil. Hanya ada dua kamar, ruang tamu. dan dapur yang juga sebagai tempat makan
Shilla duduk di kursi sedangkan cakka berdiri, ia ingin duduk tapi khawatir melihat kursi yang sudah tua itu yang sepertinya sudah rapuh, terlebih lagi, cakka adalah orang yang gengsian
“kenapa gk duduk?” tanya bapak cakka. cakka hanya menggeleng
“cakka emang lebih seneng berdiri tante” kata shilla
Lalu dayat keluar membawa nampan, berisikan 4 cangkir air teh. Lalu meletakkannya di meja
“maaf yah. Gk ada orange jus disini” kata dayat
“iya gpp” balas shilla
Oik juga keluar dari kamarnya
“pak, bu. Aku mau kedepan yah” pamit oik lalu keluar, yah dia hanya duduk didepan warung ibunya
“yaudah cakka, kamu juga diluar aja” usir shilla
“iya” balas cakka lalu keluar. Setelah cakka keluar. Dayat dan shilla pun bicara serius dengan orang tua dayat
Diluar rumah, cakka duduk didekat oik. oik menoleh lalu tersenyum, dan kembali menatap lurus kedepan
“makasih” kata oik. cakka menoleh ke arahnya
“apa?” tanya cakka
“makasih udah bayarin hutang orang tua aku dan nolongin aku dari permainannya obiet. Aku gk tau gimana harus ngebalas kebaikan kamu”
“och. Sama-sama ik. Kamu gk usah kali ngebalas semua itu. Kan yang lebih dulu berbuat kebaikan itu kamu. Kamu udah ngajarin banyak hal ke aku. Harusnya aku yang berterima kasih sama kamu, bukan kamu”
Oik menunduk
“hm.. ik” panggil cakka
“iya, ada apa?”
“kamu mau kan, maafin aku!”
“masalah apa?”
“soal waktu itu, waktu angel datang kerumah dan kamu salah paham..”
“iya gpp koq. lagian aku tau diri koq, angel lebih cantik dari aku”
“hei, oik jangan bilang gitu. beneran waktu itu kamu cuman salah paham, semuanya gk sesuai dengan apa yang kamu lihat. Lagian aku gk lihat kamu karna kamu cantik, tapi karna kamu berbeda, kamu baik, dan solehah”
Oik mengangkat wajahnya menatap cakka
“kamu gk usah jelasin, aku udah dengar semuanya dari sivia. dan aku yakin kamu gk bohong. Lagian aku terlalu berburuk sangka sama kamu”
“makasih oik” cakka tersenyum. Oik membalas senyum cakka
“jadi ‘kita’”
“yah tetap”
“ah oik mah gitu. suka ngegantung kalimatnya”
“kita gk putus”
“beneran ik?” tanya cakka. oik mengangguk
“kamu bertanya lagi, aku bakal berubah pikiran”
Cakka mencubit kedua pipi oik
“ih, makasih oik”
“aw… cakka sakit tau”
PLAKK!
Oik menjitak kepala cakka lalu berlari ke pelataran sawah disamping rumahnya, cakka pun mengejarnya
“eh oik jangan lari yah”
Akhirnya mereka pun kejar-kejaran di pinggiran sawah

****

Dan semua berakhir bahagia, 1 bulan kemudian, dayat dan shilla pun resmi menjadi pasangan suami istri. dan hubungan cakka dengan oik juga semakin langgeng.  Mereka bahagia semua bukan karna harta tapi karna kasih sayang juga kepercayaan dan juga doa yang selalu mengiringi mereka. Jalan hidup bisa saja berubah jika sifat juga diubah, kapan kita percaya dan rajin mengerjakan segala perintahnya, dia pasti akan mengubah jalam suram kita menjadi lebih terang
Dan memang islam tidak melarang seseorang jatuh cinta, hanya saja ada batasnya jika orang pacaran. Tak boleh berlebihan karna pacaran dengan cara gk tebar kemesraan itu justru lebih baik dan terlihat sopan

_The End_

makasih yah yang udah setia mau baca cerbung aku
makasih yang selama ini udah like cerbung aku
maaf kalau cerbung aku gaje.
maaf juga kalau ada salah-salah kata dalam cerbung aku, maaf kalau cerbung aku ada adegan tidak senonoh didalam cerbung aku...
keep coment.... :)

Komentar

  1. Keren bgt cerbungnya :) aku suka sama cerbung yang kamu buat ;) ntr bikin lagi yah yang seru :D

    BalasHapus
  2. Keren banget cerbung yang kamu buat :) keren aku suka ;) nanti buat lagi ya cerbung yang keren :D

    BalasHapus
  3. kalau mau baca cerbungku yang lain, add facebook aku aja

    BalasHapus
  4. subhanalloh, bikin lgi ya novel nya

    BalasHapus
  5. Terima kasih telah berkunjung :)
    Aku udah jarang buka blog, silahkan baca cerbungku di FB : Mawar Fatmah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan isi kotak putih di bawah ini

Postingan populer dari blog ini

Cinta Preman Kepentok Anak Pesantren (Cast & Sinopsis)

Utuh (cerpen)

Pengorbanan (Cerpen)